Apa ada cinta dan juga kasih sayang ?
Atau hanya gempita, nafsu yang bergejolak ?(Mahadewi,Fake Chilli)
...
Masa remaja adalah masa dimana adanya dorongan kuat untuk merealisasikan rasa penasaran yang tinggi. Entah itu dalam hal positif, maupun hal negatif. Dan dari sekian banyaknya remaja di dunia, Saara adalah salah satunya. Perhatiannya tertuju pada seorang kakak kelas yang kini menjadi poros hidupnya, yaitu Hinata. Saara memang sangat antusias sekaligus begitu ingin tahu, bagaimana kehidupan senpai-nya.
Saara yang sempat ketahuan mengikuti Hinata ke bar, pada akhirnya turut bergabung. Saat memasuki bar itu, bola matanya otomatis bergerak-gerak, memindai ke setiap sudut ruangan. Tempat itu tidak buruk untuk dijadikan tempat berkumpulnya para orang dewasa. Mengingat interiornya yang minimalis dengan adanya pepohonan di setiap sudut sebagai penghias ruangan. Membuat tempat itu terasa nyaman seperti di rumah sendiri. Jauh dari yang ia bayangkan. Saara berpikir, yang namanya 'bar' itu tempat yang pengap dan minim pencahayaan. Yang membedakan bar yang ada di dalam kepala Saara dan yang terpampang di sepasang bola matanya hanya satu, yaitu sebuah meja bar panjang dengan rak-rak yang dipenuhi berbagai macam merk minuman beralkohol."Sini ... duduk sini!"ajak Hinata, sembari menepuk-nepuk kursi bulat di samping kirinya. Saara yang sempat tertegun, akhirnya tersadarkan. Lalu mengikuti ajakan Hinata untuk duduk di kursi yang dituju.
"Tumben membawa teman," Si bartender yang bernama Deidara itu menyatakan rasa penasaran. Karena yang ia tahu, selama ini Hinata tak pernah membawa teman jika ke tempat ini.
"Hm, ceritanya rumit,"jawab Hinata singkat, enggan untuk bercerita panjang lebar mengenai alasan kenapa mereka sampai dekat seperti ini.
Saara hanya diam memperhatikan secara bergantian, interaksi antara Hinata dan si pria berambut kuning panjang itu. Saara menduga bahwa mereka sudah mengenal lama dan artinya Hinata sudah menjadi pelanggan tetap di sini.
"Aku pesan seperti biasa ya, dan dia ... ,"Pandangan Hinata beralih ke Saara sekejap. Kemudian kembali kepada bartender yang masih menanti perkataan Hinata yang terpotong tadi,"Beri yang ... Non!"
Si bartender tampan itu mengangguk, mengerti apa yang dimaksud oleh Hinata.Saara dan Hinata dipersilakan untuk menanti beberapa menit. Mereka disuguhkan atraksi menarik si bartender ketika meracik minuman pesanan mereka berdua. Setelah beberapa menit menunggu, akhirnya dua gelas minuman yang disajikan di depan kedua matanya, membuat Saara berbinar. Minuman berwarna biru seperti lautan itu, dipadupadankan dengan warna oranye seperti matahari terbenam, membuat suasana serasa di pantai. Dengan antusias, Saara menyesap minuman dan seketika matanya melebar karena senang. Rasa menyegarkan, asam, manis serta dingin menjadi satu. Campuran aneka rasa yang mampir di kerongkongannya, mampu mengikis lelah akibat bepergian kesana kemari.
"Mmh ... enak,"ucap Saara semangat. Lantas setelahnya, Saara melirik pada Hinata. Dilihatnya Hinata hanya menyesap minumannya sedikit demi sedikit. Padahal, jika dilihat dari sisi manapun, minuman yang tersaji untuk Hinata itu terlihat lebih menggiurkan. Walaupun memiliki satu warna cokelat kemerahan, tapi dengan adanya irisan lemon dan kotakan es batu di dalamnya, membuat minuman itu terlihat begitu menyegarkan.
"Kenapa senpai hanya meminumnya sedikit? Kalau tidak suka, senpai bisa menukarnya denganku,"kata Saara polos, menawarkan diri secara tulus.
Hinata berdeham canggung dan melirik Saara sekilas."Tidak. Aku hanya lebih suka menikmatinya sedikit-sedikit. Kamu tidak perlu khawatir. Nikmatilah minumanmu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Chilli (End)✅
Hayran KurguIa dituntut untuk dewasa sebelum waktunya. Menepi dari kenyataan hidup yang getir dengan bolak balik masuk klab malam. Cabe-cabean? Bukan ! Dia hanya mengharap cinta dan kasih sayang, bukan nafsu semata - Hinata Hyuuga Executive tampan yang cool sep...