CHAPTER 11

13 3 0
                                    

Jangan lupa vote dan comment

Typo bertebaran‼️

-Happy Reading-

Ayara melangkahkan kaki menuju ruang tamu, di mana Jehan sedang duduk menunggu nya.

"Hai pacar ku yang tampan, ada apa gerangan anda datang kemari?" celutuk Ayara tersenyum simpul. Ia lalu duduk di sofa, berhadapan dengan Jehan.

"Kata Ghea, lo sakit?" tanya Jehan dengan sedikit curiga melihat Ayara yang tampak sehat-sehat saja.

"Lo beneran sak-"ucapan Jehan terhenti, karena terpotong oleh Ayara.

"Perhatian banget pacar ku ini, mana sampai bawa bingkisan pula." potong Ayara, senyumnya kini merekah cerah.

"Tapi, maaf banget nih, bukan bermaksud mau ngusir lo, tapi gue masih harus istirahat dulu." ujar Ayara, nada bicaranya lembut namun tegas.

"Maaf, kalo gue ganggu waktu istirahat lo." ucap Jehan, suaranya kian lembut. Ia lalu bangkit dari duduknya.

Ayara mengikuti Jehan yang hendak keluar. Saat mereka sampai di teras rumah, sebuah suara melengking tiba-tiba menghentikan langkah mereka. Mereka menoleh ke belakang.

"Siapa inii?" tanya Kanaya, suaranya cukup kencang, menghampiri Jehan dan Ayara.

"Bunda." jawab Ayara, matanya tertuju pada Kanaya.

Mendengar ucapan Ayara, Jehan langsung mengerti bahwa wanita di hadapan mereka adalah bunda Ayara.

"Tante." sapa Jehan, senyum ramah terukir di wajahnya.

"Siapa ini Ayara, cekep banget." puji Kanaya, senyumnya hangat terarah kepada Jehan.

"Oh, ini tem-"

"Saya, Pacar Ayara tante." potong Jehan tiba-tiba dengan senyuman yang mengembang jelas di wajahnya.

Mendengar ucapan Jehan, Ayara langsung menatapnya dengan mata melebar, rahangnya sedikit ternganga.

"Ini pacar Ayara, ya ampun cakep banget. Ayara, kenapa kamu enggak bilang sama bunda kalau kamu punya pacar?" Kanaya melirik ke arah Ayara, matanya berbinar-binar.

Ayara menatap Jehan dengan mata permusuhan, lalu mengarahkan pandangannya ke arah sang bunda. Dengan gugup, Ayara berucap, "Sebenarnya Ayara mau ngasih tau bunda, tapi Ayara lupa terus." Senyumnya tampak dipaksakan.

"Yakin lupa, bukan mau ngerahasiain ini dari bunda?" tanya Kanaya, tatapannya tajam menatap Ayara.

"Bunda tidak boleh berprasangka buruk terhadap anak sendiri. Ayara tuh benar-benar lupa." Ayara berusaha meyakinkan Kanaya.

"Oke bunda percaya, nama kamu siapa?" tanya Kanaya, bergantian melihat ke arah Jehan.

"Jehan tante."

"Nama yang tampan, seperti orangnya." puji Kanaya. Jehan tertawa kecil mendengar pujian tersebut.

Mendengar pujian Kanaya kepada Jehan, Ayara hanya menatap malas sang mama. Ia mendorong punggung Jehan dengan pelan, mengarahkannya ke motor Jehan. "Pulang, pasti lo lelah habis pulang sekolah langsung ke sini." ucap Ayara, nada bicaranya sedikit perhatian.

Mendengar ucapan Ayara, Jehan langsung tersenyum. "Terimakasih atas perhatiannya," jawabnya.

"Itu bukan sebuah perhatian." mata Ayara menjelajah ke sekeliling, enggan menatap Jehan.

Jehan menaiki motor sportnya, lalu menoleh ke arah Ayara. "Apapun itu, terimakasih atas perhatiannya, pacar nya Jehan." goda Jehan di akhir kalimat. Ia lalu menancapkan gas, meninggalkan Ayara yang masih terpaku oleh ucapannya.

"Sadar Ayara, sadar,." Ayara menepuk kedua pipinya, berusaha tersadar dari lamunannya.

"Ya kali, gue baper sama pacar kontrak. Sama aja gue kalah dong, karena bisa-bisa nya gue baper sama cowok yang cuman Pacar kontrak, enggak-enggak gue enggak boleh baper, cuman perkara dia bicara gitu dong. ck, dasar buaya" gerutu Ayara dalam hati.

Ayara berbalik, melangkahkan kaki menuju rumah.

 _____________________________

Ayara melangkahkan kaki masuk ke dalam kelas, sambil memainkan ponsel genggamannya.

"AYARAA." teriak Syera dengan suara yang lantang, sambil menulis tugas di bukunya.

Mendengar namanya dipanggil, Ayara langsung menoleh ke arah sumber suara. Ia berjalan mendekati Syera.

"Apa?" tanya Ayara, kerutan kecil muncul di dahinya.

"Lo udah, nyelesaiin tugas biologi?"

Ayara menepuk keningnya, "Gue lupa, ada tugas biologi." ucapnya, melirik ke arah Syera.

"Lo, salin aja punya gue." ucap Syera, yang sudah selesai menulis tugasnya.

"Terimakasih Syer." Ayara mengambil buku Syera dan berjalan ke tempat duduknya untuk menulis.

Ayara dengan cepat menyalin jawaban di buku Syera.

Kring
Kring
Kring
Bunyi bel masuk

Ayara menghela napas lega, ia berhasil menyalin seluruh jawaban tepat saat bel berbunyi. Buru-buru, Ayara mengembalikan buku Syera lalu kembali ke tempat duduknya.

Pelajaran Biologi di kelas Ayara berjalan dengan lancar tanpa ada kendala, hingga bel istirahat berbunyi.

Kring
Kring
Kring
Bel istirahat

Mendengar bunyi bel yang paling mereka tunggu-tunggu, semua murid langsung berbondong-bondong menuju kantin untuk mengisi perut mereka. Begitu halnya dengan Ayara, Ghea dan Syera yang juga sedang mengisi perut mereka.

"Di sekolah kita, ada murid baru loh." ucap Ghea, lalu menyeruput minumannya.

"Siapa?" tanya Ayara, melirik ke arah Ghea.

"Kalo enggak salah nam-" Ghea terhenti, ucapannya terpotong oleh seseorang yang menyela.

"Halo, Gracia." sapa seorang perempuan, suaranya terdengar tidak asing di telinga Ayara.

18 Agustus 2024

AyaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang