Bab 6

3.4K 695 55
                                    

              Mentari mengintip dari celah pintu yang terbuka sedikit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

              Mentari mengintip dari celah pintu yang terbuka sedikit. Dilihatnya, di dalam kamar itu tidak ada orang. Gadis itu pun memutuskan untuk sedikit lagi melebarkan pintu kamar Keanu setelah beberapa menit Darren meninggalkannya di dapur seorang diri karena Keanu memanggilnya. Mata Mentari mengeliling menyeluruh isi kamar. Nihil. Dia tidak mendapati Keanu atau pun Darren di dalam sana.

"Ngapain lo?!"

Mentari tersentak. Langsung menutup pintu itu mengentak hingga suaranya terdengar nyaring. Dia bertambah kaget dua kali lipat. Membalikkan tubuh, didapatinya Keanu di sana. Tengah dipapah oleh Darren yang tersenyum geli menatapnya.

"Eh ..." Mentari kikuk sendiri. Menyengir menutupi rasa malunya karena sudah ketahuan mengintip kamar orang yang ternyata si pemilik tidak ada di dalamnya. "Tadi mau nengok aja, sih. Tapi enggak ada orang. Dari kamar mandi ya?"

Bodoh. Kenapa dia tidak berpikir dengan kemungkinan bahwa Keanu berada di tempat lain?

"Nggak sopan mengintip kamar orang sembarangan." Keanu dan kalimat sewotnya. "Minggir gue mau lewat!"

Masih memasang wajah menyengirnya, Mentari pun meminggirkan tubuh. Memberikan akses lebih luas agar Keanu dan Darren dapat masuk ke dalam kamar. Mentari juga mendapatkan tawa kecil geli dari Darren yang sebelah tangannya terulur membuka pintu.

"Permisi ya, Mbak, masuk dulu," kata laki-laki itu sopan.

"Silakan Darren." Mentari pun balas tidak kalah sopannya. Tubuhnya memperagakan sikap hormat mempersilakan keduanya lewat. Bahkan, Mentari melambaikan tangannya saat Darren dan Keanu sudah masuk ke dalam. Berbaik hati juga dia membantu menutup pintu kamar meski dihadiahi pelototan tajam dari Keanu yang tidak tahu terima kasih.

Mentari sungguh heran, ada manusia macam Keanu di muka bumi ini.

Entah sudah berapa kali gelengan kepala yang ia tujukan untuk Keanu, Mentari pun memutuskan untuk meninggalkan lokasi. Masuk ke dalam kamarnya untuk kemudian bersantai. Ini jam tidur siangnya. Namun sepertinya, Mentari tidak bisa tidur. Dia justru penasaran dengan apa yang Darren dan Keanu lakukan di dalam sana. Masalahnya, Mentari sedikit mengkhawatirkan keadaan Darren. Mengingat bagaimana sikap Keanu yang tidak pernah ragu untuk merepotkan orang lain demi kepentingan pribadinya sendiri.

Mentari yang semula bersandar pada ranjang itu pun akhirnya bangkit. Keluar kamar menuju balkon dan berusaha melongok ke arah balkon Keanu yang ternyata sudah tertutup. Padahal Mentari ingat dia membukanya pagi tadi. Pasti Keanu menyuruh Darren menutupnya. Cih, keterlaluan!

Gadis itu mengambil duduk di kursi santai di sana. Memandang ombak di laut yang tampak begitu cerah. Sinar matahari siang yang terik sampai mengenai tubuhnya. Sebenarnya, Mentari sudah merasa mulai kepanasan. Namun tidak juga beranjak dan memilih menikmati saja bagaimana sinar itu menerpanya. Lagi pula, dia sudah mengenakan krim pelindung sinar UV ke permukaan tubuhnya. Sembari juga, Mentari masih mau mencuri dengar siapa tahu ada perbincangan atau siapa tahu, tiba-tiba Darren membutuhkan bantuan.

30 Hari Bersama MentariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang