"Ah, kami tidak hanya punya itu tentu saja." Glen kemudian menyerahkan sebuah USB dan memberikannya pada polisi. "Itu bukti terkuat bahwa nyonya kami sama sekali tidak terlibat pada apa yang terjadi dengan Tony."
Polisi memutar rekaman pada layar proyektor besar dan membuat kami bisa melihat sendiri bagaimana Tony mengutak-atik mobil tersebut. Dia bahkan mencabut bebebrapa kabelnya yang membuat semua orang tercengang sendiri.
"Dia melukai membuat dirinya sendiri kecelakaan?" tanya salah satu polisi yang tidak habis pikir.
"Mana mungkin! Tony bukan orang yang seperti itu. Dia tidak akan bunuh diri!" seru Leola.
"Ya. Kakakku masih mengatakan pagi itu untuk kami pergi berlibur bersama. Tidak ada tanda depresi sama sekali sampai mengakhiri hidupnya sendiri. Rekamannya pasti salah. Rekamannya dimanifulasi."
"Apa kami mengatakan dia bunuh diri? Kami saja belum memberikan penjelasan, kalian dengan mudah sudah menyimpulkan." Glen menyerahkan beberapa foto dan berkas kepemilikan mobil. "Ada dua mobil dengan tampilan yang luar dalamnya sama. Foto-fotonya ada di sana. Kalian bisa menebak kemudian yang dilakukan Tony."
Semua orang segera memeriksa dan mereka mengangguk pada satu sama lain. Menemukan alasan kenapa Tony melakukannya dan memang juga pada ponsel Tony ditemukan pencarian soal bagaimana cara merusak mobil tanpa membuatnya terliat seperti sengaja dirusak.
Itu membuat segala tuduhan kini terlayang ke arah Tony. Pelayan rumah juga datang memberikan penjelasan kalau hari itu Tony memang salah mengambil kunci dan memakai mobil yang memang milikku. Itu membuat semua orang semakin tercengang. Leola mengancam pelayan itu karena memberikan pengakuan palsu. Tapi pelayan bersumpah.
Di depan banyak orang pelayan itu akhirnya dipecat. Tapi tidak ada kekhawatiran pada mata pelayan itu. Lucas sepertinya sudah menjanjikan pekerjaan untuknya. Itu membuat dia berani bersaksi. Pelayan itu kemudian pergi dengan tubuh Leola yang semakin melemas.
"Oh, kami juga memiliki satu saksi lagi," ungkap Glen.
Semua orang menatap pada satu sama lain. Tidak melihat ada saksi lain di tempat tersebut. Semua orang menatap ke arah pintu, mungkin sang saksi akan muncul di sana.
Tapi Glen segeraa bicara. "Nyonya yang berusaha pergi, bukankah kau harus menjelaskan apa yang terjadi di tempat itu waktu itu? Karena kau ada di sana. Jangan sampai kami menggugatmu dengan tuduhan coba membunuh," ucap Glen menunjuk ke arah selingkuhan Tony.
Semua menatap ke punggung wanita yang benar-benar coba melarikan diri tersebut. Leola meraih pakaian belakang wanita itu dan menariknya. Dia berdiri dan menatap si wanita dengan bingung. Kakak Tony juga menekan lengan sahabatnya coba mempertanyakan apa yang terjadi.
Pandangan Lucas memberikan janji kematian yang jelas tidak akan membuatnya senang. Itu membuat wanita yang sejak tadi bungkam akhirnya mengeluarkan suara merepet penuh pembelaan.
"Bukan aku. Aku tidak terlibat. Tony melakukannya sendiri. Aku sudah melarang dia membunuh istrinya. Aku katakan padanya kalau sampai ketahuan uang asuransinya tidak bisa cair. Tapi dia malah memukulku dan bilang dia harus melakukannya karena para preman tempat dia meminjam uang sudah tidak sabar dan akan membunuhnya kalau sampai dia tidak segera mendapatkan uangnya.
Dalam video itu kalian lihat sendiri kalau Tony melakukannya sendiri. Aku tidak ikut campur. Aku bersumpah, aku tidak melakukan apa pun."
Dan segalanya beres dengan satu pengakuan itu juga beberapa bukti yang bukannya membuat Tony mendapatkan keadilan, dia malah mendapatkan kenyataan yang harusnya mereka semua tahu bahwa Tony tidak pernah sebaik yang mereka dugakan.
Tony dengans sengaja coba membunuh istrinya sendiri setelah mendaftarkan asuransi pasangan agar pihak asuransi tidak curiga dengannya. Itu makanya setelah Tony mati, aku mendapatkan asuransi tersebut. Tapi aku sungguh tidak mau menyentuh uang semacam itu.
Kami kemudian meninggalkan kantor polisi dengan perasaanku yang sangat baik. Leola mengejar dan berlutut di hadapanku dengan tanpa tahu malu. Dia menatap padaku dengan permohonan.
"Kau tidak usah mengatakan apa pun. Aku akan menyerahkan semua uang itu pada pihak-pihak yang sudah meminjami Tony uangnya. Kau tidak akan mendapatkan apa pun, jika itu yang kau khawatirkan." Aku mendesah kemudian, dan menatap ke langit sebentar. Warna birunya sungguh menenangkan perasaan. "Mari tidak berhubungan lagi. Kalian sudah jadi masalalu untukku. Kuharap kita tidak pernah bertemu lagi." Aku kemudian meraih lengan Lucas dan membawanya pergi.
Kami tiba di dekat mobil. Lucas sudah membukakan aku pintu dengan senyuman leganya.
"Lucas!"
Aku yang sudah akan masuk berhenti dan berbalik melihat ibu kandung Lucas yang ternyata mengejar kami. Lucas sendiri sepertinya sudah tahu wanita itu akan datang. Dia sepenuhnya siap menghadapi wanita culas yang penuh dengan tindakan tidak terduga dan tidak menyenangkan tersebut.
"Kau tahu aku melakukannya demi kamu, kan? Kau tidak menyalahkan ibumu ini, kan?"
Lucas menyeringai. "Ibu ...," eja Lucas dengan tidak senang. "Aku tadinya mau melepaskanmu tanpa sedikit pun menyentuhmu. Tapi aku berubah pikirkan. Wanita yang bisa melakukan segala cara sepertimu bisa menyakiti keluargaku. Jadi seluruh uang yang pernah aku berikan padamu, akan dicatat sebagai hutang. Dan fasilitas yang kau terima dariku, aku akan mencabut semuanya. Dan aku sudah menghubungi pengacaraku. Aku akan memutus hubungan denganmu. Kau bukan lagi ibuku."
"Kau akan melakukannya padaku hanya karena wanita itu? Aku ibumu! Kau akan menelantarkan aku hanya karena wanita yang belum tentu benar-benar tulus?"
"Kau pernah menelantarkan aku dan ayahku hanya demi pria yang kau cintai. Aku melakukan hal yang sama persis seperti yang kau lakukan, kenapa kau malah tidak terima? Itu hubungan terakhir terbaik yang kita miliki. Kau bisa melakukan segalanya demi pasangan yang kau cintai. Maka aku mengikutimu. Aku juga bisa menghancurkan siapa pun yang menyakiti pasanganku. Jadi pikirkan saja soal dirimu sendiri karena aku tidak lagi ada hubungannya denganmu."
Setelah Lucas menyelesaikan kalimatnya, dia memberikan anggukan padaku agar aku masuk.
Lucas kemudian bergabung denganku dan tanpa menatap ke arah ibunya lagi. Lucas sudah meminta Glen menjalankan mobilnnya.
Melihat Lucas yang hanya diam, aku mendekat dan menjatuhkan diri ke pelukannya. "Kau tidak apa-apa?"
Lucas membalas pelukanku. "Ini yang terbaik. Aku tidak bisa membahayakan kau dan anak kita. Dia bisa melakukan segalanya jadi buat saja dia tidak bisa menggunakan apa pun untuk menyakitimu. Selama kau dan anak kita aman, itu yang terpenting."
Aku mengangkat pandangan dan menatap Lucas penuh dengan kebahagiaan juga tanda tanya. "Sejak kapan?"
Lucas menatap bingung.
"Bukan baru-baru ini, sejak kapan kau mencintaiku?"
Lucas yang mendengarya hanya terbatuk dengan mengerikan. Dia menatap aku kemudian dan tertawa kecil. Tapi dia tidak mengatakan apa pun. Aku juga tidak menuntut jawaban darinya. Tidak penting sejak kapan. Yang penting adalah sekarang. Karena dia ada di sisiku. Dan dia ada saat aku membutuhkannya.
Kami berpelukan dalam kebahagiaan yang panjang. Tidak akan ada kesuraman lagi. Saat dia ada di sisiku, aku hanya menemukan warna. Waktu tidak menjadi masalah bagiku. Aku bisa menunggu sampai dia benar-benar siap mengatakan segalanya padaku.
***
Sampai jumpa di cerita selanjutnya
KAMU SEDANG MEMBACA
Benih Sang Presiden (Tamat)
RomansaDeanna Poole dan suaminya memutuskan melakukan suntikan inseminasi demi mendapatkan seorang anak, karena suaminya tidak subur, mereka membeli sperma. Sayangnya saat Deanna yang akhirnya hamil, di hari yang sama dia malah kehilangan suami tercintanya...