Modus

462 55 2
                                    

Setelah menaiki banyak anak tangga, kini mereka telah sampai di depan kamar Gery yang pintunya masih terbuka. Gracia menoleh ke Shani, Shani membalasnya dengan anggukan dan senyuman. Gracia mengerti, ia pun masuk ke dalam.

"Oh, ini sibuk lu, kak?" tanya Gracia setelah masuk ke kamar asrama milik Gery dan melihat Gery yang masih memainkan game online sejak memutus telfon tadi.

"Nyenyenye. Gue kan udah bilang gausah bantuin" respon Gery tanpa melihat Gracia.

Gracia yang mendengar respon Gery merasa kesal, ia meletakkan kotak sepatu yang ia bawa di atas nakas meja yang kosong dengan sedikit kasar, berjalan ke arah Gery, mendorong pelan kepala Gery kebelakang. Gery yang tidak terima berniat membalas adiknya itu, aksi kejar-kejaran kecil pun mereka lakukan. Shani yang dibelakang mereka hanya menyimak aksi kakak-adik tersebut sambil membereskan barang-barang yang akan ia titipkan di asrama ini.

Asrama kampus ini terdapat 4 kasur dengan masing-masing meja belajar di bawah lengkap dengan kursi. Kasurnya terletak diatas, harus menaiki sebuah tangga kecil untuk mencapai kasur tersebut. udah dapet gambarannya lah ya kan?

Di tengah kejar-kejaran dan perdebatan adik-kakak yang masih terjadi, datang 2 orang laki-laki yang diketahui mereka adalah teman sekamar Gery sekaligus sahabat Gery sejak SMP. Setelah lulus SMP mereka memilih untuk sekolah di SMA yang sama. Di masa SMA inilah Gery yang melihat Shani lebih banyak berdiam diri di dalam kelas berinisiatif untuk berteman dengan Shani, awalnya penolakan terus dilakukan oleh Shani sampai pada suatu hari, Gery bersama 2 temannya ini dipilih menjadi 1 kelompok tugas. Sejak hari itu pula mereka ber-empat semakin akrab hingga dijuluki 4 serangkai sekolah saat itu. Setelah lulus, kini mereka memilih untuk melanjutkan pendidikan di kampus yang sama namun berbeda fakultas, kedua orang tersebut adalah Jason dan Harry.

"Wih, siapa nih? Adik lu, Ger?" tanya Jason mendekat ke arah Gracia.

Gery pun langsung menarik Gracia ke dekatnya tidak membiarkan sahabatnya itu menyentuh adiknya.

"Ngapain lu mau megang-megang. Sono jauh-jauh" Gery posesif.

"Kok selama ini gue baru tau lu punya adik, Ger? Pantes kita gapernah dibolehin main ke rumahnya" ucap Harry.

"Ya, gue emang ga pengen cerita aja. Tapi sekarang lu semua kan udah pada tau" jelas Gery.

"Hai! Panggil aja Jason" mengangkat tangannya untuk berjabat tangan.

"Aku Gracia, kak" membalas jabatan tangan.

"Gue Harry, salam kenal" Harry melambaikan tangannya untuk menyapa.

"Halo, kak Harry" sambil melambaikan tangannya menyapa balik.

Setelah berkenalan, Jason dan Harry kini melanjutkan kegiatannya untuk membereskan barang-barang mereka. Mereka memang sudah di asrama sejak awal masuk kampus ini. Karena Gery sekarang tinggal bersama mereka, mereka juga membantu untuk memberikan space untuk Gery meletakkan barangnya disini.

Gracia memilih untuk duduk diatas kursi kosong di belakangnya, ya kasur dan meja belajar dibawahnya itu memang sengaja dikosongkan Gery, Jason, dan juga Harry agar bisa digunakan Shani ketika mereka berkumpul disini atau ketika Shani ingin beristirahat sejenak.

"Eh gue cabut duluan ya. Mau lanjut kerja" ucap Shani dengan tas yang sudah berada di punggungnya dan berjalan ke arah pintu.

"Hah, kok cepet banget perginya" batin Gracia.

"Yaudah, tiati, Shan" ucap Harry yang kini duduk di sela-sela anak tangga.

"Lu kesini lagi ga nanti?" tanya Gery.

"Iya, gue kesini lagi, mau lanjutin beresin barang gue nanti. Gue cabut ya, Bye!" balas Shani berdiri di pintu.

"Bye!" ucap ketiga orang di kamar melambaikan tangan ke Shani.

ForelsketTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang