*Jinny Apartemen
"Bagaimana rasanya?" Ku lihat ekspresi jinny yang sedang melahap bubur buatan ku.
"Mmm... enak..gomawoyoo dita ssi...." jawabnya sembari tersenyum tulus padaku.
"Syukurlah... habiskan ne? Dan jangan lupa minum obatmu" jinny hanya menganggukkan kepalanya pada ku.
Apartemen ini terasa sepi sekali, seperti tidak ada kehidupan. Dan di kulkas jinny hanya ada beberapa minuman dan beberapa makanan instan.
Meninggalkan jinny yang masih menyantap makanannya, aku mencoba berkeliling ke ruangan lainnya.
Tidak ada satu pun foto keluarganya disana.
Apa benar jinny tinggal sendiri disini?
Dimana orang tuanya?
Bagaimana apartemen seluas ini tidak memiliki satu pun foto keluarga?
Bahkan di panti saja kami memiliki beberapa"Kau tidak kesepian jinny?" Tanyaku dari ruang tamu dengan sedikit kuat.
"Ne? Apa maksudmu?"
"Apa kau tidak kesepian sendiri disini?"
Tanyaku kembali dan masih melihat lihat ke segala ruangan yang notabane bernuansa gelap."Kadang, tapi its ok.. aku sudah terbiasa.."
Ku dengar suara kursi berdecit dan suara piring di wastafel, sepertinya jinny sudah selesai makan.
"Apa kau tidak mengajar les hari ini?" Tanyanya yang berjalan ke arah sofa dan membaringkan tubuhnya kembali.
"Ani... aku sudah minta izin tidak masuk hari ini"
"Aaa....mian, karena aku kau melewatkan pekerjaanmu" sahut jinny yang mulai terdengar lemah.
"Gwenchana... yang penting kau harus kembali sehat jinny.., apa tidak ada keluarga yang bisa menjagamu disini jinny?"
"Jinny...???" Tak terdengar suara sahutan apapun lagi dari gadis itu. Ku dekati tempat ia berada.
"Jinny kau tidur?" Ku coba merendahkan tubuhku, melihat ke arahnya yang terbaring lemah di sofa.
Matanya tertutup rapat hanya terdengar suara nafasnya yang berat saat ini.
Ku sisipkan rambutnya ke belakang telinganya yang menutupi sebagian wajahnya.
"Jinny... cepat sembuh ne.., kelas terasa sepi saat kau tidak ada. Aku sangat merindukanmu, bagaimana bisa aku merasakan kesepian saat kau tidak ada? Padahal kita baru berteman beberapa bulan ini" Aku lantas tersenyum dengan kekonyolanku dan mencoba bangkit agar jinny bisa beristirahat dengan baik.
"Mau kemana? Disini saja? Temani aku sebentar...sudah lama tidak ada yang menemaniku disini" ujar jinny meraih jemariku dan membawaku mendekat padanya kembali tanpa membuka matanya sedikitpun.
Gambar hanya ilustrasi
"Kau belum tidur?" Wajahku tiba tiba terasa panas saat jarak wajah diantara kami hanya beberapa senti.
KAMU SEDANG MEMBACA
First Love
FanfictionRasa kagum itu mendadak menjadi sebuah tanda tanya ketika dirinya menyatakan cinta padaku. Ya..dia berkata mencintaiku begitu saja. Kata kata itu selalu berputar putar dikepalaku. Lidah ku menjadi keluh seketika, pikiran ku menjadi kosong. Apa aku h...