First Meet

1.1K 71 0
                                    

Di sebuah sekolah menengah pertama, tepatnya SMP Patlapan, terlihat seorang gadis sedang melamun kearah jendela entah memikirkan apa. Namun lamunannya itu terusik ketika namanya dipanggil oleh seseorang.

"Gracia" ucap orang tersebut. Karena tidak mendapatkan atensi, ia memanggilnya sekali lagi.

"SHANIA GRACIA" panggilnya lagi dengan nadanya yang berbeda, terkesan sedikit keras.

"Iya, pak?" responnya dengan sedikit kaget karena mendengar namanya dipanggil cukup keras. Ya, yang memanggilnya adalah seorang guru matematika. Gracia sendiri tidak terlalu pandai dalam hal matematika, maka dari itu ia tidak pernah menyukai mata pelajaran yang satu ini.

"Apa yang kamu lihat daritadi?" ucap guru tersebut.

"Lihat daun aja, Pak. Tadi gerak-gerak sendiri padahal ga ada angin. Hiiiiii~~ serem banget kan pak, mulai horor sekolah ini kayaknya" ucapnya sambil tersenyum lebar kemudian memperagakan dirinya seakan-akan ketakutan yang membuat seisi kelas terkekeh dan menaruh atensinya kepada Gracia.

"Mana ada hantu siang-siang gini sih" ucap salah satu murid sedikit tertawa.

"Eh ada tau, bisa aja hantunya alergi malem jadinya dia ganggu siang-siang gini" Gracia meresponnya ucapan teman satu kelasnya itu.

Seisi kelas seketika tertawa dengan ucapan Gracia. Mendengar muridnya heboh, guru tersebut kembali mengambil alih atensi murid-muridnya.

"Sudah!" membuat satu kelas tiba-tiba terdiam. "Gracia perhatikan depan dan fokus pada pelajaran" ucapnya setelah keadaan tenang.

"Baik, Pak" Gracia kemudian memperhatikan pelajaran meskipun sia-sia karena memang ia sangat lemah dipelajaran matematika. Ia mulai menggambar sesuatu di buku pelajarannya. Hanya gambar abstrak saja asal itu bisa mengalihkan fokusnya dari pelajaran yang tidak ia sukai itu. Cukup lama ia menggambar, namun lagi-lagi namanya disebutkan oleh guru didepan sana.

"Gracia. Berdiri dan jelaskan kembali apa saja yang sudah Bapak jelaskan dari tadi"

Hal tersebut sontak membuat Gracia terkejut karena memang sedari tadi ia tidak memperhatikan pelajaran sama sekali. Ia pun berdiri dan melirik teman disebelahnya berharap temannya membantu agar ia mampu menjelaskan apa yang diminta oleh gurunya.

"Hari ini Bapak menjelaskan tentang rumus phytagoras, sudut ACB nya itu 72°, Pak" ucapnya dengan percaya diri.

"Bapak belum menjelaskan sampai situ, berarti kamu tidak memperhatikan pelajaran Bapak. Besok-besok tolong perhatikan karena nilai matematika kamu sangat kurang sekali. Besok panggil orang tua kamu untuk temui Bapak" balasan dari guru setelah mendengar jawaban Gracia.

KRING~~~~~~~~

Bel menandakan pelajaran telah usai pun berbunyi. Gracia merasa lega kemudian duduk kembali. Para murid membereskan apa saja yang ada di meja dan bersiap untuk pulang, setelah melihat guru mereka keluar kelas. Hanya Gracia yang belum membereskan yang ada di mejanya, ia merenungkan ucapan guru tadi yang meminta orang tuanya untuk datang ke sekolah. Ia gelisah karena orang tua nya sudah dipanggil 2 kali sebelumnya dan ini panggilan ke 3 nya. Ia berpikiran akan dimarahi meskipun ia tau orang tua nya sangat menyayanginya, tetapi kali ini berbeda.

"Maaf ya, ternyata bukan itu penjelasan yang dimau Pak Dandi" ucap teman sebelah Gracia yang merupakan salah satu teman terdekat Gracia selama SMP, Celine namanya.

ForelsketTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang