*Love orphanage
Hari sudah hampir larut malam tapi dita masih belum mengizinkan jinny untuk pulang ke apartemennya. Bahkan dita dengan sengaja memesan burger kesukaan jinny agar wanita bermata kucing itu bisa tinggal sedikit lebih lama.
Kim yang selalu memperhatikan keduanya tampak menaruh curiga dengan keakraban keduanya kembali. Bukan rahasia lagi jika Kim sudah mengetahui perasaan keduanya dari diary dita yang tidak sengaja ditemukannya. Ia hanya ingin memastikan keduanya apa sudah menjalin hubungan seperti yang ada dipikirannya.
Kim menahan dirinya untuk bertanya, ia tidak ingin membuat suasana keduanya semakin canggung. Mereka sudah lama berpisah, jadi Kim merasa tidak pantas mengganggu keduanya. Ia hanya membiarkan kakaknya melepas rindu dengan temannya itu.
"Kenapa makan mu belepotan seperti ini?" Tanya dita yang membersihkan noda saus tomat di sudut bibir jinny dengan sebelah ibu jarinya.
Jinny tampak tertegun begitu dita dengan beraninya bersikap mesra di depan adiknya.
"Aah... benarkah? Biar aku bersihkan" jawab Jinny gugup sembari mengambil tissue di dekatnya.
"Sudah.. itu sudah bersih" jelas dita sembari mengemut sisa noda saus yang masih melekat di ibu jarinya setelah membersihkannya dari bibir jinny sembari mengedipkan sebelah mata padanya
Glekk....
Jinny menelan salivanya karena sepertinya dita mencoba menggodanya sekarang.
Ohh.. damn
Kenapa dia melakukan itu?
Gadis ini benar benar...Jinny mengalihkan wajahnya dari hadapan dita agar tidak semakin terpancing. Ia sadar jika sekarang berada di panti asuhan dan harus menjaga kewarasannya walaupun ingin sekali menerkam gadis yang baru beberapa jam lalu menjadi kekasihnya.
Kim yang sedari tadi memperhatikan keduanya tampak tidak bisa menutup mulutnya melihat kakaknya bersikap genit pada wanita bermata kucing itu.
"Apa yang sedang kalian lakukan? Kenapa belum tidur?" Tanya Nyonya Kim yang baru saja keluar dari kamarnya dengan rambut yang sedikit berantakan.
"Ooh sorry ahjumma.. apa kami mengganggu tidurmu?" Jinny segera beranjak dari sofa dengan sedikit canggung. Nyonya Kim sedikit terkejut karena jinny ternyata belum pulang.
"Kau belum pulang jinny ssi?" Nyonya Kim bertanya sembari berjalan menuju dapur.
"Ini baru mau pulang ahjumma.." dita lantas menarik lengan jinny dengan sedikit cemberut karena kekasihnya itu berencana pulang sekarang juga. Jinny hanya tersenyum sembari melepaskan genggaman jemari dita di lengannya.
"Eoh?? Apa tidak apa pulang jam segini? " Nyonya Kim melihat ke arah luar jendela dan gerimis sepertinya sedang turun.
"Gwenchana.... aku bisa pulang dengan taksi ahjumma" dita semakin mengerucutkan bibirnya, sedangkan jinny hanya bisa menggaruk lehernya dengan canggung.
"Menginap saja disini... tidak perlu sungkan. Dita pernah bercerita jika kau tinggal sendiri di apartemen. Pasti terasa sepi sekali disana... Aku bisa merasakannya" Nyonya Kim meneguk segelas mineral yang berada di tangannya.
Dita tersenyum puas dengan ide Nyonya Kim yang tidak disangkanya. Sedangkan Jinny terdiam mematung tanpa menjawab sepatah kata pun.
"Eoh.. menginaplah disini, sudah terlalu larut malam.. kajja.. aku akan membereskan kamarku" dita segera menarik lengan jinny menaiki tangga kamarnya di ikuti Kimberly dari belakang. Nyonya Kim hanya tersenyum sembari melihat kedua putrinya yang bersikap konyol seharian ini.
"Tapi dit... itu...." Jinny terlihat canggung jika harus bermalam lagi dengan dita, pikirannya menerawang ke malam yang panas beberapa hari yang lalu.
"Mwo??" Dita menatap bingung jinny yang terlihat gugup
KAMU SEDANG MEMBACA
First Love
FanfictionRasa kagum itu mendadak menjadi sebuah tanda tanya ketika dirinya menyatakan cinta padaku. Ya..dia berkata mencintaiku begitu saja. Kata kata itu selalu berputar putar dikepalaku. Lidah ku menjadi keluh seketika, pikiran ku menjadi kosong. Apa aku h...