CHAPTER 7

16 3 0
                                    

Terima kasih buat kalian yang sudah baca cerita aku sampai sekarang. Jangan lupa, vote dan comment .

Typo bertebaran ‼️

-Happy Reading-

Matahari pagi masuk menyinari kamar Ayara, membuat ia terbangun dari tidur pulas nya. Ayara bangkit dari ranjang untuk mulai bersiap-siap bersekolah. Saat ia tengah memoleskan lipbam di bibirnya, tiba-tiba ada yang mengetuk pintu kamar nya. Ayara berjalan mendekati pintu dan membukanya.

"Kenapa bi?" tanya Ayara kepada bi Marni yang merupakan art di rumah Ayara.

"Itu non, di luar ada orang nyari non, dari tadi dia nungguin non."

"Nyari saya? perempuan atau laki-laki bi?" tanya Ayara

"Laki-laki non, mana cakep pisan." ujar bi Marni antusias.

Mendengar pernyataan dari bi Marni, seketika Ayara teringat sesuatu.

"Jangan-jangan, itu Jehan," batin Ayara

Ayara langsung melihat jam tangan nya yang ternyata sudah menunjukan pukul 07.25 sedangkan sekolah Ayara masuk jam 7 tepat. Ayara menepuk kepala nya dengan pelan, berkali-kali merutuki kebodohan nya.

Ayara berjalan masuk ke dalam kamar nya untuk mengambil tas nya, lalu keluar kamar dan berlari dengan terburu-buru.

"Bi, Ayara sekolah dulu ya." saat melewati bi Marni.

"Iya non, hati-hati." ucap bi marni sedikit teriak supaya terdengar oleh Ayara.

"Ia berjalan menuruni tangga dengan terburu-buru, lalu Ayara membuka pintu rumahnya dengan cepat. Saat Ayara membuka pintu rumahnya, ia melihat Jehan yang masih setia menunggunya.

"Jehan." panggil Ayara berlari menghampiri Jehan.

Mendengar nama nya di panggil dengan suara seseorang yang sedari tadi ia tunggu, sontak Jehan menoleh.

Saat sudah sampai, Ayara langsung menaiki motor jehan dengan hati-hati.

"Cepat jalan, kita udah telat." ujar Ayara sambil menepuk pundak jehan.

"Helm nya jangan lupa, Ayara." ucap Jehan dengan lembut memakaikan Ayara helm.

Bluss

Karena wajah mereka yang berdekatan, membuat pipi Ayara memerah.

"G...gue bisa sendiri." Ayara mengambil ahli mengancingkan helm nya.

"Ayo berangkat, kita udah telat."

Jehan menancapkan gas nya membelah jalan menuju sekolah. di sepanjang perjalanan, Ayara sangat menikmati angin yang membelai wajah nya, dan pandangan mata yang terus mengarah ke sekeliling nya tanpa ia sadari, sedari tadi Jehan melihat nya lewat spion motor. Motor Jehan melambat saat akan mendekati sekolah dan berhenti, mereka sudah sampai di sekolah. Tapi, mereka baru sampai di depan gerbang, di karenakan mereka telat dan gerbang sudah di tutup.

Ayara turun dari motor dan berjalan mendekati gerbang, dari sela-sela gerbang, Ayara melihat pak udin selaku satpam tengah menyesap kopi nya dengan nikmat.

AyaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang