CHAPTER 12

15 2 0
                                    

-Happy Reading-

Mata Ayara melihat sekilas perempuan yang memanggil nama nya.

" Meeya," batin Ayara,

Namun, Ayara sama sekali tak menghiraukan sapaan Meeya dan terus melahap makanannya.

"Boleh, gue duduk di sini?" tanya Meeya, melirik ke arah Ayara, Ghea, dan Syera.

"Boleh, silakan." jawab Syera ramah.

Meeya duduk berhadapan dengan Ayara.

"Lo, murid pindahan itu bukan?" tanya Ghea penasaran.

"Benar." jawab Meeya, mengangguk.

"Lo dan Ayara terlihat dekat, kalian temenan?" tanya Syera, melirik ke arah Meeya sambil terus mengunyah baksonya.

"Iya, aku dan Gracia sudah temenan dengan dekat dari sewaktu di sekolah dulu, begitu bukan Gracia?" Meeya melirik ke arah Ayara dan tersenyum lebar.

Ayara, yang tak peduli dengan ucapan Meeya, langsung bangkit dari tempat duduknya. Namun, saat ia hendak beranjak, tiba-tiba tangannya ditahan oleh Meeya.

"Gracia, jangan gitu. Gue tau lo yang udah ngedorong gue dari tangga. Gue udah maafin lo kok." ujar Meeya, memegang erat tangan Ayara dengan sedikit keras.

Semua orang yang berada di kantin dan mendengar ucapan Meeya langsung berbisik-bisik, membicarakan Ayara.

Ayara langsung melepaskan tangan Meeya yang menggenggam tangannya dengan paksa. Tindakan itu membuat Meeya terjatuh di hadapannya.

"Awss." ringis Meeya, memegangi kakinya yang terbentur.

Entah dari mana datangnya, tiba-tiba Jehan dan Aslan muncul untuk menolong Meeya. Aslan langsung menggendong Meeya dan membawanya menjauh dari sana.

Jehan menoleh ke arah Ayara, matanya tajam. "Ayara." panggilnya dengan nada sedikit tinggi.

Ayara mengangkat sebelah alisnya, menatap Jehan dengan santai. "Apa?" tanyanya dengan tenang.

Jehan menghela napas dan berbicara sedikit lebih lembut, "Lo tau kan, yang barusan lo lakuin tadi itu salah?"

"Gue cuman enggak suka tangan gue terkena hama." jawab Ayara dengan nada dingin.

Ayara melangkah mendekati Jehan, senyum menyeringai terukir di wajahnya. "Jehan, lo gak tau apa-apa, jadi, tutup mulut lo itu rapat-rapat, ya!" bisiknya suaranya pelan namun penuh ancaman

________________________

Di kelas, Ghea dan Syera saling melempar pandangan, tatapan mereka bertemu.

"Lo aja." desis Ghea.

"Lo aja yang tanya." balas Syera.

Ayara, yang sedari tadi menelungkupkan kepalanya di antara kedua tangannya, perlahan mengangkat wajahnya dan melirik ke kanan.

"Ada yang mau lo berdua tanyain?" tanya Ayara, matanya beralih menatap Ghea dan Syera bergantian.

"Ah, e... enggak, enggak ada." jawab Syera gugup.

Ghea menghela napas, ragu-ragu sejenak sebelum akhirnya membuka suara, "Kami berdua, mau nanyain lo tentang kejadian tadi."

"Emang bener ya? Lo yang dorong Meeya dari tangga?" tanya Ghea dengan hati-hati, takut menyinggung Ayara.

"Kalo gue bilang bukan gue yang dorong dia, dan gue cuman difitnah, lo pada percaya?" jawab Ayara, suaranya terdengar sedikit meninggi.

Ayara melihat Ghea dan Syera dengan raut wajah sedikit ragu setelah mendengar jawaban dari nya.

Ayara tersenyum kecut melihat wajah kedua teman nya yang tampak ragu dan berujar, "Itu terserah lo bedua, mau percaya atau enggak, gue enggak maksa kalian."

Tanpa Ayara sadari, Jehan memperhatikannya dari kejauhan dengan pikiran yang masih tertuju pada kejadian di kantin tadi.

"Sebelumnya, apa yang terjadi dengan lo Ayara." batin Jehan
_________________________

Ayara sedang menunggu Daren di halte bus untuk pulang bersama-sama. Ia melamun dengan pandangan ke bawah. Tiba-tiba, seseorang menepuk pundaknya.

"Jangan melamun, nanti kesambet," celutuk Kean sambil duduk di samping Ayara.

"Lo ngapain kesini?" tanya Ayara, pandangannya dengan pandangantertuju ke depan.

Kean menoleh ke arah Ayara dan berucap, "Mau jemput lo, gadis nakal. Siapa lagi?"

Ayara menoleh ke arah Kean dengan sebelah alis terangkat. "Jemput gue?" ucapnya, seraya menunjuk dirinya sendiri.

Kean tersenyum dan mengangguk.

"Mending lo pulang aja, gue dijemput Bang Daren."

"Daren yang nyuruh gue jemput lo, sekalian, ambil baju basket nya yang ketinggalan."

"Ya udah, ayo pulang." ucap Ayara tanpa protes. Ia bangkit dari duduknya dan berjalan ke arah motor Kean.

Kean mengikuti Ayara dari belakang lalu menaiki motor sport miliknya.

"Sekarang pegangan, nanti lo terbang gue yang repot." goda Kean lalu terkekeh kecil.

"Untung  gue  lagi  enggak  mood,  kalo  enggak  udah  gue  hajar  lo,  Kean." ujar Ayara dengan kesal.

25 Agustus 2024

AyaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang