Wrong decision

136 12 9
                                    

*Jinny Apartement

Setelah mengalami kecanggungan beberapa waktu yang lalu, dengan kehadiran ku dan soodam di area apartemen jinny

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah mengalami kecanggungan beberapa waktu yang lalu, dengan kehadiran ku dan soodam di area apartemen jinny. Akhirnya Jinny mengajakku bersepeda mengelilingi area apartemen yang cukup luas.

Sekitar lima belas menit kami berkeliling menghirup udara sore yang mulai terasa dingin. Mataku tidak lepas dari Jinny yang bersepeda di depan ku.

Ciitt..

Jinny memberhentikan sepedanya di tepi danau buatan yang menjadi salah satu ikon apartemen milik keluarga jinny.

Dia menatapku sebelum duduk di kursi tepi danau. Dengan perasaan yang masih kalut aku mengikuti JInny dan duduk di sampingnya.

"Apa ada yang membuat mu kesal?" tanyanya padaku tanpa memandang ke arahku, Matanya tertuju pada beberapa ikan yang berada di pingir danau.

"Ne.." jawabku singkat

"Apa itu?" Jinny akhirnya melihat ke arahku, bibir ku sontak menjadi sedikit keluh.

"Kenapa diam saja?" Tanyanya kembali karena belum juga mendapatkan jawaban dariku.

"Apa kau marah padaku?" Ku tatap dua mata kucing miliknya dengan lekat, sembari menunggu jawabannya.

"Ani.." Dia lantas membuang pandangannya dariku.

"Jadi kenapa kau menjauhiku?"

"Aku tidak menjauhimu dita"

"Keojitmal" Dia hanya tersenyum smirk mendengar penyangkalan ku dengan sedikit helaan nafas.

"Itu hanya perasaan mu saja"

"Look at me jinny yaa..." Ku tangkup wajahnya dengan kedua tanganku, dan menatap kedua bola mata yang sering memandangku dengan hangat.

"Apa yang harus ku lakukan agar kau tidak begini Jinny? Tolong jangan seperti ini... jangan lari lagi dariku" bola mataku terasa bergetar saat ini.

Jinny menggenggam tanganku yang berada di wajahnya dengan erat.

"Mian... aku hanya tidak ingin melampiaskan rasa kesalku padamu" Jawabnya dengan lembut.

"Apa itu karena kejadian kemarin?"

Jinny menurunkan tanganku dari wajahnya dan menuntun tanganku kepangkuannya.

"Lupakan saja dita ya... aku tidak akan membahasnya kembali"

Aku mengangguk menyetujui permintaannya dengan berat hati, walau sebenarnya aku ingin sekali menyelesaikan permasalahan ini.

"Kalau begitu bisakah aku meminta sesuatu darimu jinny?"

"Katakanlah.."

"Bisakah kau bermain hanya denganku saja?" JInny mengernyitkan dahinya mendengar permintaan ku.

First LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang