Dekat

491 56 4
                                    

3 tahun kemudian..

Bunyi alarm mengganggu tidur Gracia, ia pun membuka matanya perlahan, meraih HP untuk mematikan alarm. Bangkit dari kasurnya bersiap-siap untuk sekolah.

Menuruni tangga dengan semangat, melewati kakaknya yang menyapanya sesaat sampai dibawah, berjalan ke dapur untuk menyapa kedua orang tua nya.

"Pagi, Yah, Bun" sapa nya dengan semangat.

"Woy, gue masih ada disini, daritadi nyapa ga disapa balik malah dicuekin" ucap Gery berjalan ke arah adiknya yang kini duduk di kursi meja makan.

Gracia hanya diam membiarkan ucapan Gery seperti angin lewat. Gery yang merasa di cuekin itu mengangkat tangan kanannya kemudian menggoyangkannya didepan muka Gracia. Lagi, Gracia hanya diam. Gery pun duduk di kursi sebelah Gracia.

"Bun, Yah, nanti Gery kayaknya tinggal di asrama aja. Pulang-pergi dari sini kerasa banget bun" Gery meminta izin kepada ayah dan bundanya yang ikut duduk untuk sarapan bersama.

"Ohh yaudah gapapa. Kapan rencana mindahin barangnya?" tanya sang bunda.

"Hari ini bun, mumpung temen-temen lagi pada ngumpul di asrama, bisa skelaian bantuin Gery" balas Gery.

Mendengar kata 'teman-teman' dari mulut Gery, Gracia sontak menoleh ke arah Gery berharap 'temen' yang ia harapkan ikut hadir.

"Perlu jasa mindahin barang ga, kamu?" tanya sang ayah.

"Gausah, Yah. Mobil cukup kok, barang Gery ga banyak, udah disiapin juga" balas Gery.

"Temen kakak yang mana aja, kak?" tanya Gracia penasaran sambil berharap.

"Dih? Kenapa emang? Pengen tau banget?" Gery menunjukan wajah menyebalkannya.

"Bun, aku ikut bantuin kakak pindahan ya?" Gracia tidak lagi menatap Gery beralih ke arah bunda didepannya.

"Lah ngapain si tiba-tiba mau ikut. Paling juga ga ngebantu apa-apa lu. Gausah udah" sela Gery sebelum bundanya berbicara.

"Kamu serius, Gracia? Kenapa tiba-tiba mau bantu kakak kamu? Kamu kan sekolah hari ini?" tanya bunda penasaran.

"Kakak kan jarang dirumah, Bun. Mau banyak waktu sama kakak aja makanya mau ikut bantuin, hehehe. Pulang sekolah aku ke asrama kakak kan deket dari sekolah. Boleh ya, Bun?" harap Gracia dengan tatapan memohon.

"Idih apaansi. Barang gue berat. Ga bakalan kuat lu. Dah gausah" bantah Gery.

"Gery, itu adek kamu mau banyak waktu sama kamu lho, masa ga dibolehin sih?" ucap bunda menatap Gery. "Kamu bantu liat-liat aja ya nanti. Barangnya berat takut kenapa-kenapa sama kamu" kini ucap bunda menatap Gracia.

"Yes!!! Makasih bunda. Sayang Bunda" ucap Gracia kemudian menuju bundanya untuk memeluknya.

Gery pun tidak dapat membantah perintah bundanya, ia hanya diam menatap malas Gracia yang sudah kembali duduk.

•••

Gery kini terlihat fokus bermain sebuah game di HPnya, fokusnya terganggu ketika muncul panggilan dari seseorang di layar HPnya.

"Kak, gue udah di deket asrama lu, jemput kek minimal"

"Sibuk. Lu cari gedung 3, kalo udah nemu langsung ke lantai 5 nomor 516, itu kamar gue"

"Hah? Gedung 3 dimana? Lu kakak gue apa bukan sih sebenernya, jemput kebawah aja gamau ish"

"Dibilang sibuk. Dah, bye!"

Sambungan telfon pun terputus. Ya, Gery lah yang memutuskan telfon tersebut.

Gracia yang baru pertama kali kesini pun merasa bingung. Namun, harapannya kembali ketika melihat mobil yang sangat ia kenali. Ya, itu mobil Range Rover ayahnya sedang terparkir di depan sebuah gedung dengan bagasi yang masih terbuka. Dengan langkah cepat, ia menghampiri mobil tersebut.

ForelsketTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang