*psychiatric hospital
Dua wanita yang baru saja turun dari mobil hyundai putih di parkiran Rumah sakit terus bertengkar sampai membuat mata setiap orang tertuju pada mereka.
Jinny seolah tidak tahan dengan omelan minji sejak kedapatan berdua dengan dita di apartemennya mengambil seribu langkah meninggalkan minji menuju lift rumah sakit.
"JINNY!!!"Minji berteriak berulang kali memanggil namanya tapi jinny terus mengabaikannya.
Sembari menutup telinganya jinny menekan tombol lift agar cepat menutup tapi minji dengan sigap mencegahnya dan menyusul jinny masuk ke dalam lift.
"Apa begini caramu menghindar dari semua pertanyaanku jinny?" Tanya minji ketus sembari menarik kerah kemeja jinny. Jinny hanya membalasnya dengan rasa malas dan menurunkan jemari minji yang menarik kerah kemejanya.
"Aku sudah mengatakannya padamu minji.. dita adalah orang yang ku cintai beberapa tahun yang lalu" jawab jinny tegas, membuat wanita didepannya semakin meradang menahan rasa cemburu.
"Lantas bagaimana dengan sekarang? Apa kau masih mencintainya?" Minji mendorong tubuh jinny sampai mundur satu langkah dibelakang. Jinny hanya diam sambil memandangi floor designator yang terasa lama sekali bergerak.
Ohh god.!!
Kenapa wanita ini bawel sekali!!
Dan kenapa lift ini lama sekali bergeraknya!!!
Aku sudah tidak tahan lagi!!Gerutu jinny di dalam hati yang belum juga menjawab pertanyaan minji yang berulang ulang.
Ting!!!
Pintu lift akhirnya terbuka di lantai tiga tempat tujuan jinny. Jinny lantas menarik nafas dalam dalam agar ia bisa menetralkan kondisi hatinya yang berkecamuk di dalam dada melihat kelakuan minji hampir sepanjang hari.
"Jinny wait!!" Cegah minji lagi sebelum jinny meninggalkannya kembali. Dengan berat wanita bermata kucing itu berhenti sembari memandang ke arah minji yang sudah menyusulnya keluar lift.
"Ada apa lagi minji ssi???" Tanya jinny sambil merapatkan giginya dengan kesal
"Gandeng tanganku" ujar minji yang membuat jinny mengerutkan alisnya pada minji.
"What??? Kenapa aku harus melakukannya?"
"Kau turuti atau aku akan kembali mengomeli mu selama disini. Bahkan di depan ibu mu" mendengar ancaman minji, jinny mulai merasakan sikap konyol minji yang membuatnya ingin marah, tapi ia kembali menahannya karena tidak ingin mengganggu istirahat pasien lain yang berada disana.
Dengan berat hati jinny menggandeng wanita itu berjalan menyusuri lorong kamar pasien menuju kamar sang ibu tercinta berada. Minji terlihat bahagia jika sudah menempel kembali pada jinny, walaupun ia masih kesal dengan sikap jinny hari ini.
Tok
Tok...
Jinny mengetuk pintu kamar sang ibu yang sudah lama tidak berjumpa dengannya.
"Eomma...." panggil jinny begitu masuk dan mendapati ibunya sedang duduk di depan jendela.
"Jin...ny??" Panggil wanita paruh baya itu begitu mendapati sang putri akhirnya kini berada di hadapannya kembali.
"Eomma... kau mengingatku?" Jinny menatap tidak percaya karena tanpa bersusah payah lagi menjelaskan siapa dirinya.
"Tentu saja.. kau putri kecil yang sangat ku sayangi" peluk Nyonya Park dengan hangat begitu jinny sudah tepat berdiri dihadapannya. Nyonya Park yang kondisinya semakin baik setiap hari itu juga sudah terlihat bugar saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
First Love
FanfictionRasa kagum itu mendadak menjadi sebuah tanda tanya ketika dirinya menyatakan cinta padaku. Ya..dia berkata mencintaiku begitu saja. Kata kata itu selalu berputar putar dikepalaku. Lidah ku menjadi keluh seketika, pikiran ku menjadi kosong. Apa aku h...