Meet Again(?)

383 54 1
                                    

Berjalan menuju nakas sebelah tempat tidurnya, Gracia berniat mengisi daya HPnya yang menunjukan angka 10%. Setelah dirasa pengisi daya HPnya bekerja, ia meletakkan HP tersebut di nakas, membiarkannya disana. Duduk di tepi kasur, kemudian mengambil boneka berbentuk paus pemberian Shani, berjalan kembali menuju sofanya. Meletakkan boneka paus tersebut di atas meja.

Kini, Gracia mengambil sebuah buku dari dalam tasnya yang tidak lain adalah buku gambar miliknya. Berniat menggambar boneka paus yang kini berada di depannya. Duduk beralaskan karpet berwarna ungu muda, ia mulai menggambar. 5 menit waktu yang dihabiskan Gracia untuk menggambar, gambarnya kini sudah hampir selesai.

Terdengar seseorang mengetuk pintu kamarnya, tak lama kemudian membuka pintu kamarnya. Gracia menoleh, terlihat Bundanya kini berjalan ke arahnya dengan satu tangan membawa sebuah wadah yang berisikan strawberry.

"Gre, ini makan strawberry dulu" ucap Bunda saat berjalan.

"Lagi ngapain? Oh, lagi gambar" sambungnya yang kini duduk disebelah Gracia.

Melihat hasil gambar Gracia yang belum 100% selesai itu, fokus Bundanya kini berganti ketika diatas meja Gracia terlihat sebuah botol yang isinya seperti kopi.

"Lho kamu kan..." tangan kanan sang Bunda mencoba meraih botol di meja Gracia, berniat untuk membuangnya. Gracia melihat hal itu, dengan sigap mengambil botol tersebut terlebih dahulu.

"Gre, kamu kan gaboleh minum kopi" ucap Bunda dengan mimik muka keheranan dengan perlakuan putri bungsunya itu.

"Emang ga aku minum kok"

"Kok kamu beli kalo ga di minum?"

"Karena.." menggantung ucapannya, berpikir sejenak untuk memberikan alasan yang masuk akal "Bentuk botolnya lumayan bagus buat di gambar" alasan yang sebenarnya kurang masuk akal itu keluar dari mulutnya.

"Ya tetep aja harusnya jangan diambil sekalian. Nanti kalo kamu lupa terus minum kopi nya gimana? Sini, biar bunda buang" Bunda mencoba mengambil botol kopi susu yang berada di dekapan putri bungsunya.

"Oke, aku buang aja isinya. Sebentar" Gracia dengan cepat berdiri kemudian berjalan menuju kamar mandi untuk membuang isi botol di kloset. Bundanya hanya menunjukan tatapan malas, semakin heran dengan kelakukan anaknya.

"Lho? Bunda disini?" ucap ayahnya di pintu kamar Gracia, kemudian masuk ke dalam.

"Hai, Ayah" sapa Gracia dari dalam kamar mandi.

"Ngapain dia?" tanya si Ayah penasaran.

"Itu anakmu nyimpan botol kopi di kamarnya, katanya dia beli karena bentuk botolnya bagus" jawab Bunda. Sang Ayah hanya menunjukan tatapan bingungnya.

"Gre, besok kan hari minggu, Ayah sama Bunda mau ke acara nikahan anak teman Ayah, kamu ikut ngga?" tanya Bunda kepada Gracia yang masih di dalam kamar mandi.

"Gamau" jawab Gracia masih di dalam kamar mandi.

"Kalo gitu biar Ayah suruh Gery pulang buat nemenin kamu di rumah" Ayah memberi saran.

"Gausah, Yah" jawab Gracia yang kali ini langsung keluar dari kamar mandinya, berdiri di depan Ayahnya. "Aku gamau sama kakak" sambungnya dengan langkah kembali menuju sofa.

"Tapi, kalo kamu sendirian di rumah, Bunda juga jadi khawatir" ucap Bunda yang kini telah berdiri disebelah Ayah.

"Pokoknya aku gamau kalo sama kakak" balas Gracia sambil kembali meneruskan gambarnya.

"Gre, kamu masih ingat nasihat Ayah?" Ayah bertanya dengan nada lembut.

"Dengerin apa kata Bunda, gaboleh bikin Bunda khawatir" Gracia menjawab.

ForelsketTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang