Upset

498 68 6
                                    

Festival olahraga ke-48 Universitas New Era akan diadakan setelah berakhirnya Ujian Tengah Semester. Festival tersebut mengundang beberapa sekolah yang ada di sekitar kampus, termasuk SMA Patlapan. Beberapa siswa-siswi sekolah dianjurkan untuk mengikuti lomba yang diadakan.

"Untuk Festival Olahraga, dikelas ini tersisa cabang olahraga lompat jauh untuk perempuan. Siapa disini yang belum mendaftar lomba?" ujar wali kelas di depan kelas.

"Di kelas ini, sisa Gracia sama Celine, Bu" ucap ketua kelas mengacungkan tangan, "Yang lainnya udah ikut lomba semua" sambungnya.

Gracia terkejut kala namanya disebut, ia memang belum mendaftar lomba apa-apa karena tak menyukai olahraga. Celine pun demikian, mereka memang berteman berawal dari sering mengulang nilai praktek pelajaran olahraga. Mereka pun saling pandang. Ini pertama kalinya mata mereka akhirnya bertemu setelah kejadian ulang tahun Jimmy hari itu. Hanya beberapa detik, tidak lama.

"Bu, saya aja pelajaran olahraga sering remedial, gimana caranya bisa ikut lomba?" Gracia berdiri menghadap wali kelas.

"Ya, gapapa. Toh kalian ga harus menang di lomba cabang apa pun. Ibu cuma ingin kalian ikut berpartisipasi dalam festival ini. Berapa orang yang akan juara nanti, itu adalah bonus bagi kalian yang sudah ikut" jelas Bu Mel selaku wali kelas. "Jadi gimana, Gracia, Celine? Kalian mau kan ikut di cabang yang tersisa ini?"

Gracia mengangguk pasrah, ia kemudian duduk kembali. Matanya beralih melihat Celine yang sedari tadi hanya diam, benar-benar diam, tidak seperti biasanya. Meskipun Gracia memang masih kesal dengan Celine, ia tetap peduli dengan teman satu-satunya itu, namun gengsinya memang lebih besar untuk bertanya lebih dulu.

"Persiapkan ujian ini dengan baik. Goodluck semua anak Ibu!" ucap Bu Mel semangat sebelum meninggalkan kelas.

•••

Sinar mentari menerangi langit pagi Jakarta yang begitu cerah tanpa awan. Ujian Tengah Semester telah berakhir, terlihat siswa-siswi SMA patlapan kini tengah berkumpul di lapangan kampus New Era. Ada yang mendengarkan urutan acara yang dijelaskan panitia, ada pula yang malah mengobrol dengan temannya.

Gracia, gadis mungil dengan rahang tegas dan rambut terurai hanya mampu menunduk, ia memang tidak terlalu tahan dengan sinar matahari. Dirinya makin menunduk kala mendengar cabang olahraga yang diikutinya akan dilaksanakan pada pukul 11 siang. "Rasanya gue mau pergi aja dari sini" batinnya.

Pemberitahuan pun usai, para siswa-siswi bubar menuju stand panitia cabang olahraga yang akan diikuti untuk mengisi daftar hadir.

"Oi, bocil. Ngapain lu disana?"

Suara yang sangat menyebalkan masuk ke pendengaran Gracia. Mengedarkan pandangannya ke kanan, ke kiri, namun tak menemukan sumber suara. Ketika orang di depannya telah selesai mengisi daftar hadir, kini giliran dirinya. Ia pun melangkah ke depan dan betapa terkejutnya ketika melihat kakaknya duduk di bangku panitia cabang olahraga lompat jauh. "Aduh, kenapa dia si panitianya? Bikin makin males aja" batin Gracia.

"Lu mau ngapain? Lomba lu?" tanya Gery dengan ekspresi menjengkelkan.

"Iya. Kenapa? Ga percaya lu?" balas jengkel Gracia.

"Hah? Disini kan lomba lompat jauh?"

"Ya terus kenapa?"

"Lu ikut lomba lompat jauh?"

"Menurut lu aja"

"Hah?" Gery menggaruk kepalanya yang tidak gatal, "Coba balik badan" kali ini menunjukan gerakan satu jari memutar. Namun, Gracia hanya diam, tidak mengikuti kode perintah Gery. Gery yang jengkel dengan adiknya itu pun berdiri, kemudian memutar paksa badan Gracia. Seketika pupil Gery membesar, mulutnya hampir membentuk huruf O sempurna setelah melihat nomor peserta lomba lompat jauh dibalik punggung Gracia.

ForelsketTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang