Extra Chapter

370 49 22
                                    

Kamulah ratu di dalam hatiku..
Kucinta kamu sampai mati..
Takkan pernah ada ...
Wanita yang bisa ....
Menggantikan kamu di hatiku ..
Menjadi ratu di hatiku..

(TRIAD - Ratu di hatiku)

.
.
.

.

....

Setelah absen lebih dari lima hari, akhirnya Hinata memutuskan untuk kembali bersekolah. Karena, mengingat Ujian Akhir Nasional akan diadakan dalam waktu dekat. Suasana hatinya juga lebih tenang setelah mendapat kekuatan dari Mama Hikari. Hubungan yang sempat renggang akibat kurangnya keterbukaan, kini membaik setelah segala kesalahpahaman antara keduanya terselesaikan. Hinata bisa lebih bergantung pada ibunya, begitu pula sebaliknya. Kandasnya hubungan percintaan antara ia dan Naruto menjadi jalan untuk memperbaiki hubungannya dengan orang yang telah melahirkan dan membesarkannya itu.

Tatapan para siswa tak kunjung lepas dari sosok berjalan santai di sepanjang koridor kelas ini. Terkait dengan perubahan Hinata yang begitu drastis. Aura di wajahnya jauh berbeda dari sebelumnya. Lebih hangat, dengan penampilan yang fresh khas anak remaja. Tak ada lagi rambut panjang menjuntai, wajah kusut disertai dark circle. Yang ada hanyalah potongan rambut bob sebahu dengan poni rata penutup dahi, yang justru membuat wajah bulatnya semakin menggemaskan. Kejadian demi kejadian yang menimpa hatinya merupakan titik balik dalam hidupnya. Ia merasa lebih baik terlepas dari jerat pesona Naruto, yang sebetulnya masih sulit untuk dia lupakan.

Tak jauh berbeda dengan kesan dari para sahabatnya yaitu Kiba dan Shino. Mereka tercengang dengan penampilan baru Hinata. Mereka berdua sebetulnya merasa lega secara bersamaan, ketika melihat keadaan gadis itu. Tampak lebih baik dari terakhir mereka melihatnya.

“Jadi, sepulang sekolah kita mau ke mana?” Kiba membuka obrolan, ingin merayakan kembalinya Hinata ke sekolah.

Shino memutar bola mata, malas mendengar pertanyaan Kiba.

“Jam pagi saja belum berbunyi,"sahut Shino, kacamata miliknya ia tekan dengan telunjuk hingga menempel ke pangkal hidung.

Kiba menoleh ke arah Shino yang menyalak di depannya."Ck, memang apa salahnya? Aku hanya terlalu antusias untuk menyambut kembali kedatangan Hinata. Memangnya kau tidak merasa senang?”sembur Kiba setengah kesal, kemudian mendengus.

“Tentu saja aku senang, tapi ....”

“Ssstthh ... kalian seperti anak kecil.” Sontak Kiba dan Shino terdiam melihat Hinata yang hadir di tengah-tengah mereka, seraya memasang wajah pura-pura cemberut.

Di detik berikutnya Hinata menepuk punggung Kiba dan Shino disertai gelak tawa. “Ayo, kita pergi ke kedai okonomiyaki! Aku yang traktir,"ajak Hinata bernada ceria.

Kepala Shino dan Kiba mengangguk serentak. Hinata ikut tersenyum senang, saat melihat reaksi bahagia yang terlihat dari kedua sahabatnya itu. Ya inilah yang seharusnya ia lakukan, selayaknya murid SMA kebanyakan. Tak ada cinta terhadap lawan jenis, lebih-lebih terpaut jauh dari segi usia. Tak ada pula patah hati akibat ditinggalkan. Cukup yang kemarin ia jadikan sebagai pelajaran hidup, karena memang itulah yang terbaik untuknya saat ini.

Hari-hari Hinata lebih bermakna. Ia hanya fokus menghabiskan waktu di sekolah, tempat les dan apartemennya. Sepulang les, ia hanya menyempatkan untuk istirahat sebentar, makan malam lalu tidur. Begitulah yang ia lakukan hingga berbulan-bulan lamanya menjelang Ujian Sekolah. Ia juga kerap kali menghabiskan waktu bersama Mamanya tiap akhir Minggu dengan melakukan aktifitas menyenangkan. Seperti memasak, belajar keterampilan menyulam, belajar teknik dasar mendesain, joging, berbelanja serta menceritakan beberapa hal yang memang patut diceritakan oleh Mamanya. Ya, Hinata sudah berada pada jalur yang benar ketika ia kembali ke dalam dekapan Hikari.

Fake Chilli (End)✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang