Bab 9

3.2K 767 134
                                    

              Mentari mengamati Mbok Ina yang kini tampak berbeda dari biasa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

              Mentari mengamati Mbok Ina yang kini tampak berbeda dari biasa. Wanita 50an tahun itu tampak lesu dan sedikit pucat. Pandangannya juga terlihat tidak fokus. Meski sedang duduk di kursi makan dan membiarkan Mbok Ina yang tadi menolak bantuannya untuk memasang seorang diri, Mentari tetap bisa menggapai gelagat yang tidak biasa dari pengurus rumah ini itu.

Seperti saat ini yang Mentari perhatikan. Mbok Ina yang berdiri di depan kompor tampak menarik diri dan bertumpu dengan tangannya pada kitchen table lalu tangannya yang lain memijat pelan kepalanya. Benar-benar ada yang tidak beres.

Mentari pun bangkit dari duduknya. Masuk ke area dapur dan segera menghampiri Mbok Ina.

"Mbok? Mbok lagi kurang sehat, ya?" Gadis itu mengusap lembut lengan Mbok Ina yang langsung mencoba menegakkan berdirinya dan balas tersenyum tipis menatap Mentari.

"Enggak apa-apa Non Mentari. Saya lagi sedikit sakit kepala aja. Kayaknya masih efek dari pulang kampung waktu itu saya jadi kurang tidur."

Sudah Mentari duga. Mbok Ina memang terlihat lebih lesu dua hari belakangan ini, tepatnya sejak kembali dari kampung halamannya.

"Kalau begitu Mbok Ina istirahat dulu aja, ya?" Mentari menatap pada wajan di mana Mbok Ina sedang menumis kangkung di sana. Dimatikannya kompor dan Mentari memapah wanita itu keluar dari dapur. "Keluar dulu, Mbok."

Mbok Ina tampak ingin menolak tetapi terlihat tidak bisa berbuat banyak dibuktikan dengan wajahnya yang kini keringat dingin dan kakinya melemas.

"Saya antar ke kamar Mbok aja, ya?" Tanpa menunggu jawaban dari Mbok Ina, Mentari membawa wanita itu menuju paviliun belakang, tempat Mbok Ina dan keluarganya tinggal.

Mbok Ina menurut dan diam sampai mereka tiba di huniannya. Mentari yang dengan pelan dan lembut membawa Mbok Ina menuju kamar tidur wanita itu usai Mbok Ina memberitahu di mana letak kamarnya. Mentari juga membantu Mbok Ina merebahkan tubuh di atas ranjang dan gadis itu segera duduk di sisi ranjangnya.

"Saya periksa dulu sebentar boleh, Mbok?" izin Mentari.

Mbok Ina mengangguk saja. Mentari pun menjadi semakin leluasa memeriksa kondisi tubuhnya. Mengukur suhu tubuh di tangannya, denyut nadi, juga mengajukan beberapa pertanyaan tentang hal-hal yang Mbok Ina rasakan selagi tangannya ikut bergerak memeriksa tubuhnya.

"Mbok terakhir cek tensi kapan?" tanya Mentari.

"Bulan lalu kayaknya, Non, sewaktu ada pemeriksaan pegawai sekalian sama pegawai resort."

"Wah udah lama juga ya, Mbok." Mentari mengangguk. "Berarti cek kolesterol, gula darah juga terakhir bulan kemarin ya?"

Mbok Ina mengangguk. "Iya, Non."

30 Hari Bersama MentariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang