Part 1

5.2K 878 71
                                    


              "Maafkan aku, Tar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Maafkan aku, Tar. Aku nggak bisa melanjutkannya lagi sama kamu."

"Kenapa ... Mas?"

"Semuanya udah beda, Tari." Laki-laki itu menggeleng, menundukkan kepalanya dalam. "Aku nggak bisa lagi."

"Apanya yang beda, Mas?"

"Perasaan aku. Perasaan aku ke kamu udah beda, Tari." Dia menaikkan lagi kepalanya, memandang gadis yang sudah bersamanya selama 9 tahun itu. "Aku udah nggak merasakan percikan-percikan itu lagi sama kamu."

Mentari—si gadis itu membuang pandangannya. Kepalanya sudah berkecamuk dan hatinya terasa begitu perih.

"Aku udah nggak cinta sama kamu, Tari. Aku udah coba tapi aku tetap nggak bisa."

Mentari tahu, di sana, air matanya sudah menggenang di pelupuk. Wajah frustrasi Rezky—kekasihnya—tampak begitu jelas.

"Kita udah sama-sama selama 9 tahun, Mas. Empat tahun lalu, saat aku selesai wisuda, kamu lamar aku. Kamu minta aku tunggu kamu selesain pendidikan kamu, aku tunggu kamu, Mas. Aku selalu di sini, tunggu kamu tepati janji untuk menikahi aku."

Mentari membuang pandangannya sedih. Empat tahun dia menunggu laki-laki itu. Ditinggal ke luar negeri oleh Rezky yang melanjutkan studinya. Tidak sekali pun terbersit di pikirannya bahwa kembalinya Rezky ke tanah air justru membawa kabar yang begitu buruk.

"Coba dipikir lagi, Mas. Mungkin aja itu karena kita lama nggak bertemu. Aku nggak minta kamu menikahi aku dalam waktu dekat, kok, Mas. Kita bisa pacaran lagi, menghabiskan banyak waktu berdua lagi sampai kamu benar-benar yakin lagi, Mas. Aku yakin kamu masih cinta aku, Mas."

Rezky tetap menggeleng. Kekeh pada pendiriannya. "Aku nggak bisa, Tari. Aku nggak bisa."

Air mata menetes di pipi gadis itu sebelum Mentari mengusapnya dengan kasar. Beriringan dengan suara tawa mengenaskan dari bibirnya.

"Apa benar-benar nggak ada yang bisa dipertahanin lagi dari 9 tahun kita, Mas?"

Rezky kembali menggeleng. Menunduk menghindari tatapan sendu Mentari yang sudah menangis menatapnya.

"A—apa ... ada perempuan lain, Mas?"

Laki-laki itu pun diam dan Mentari kini tahu jawabannya.

*___*

Kejadian yang kembali terlintas itu sudah berlalu hampir satu tahun lamanya. Namun, setiap kali memandangi undangan pernikahan yang kini ada di tangannya, Mentari tidak bisa untuk tidak meneteskan air mata. Rezky, laki-laki yang sangat dikasihinya sepanjang 9 tahun menikah dengan perempuan lain lima bulan pasca perpisahan mereka. Kemudian, satu bulan lalu, baru Mentari ketahui bahwa Rezky sudah menjalin hubungan sejak laki-laki itu melanjutkan studinya di Amerika.

30 Hari Bersama MentariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang