Part 4

3.4K 723 62
                                    

              Tidak bisa dipungkiri, yang paling Mentari sukai dari pulau ini adalah keindahan pantainya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

              Tidak bisa dipungkiri, yang paling Mentari sukai dari pulau ini adalah keindahan pantainya. Suara ombak, warna pasir, hangatnya matahari, pepohonan dan semuanya. Semua elemen yang memuat pantai terasa begitu menyenangkan bagai Mentari hingga gadis itu tidak pernah bosan untuk menatap hal yang sama. Saat dia bangun tidur seperti yang dijalaninya pagi ini, di mana yang menjadi tujuan gadis itu adalah berlari membuka pintu balkon begitu dia membuka matanya.

"Ah, indahnya dunia." Mentari tersenyum sembari merentangkan tangannya. Empat hari berada di Shopia dia sudah mulai adaptasi dengan suasananya, termasuk dengan nyamuk-nyamuknya. Seperti yang Mbok Ina katakan, nyamuk shopia itu luar biasa. Meski begitu, tidak mengurangi sama sekali keindahan yang ada.

Usai beberapa saat meresapi bagaimana udara pagi buta juga deburan ombak, Mentari baru menyudahi hiburan singkatnya itu setelah satu ekor nyamuk hinggap di dahinya yang kecil. Bukannya marah, gadis itu malah tertawa. Dia tertawa karena kebodohannya sendiri menepuk dahinya begitu kuat hingga terasa sedikit sakit.

Ah, Mentari benar-benar lega, akhirnya dia bisa tertawa lagi di tempat ini. Tawa yang beberapa bulan lalu bernilai begitu mahal karena sulit sekali baginya untuk mendapatkan itu semua.

Aslinya, Mentari itu gadis yang sangat periang. Mudah tertawa bahkan hanya untuk hal-hal receh yang menurut orang lain sangat tidak penting untuk ditertawakan. Namun bahagianya Mentari itu memang sederhana. Ditemploki nyamuk saja sudah hal yang lucu menurutnya. Hingga kemudian, dia teringat penyakit apa-apa saja yang bisa dihadirkan karena gigitan nyamuk, barulah gadis itu bergedik. Langsung buru-buru masuk ke dalam kamar. Dibiarkannya pintu dan jendela balok terbuka agar nanti sinar matahari masuk ke dalamnya. Kalau hari sudah mulai terang, biasanya nyamuk-nyamuk itu akan pergi dengan sendirinya.

Gadis itu keluar kamar. Berniat melangkah menuju kamar mandi saat dilihatnya Pak Irul baru saja masuk ke kamar tidur Keanu. Mentari jadi sedikit merasa bersalah. Sejak kemarin, Pak Irul yang hampir 24 jam mengurus Keanu bahkan untuk ke kamar mandi sekali pun. Keanu menolak bantuan para wanita termasuk itu di dalamnya Mbok Ina, Uni dan juga Mentari, untuk bersentuhan langsung dengan dirinya. Jadilah, Pak Irul adalah orang satu-satunya yang menjadi perawatnya.

Sepertinya, Mentari harus mencarikan laki-laki itu perawat laki-laki agar tidak merepotkan Pak Irul terus-menerus. Bagaimana pun, Mentari juga turut andil dalam hal yang menimpa Keanu.

"Non Mentari?"

Mentari menoleh saat namanya dipanggil. Baru disadari dia masih berdiri di depan pintu kamar mandi dengan mata memandang pintu kamar Keanu sejak tadi.

"Non Mentari sudah bangun?" Suara itu milik Uni atau nama aslinya adalah Seruni. Kemarin, Mentari sempat berbincang beberapa hal dengan anak semata wayang Mbok Ina dan Pak Irul tersebut.

"Iya, Uni. Ini mau cuci muka." Mentari tersenyum ramah. "Kamu mau ke mana? Bawa-bawa baskom begitu?"

"Oh ini." Uni menatap baskom di tangannya. "Untuk Mas Keanu, Mbak. Bapak bilang Mas Keanu mau dilap-lap badannya pakai air hangat."

30 Hari Bersama MentariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang