20 Pertemuan orang tua

5.7K 520 24
                                    

Keesokan harinya.

Bagaskara memarkirkan motor Scoopy berwarna merah dengan mulus di parkiran sekolah, di belakangnya Naviera turun terlebih dahulu membuka helmnya. Memberikannya kepada Bagaskara.

Sebenarnya banyak sekali koleksi motor di rumahnya. Tapi hanya motor inilah yang di sukai Naviera sejak pertama kali mereka pacaran.

Karena itu Bagaskara dengan khusus memesan plat nomor memakai nama Naviera.

Pagi ini sebenarnya bundanya sudah melarang Naviera untuk masuk sekolah. Tapi gadis keras kepala ini mengatakan bahwa dia sudah baik-baik saja.

"Kenapa ngeliatin nya gitu amat" Naviera mengerutkan alisnya, ketik Bagaskara melihatnya dengan intens.

"Nggak, mata Lo noh ada beleknya"

"Ah? Yang bener" Langsung saja gadis itu menarik spion ke arahnya. Memeriksa apakah benar ada belek di matanya.

Tapi ternyata tidak ada apapun di sana. Bagaskara mungkin sedang mengerjainya.

Tanpa rasa kasian Naviera memukul kepala Bagaskara yang masih memakai helm.

"Sakit Ra"

"Rasain, suruh siapa Lo ngerjain gue"

"Wow, Lo berdua....." Reksa yang baru saja datang, dikejutkan dengan pemandangan yang ada di depannya ini. Dia tidak berharap melihat kedua sejoli ini datang bersama lagi "Udah balikan?"

"Nggak.." Jawab keduanya berbarengan.

"Santai men, gue kan cuma nanya"

Reksa mengangkat kedua bahunya tak peduli, toh balikan atau tidak sama saja. Keduanya masih memperhatikan satu sama lain, apalagi Bagaskara.

"Oy cuy kantin yuk, yang lain juga udah ngumpul di sana"

___
_____
_______

Hari ini semua siswa sedang bersantai, ada yang pergi ketaman, perpustakaan, paling banyak mereka pergi ke kantin sekolah. Karena pertemuan orang tua yang di mulai pada jam sembilan nanti. Tidak ada sesi mengajar saat ini.

"Baru datang Lo pada, kita udah nungguin dari tadi" Pandu yang sedang memakan nasi kuning. Pertama kali menyadari kedatangan Bagaskara, Reksa dan Naviera.

"Najwa kenapa Lo, kebelet berak" Reksa yang baru datang dan duduk di depan gadis itu. Di sambut muka tak sedapnya.

Najwa menatap nyalang Reksa "Diem Lo upil anoa, gue lagi nggak mood bercanda"

"Napa dah bocah satu nih"

"Dia lagi mikirin nilainya" Vio yang duduk di sebelah Najwa menjawab.

Sejak Najwa sampai di sekolah, gadis ini sudah uring-uringan. Dia memikirkan nasibnya setelah pertemuan orang tua nanti.

"Duh Giman nih" Dia pasti di marahi habis-habisan oleh ibu nanti.

"Yaelah santai aja kali"

"Emang yang ngambil raport Lo siap Sa" Arif sangat penasaran, Reksa begitu santai. Padahal yang paling anjlok adalah nilainya.

Reksa sendiri terkekeh "Tukang ojek depan sekolah"

Setiap ada pertemuan orang tua, Reksa selalu menyewa orang lain untuk mengambil raport. Tidak peduli jika uang jajannya habis. Itu lebih baik.

Ibunya adalah seorang guru, jika dia tau nilai anaknya ini. Tamatlah sudah riwayat hidupnya. Bisa-bisa nanti dia akan di asrama kan.

Reksa sendiri pandai menyembunyikan sesuatu, dia terus berkata bahwa memang raport miliknya sudah di tandatangani oleh ayahnya. Tidak memerlukan wali untuk mengambilnya.

PROTAGONIS EX-GIRLFRIEND Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang