Care

406 62 1
                                    

Part ini isinya bakalan panjang jadi met baca oll!!!

"Woy, Shan ayo cepet!" Harry berteriak dengan kaca mobil yang sudah terbuka, memanggil orang yang tengah menunduk itu.

"Oi, Shani!" Gery ikut meninggikan suara untuk memanggil salah satu sahabatnya itu yang mungkin tertidur.

Gracia yang sedari tadi melamun melihat jalanan di depannya, ia pun tidak sadar jika mobil yang dikendarai kakaknya itu tengah berhenti. Dirinya semakin sadar, ketika mendengar kakak dan sahabatnya di belakang mobil memanggilkan satu nama. Ya, nama yang dipanggil-panggil adalah nama Shani.

Gracia pun ikut menoleh ke arah kanan mengikuti kakaknya yang masih meneriakan nama yang sama sedari tadi. Terlihat kini Shani menunjukan wajah khas bangun tidur, terlihat lelah karena baru selesai bekerja paruh waktu. Shani pun berjalan menuju mobil sambil menyisir rambut ke belakang menggunakan tangannya. Kemudian membuka pintu mobil yang didalamnya sudah ada 3 orang.

"Apaan 10 menit lagi, gue udah 30 menit disini" ucap Shani dengan suara khas baru bangun tidur. Ia kini sudah duduk didalam mobil, dibagian belakang bersama Harry, bersandar pada sandaran kursi.

"Ya gimana ya. Tau sendiri Jakarta jam segini gimana macetnya" jujur Gery.

Shani hanya membalas kejujuran Gery dengan sebuah senyuman sambil memejamkan mata mencoba melanjutkan tidurnya.

"Shan, muka lu keliatan banget muka pekerjanya" Gery mencoba mencairkan suasana.

"Ya mau gimana lagi, emang begini muka gue" balas Shani masih memejamkan mata.

"Gaada niatan berenti kerja dulu, Shan? Lu dari SMA selalu kerja paruh waktu gini kan pasti cape banget" kali ini Harry memberi tanggapan.

"Gabisa, Har. Kalian berdua juga tau gue, gue ga mungkin berenti kerja buat saat ini" jelas Shani yang kini sudah berpindah sandaran ke bahu Harry.

Gracia hanya mendengarkan percakapan mereka sekali-kali memutar kepalanya agar bisa melihat kursi belakang "Kasian banget kak Shani, berarti pas bantuin gue dulu, itu ngeganggu waktu kerjanya ya" Gracia berucap dalam hati.

Tanpa sadar, Gracia menoleh cukup lama ke arah belakang hingga Shani yang sebelumnya memejamkan matanya, melihat Gracia tengah memandanginya.

"Kamu kayaknya dari tadi ngeliatin aku doang tapi dari awal aku di mobil ini ga ada nyapa aku" ucap Shani tiba-tiba membuat seisi mobil agak terkejut.

Gracia dengan wajah terkejut bercampur malu kemudian membenarkan posisi duduknya kembali melihat ke depan.

"Kenapa? Aku cakep ya?" Shani juga ikut membenarkan posisi duduknya.

Gery dan Harry yang melihat betapa narsis temannya kini memberikan wajah seperti ingin mual. Tidak terkejut, karena sifat narsis seorang Shani memang sering kali ia lontarkan tiba-tiba.

"Engga. Biasa aja. Lagian aku udah nyapa tadi, kak Shani nya ga denger" ucap Gracia mencoba tenang walaupun jantungnya tidak aman.

"Tuh, Shan. Kurang-kurangin ga sih tingkat kepedean lu itu" Gery nimbrung sambil terkekeh.

Tawa ringan kemudian mengisi mobil saat itu. Beberapa obrolan ringan pun ikut serta, tak lupa lirikan singkat Gracia kepada Shani yang memang seperti sudah menjadi kebiasaannya sekarang. Kini, mereka kini telah sampai di restoran tempat tujuan. Harry dan Shani segera turun dari mobil Gery. Tersisa Gracia dan Gery yang masih di dalam mobil.

"Lu ngapain masih disini? Udah sono ikut turun. Kena denda kalo lama-lama disini, tuh liat ada tulisan dilarang parkir" Gery memberi saran.

"Kak, gue boleh ikut lu aja ga ke parkiran?" Gracia dengan wajah memelas.

ForelsketTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang