CHAPTER 8

18 3 0
                                    

Typo bertebaran ‼️

-Happy Reading-

Ayara dan Daren sedang bersembunyi di balik tembok, dan seluruh jendela sengaja di tutup supaya suasana di rumah tersebut gelap.

Cklek
suara pintu di buka oleh seseorang

Orang itu melangkahkan kakinya masuk dan berjalan pelan sambil melihat sekeliling nya yang lumayan cukup gelap, tiba-tiba....

Dorr
suara confetti

"Selamat datang bunda." ucap Ayara dan Daren berteriak, lalu berhamburan memeluk sang Bunda, yang di balas oleh Kanaya.

"Kalian ini ya, bunda kira kalian enggak ada di rumah." ujar bunda kanaya menatap Ayara dan Daren satu persatu.

"Ya kali, anak bunda enggak ada di rumah untuk nyambut bunda."

"Bun, ayoo."ucap Ayara menarik tangan bunda Kanaya menuju meja makan. Saat sampai di sana, Kanaya melihat berbagai jenis makanan.

"Ayo bun duduk, kita makan bersama-sama. Ini hasil masakan Ayara sama bang Daren loh, bunda harus nyobain." ujar Ayara lalu mengambilkan makanan untuk bunda nya.

Kanaya menyuapkan sesendok makanan ke mulut nya, untuk beberapa menit Kanaya terdiam.

"Gimana bun." ucap Daren dan Ayara takut rasa nya tidak enak di lidah.

"Ini enak, anak bunda emang pinter." celutuk Kanaya antusias dan memakan dengan lahap, mendengar pernyataan Kanaya, tentu membuat Daren dan kanaya tersenyum senang, karena hasil masakan mereka tidak sia-sia. Daren dan Ayara juga mengambil makan untuk mereka juga, dan makan bersama-sama di meja makan tersebut.

Saat ini, Kanaya dan Daren sedang menonton televisi di ruang tengah, Sedangkan Kanaya, ia sedang berada di dalam kamar nya. Tiba-tiba, bunyi bel rumah yang nyaring, memecah keheningan Daren dan Ayara yang sedang menonton televisi.

"Bukain pintu nya." suruh Daren kepada Ayara

"Lo aja," tolak Ayara

"Kita suit aja, yang kalah bukain pintu," tantang Daren

"Oke." setuju Ayara, menatap Daren remeh.

"Gunting, batu, kertas." ucap mereka serempak, Ayara mengeluarkan kertas sedangkan Daren mengeluarkan gunting, yang berarti Ayara kalah, karena Daren menggunakan gunting.

"Silahkan princess Ayara, bukain pintu nya," ejek Daren

"Ck." decakan kecil keluar dari bibir Ayara.

Dengan malas, Ayara bangkit dari duduk nya, lalu berjalan menuju pintu. Ayara meraih gagang pintu dan menarik nya perlahan. Saat pintu sudah di buka, ternyata tamu tersebut adalah tante Sarah.

"Eh, tante sarah."

"Ya ampun, udah besar kamu Ayara." ujar Sarah seraya memeluk Ayara. saat Ayara di peluk oleh Sarah, Ayara sadar ternyata Sarah tidak datang sendirian, tapi ia kemari bersama Kean.

"Tante sarah." ucap Daren, yang menyusul Ayara karena adik nya tak kunjung kembali.

"Di mana kanaya? bukankah dia sudah kembali." ujar Sarah kepada Daren, lalu melepaskan pelukannya kepada Ayara.

"Bunda ada, akan Daren panggilkan." pamit Daren untuk memanggil Kanaya.

Sarah melangkah mendekati sofa lalu ia duduk di sana, ia melihat ke arah Ayara dan menepuk sofa di samping nya.

"Ayara duduk di sini sayang."

Ayara menuruti perkataan Sarah, ia pun duduk di samping Sarah. Sarah mulai mengusap kepala Ayara dengan lembut dan memandang Ayara dengan prihatin.

"Kamu memang, gadis yang kuat sayang."

Ayara yang mengerti apa yang di maksud oleh Sarah, hanya tersenyum menanggapi ucapan sarah.

"Sarah." kanaya berjalan ke arah sarah dan memeluk nya.

Ayara yang melihat itu, beranjak dari duduk nya, kemudian ia pergi keluar rumah tanpa bilang ke siapapun. Tanpa ia sadari, sedari tadi ada seseorang yang mengikuti nya.

Ayara berhenti di sebuah halte bus yang di sekitar jalan nya sepi, dan duduk di sana. Ayara menatap lurus ke depan dengan tatapan kosong, namun, lamunan itu langsung di buyarkan oleh tepukan seseorang di bahu Ayara.

Ayara mendongak kan wajah nya untuk melihat siapa yang menepuk pundak nya, dan ternyata itu adalah...

"Kean..." melihat orang yang berada di depannya yang ternyata adalah kean.

"Ikut gue." ujar Kean menarik tangan Ayara menuju motor nya.

"kemana?" tanya Ayara dengan dahi yang berkerut.

"Ke tempat sesuatu yang indah."

Ayara tertarik dengan perkataan Kean lalu berucap," Oke, gue mau." ujar Ayara

Mendengar Ayara yang menerima ajakannya, Kean memberi Ayara sebuah helm untuk di pakai.

"Nih, bisa kan pakai sendiri," ejek kean

Dengan kesal Ayara mengambil helm tersebut," Lo pikir gue anak kecil." ucap Ayara sambil memasang helm di kepala nya.

Ayara menaiki motor jehan lalu berucap," Cepat jalan, sebelum gue berubah pikiran," ancam Ayara

"Siap, tuan putri Ayara." ujar Kean, lalu ia melajukan motornya dengan tenang menikmati bisikan alam di sore hari, begitu pun dengan Ayara sedari tadi ia sangat menikmati angin-angin yang menerpa wajah nya dan pemandangan yang indah, sampai tidak terasa, Kean dan Ayara sudah sampai di tempat yang mereka tuju.

"Pantai." ucap Ayara karena ternyata kean membawa nya ke pantai

"Ya, pantai."

"Apa indah nya pantai." tanya Ayara menatap ke arah Kean

"Tentu saja indah."

"Coba lihat ke sana." Kean mengarahkan tangannya kedepan, sontak Ayara langsung mengikuti arah pandang dan arah tunjuk Kean. Ternyata, di depannya ada sebuah keindahan alam yaitu senja, yang  baru saja menyinari langit dengan warna jingga dan merah yang bergradasi indah.

"Sangat indah." Ayara dengan tatapan kagum.

"Ya, benar-benar sangat indah." celutuk Kean memandang Ayara.

______________________

Ayara dan Kean dalam perjalanan pulang setelah bersenang-senang. Dalam perjalanan ini terasa begitu tenang.

"Terimakasih, tadi itu benar-benar menyenangkan." ucap Ayara dengan senyumnya merekah. Senja yang indah, makanan lezat, main di pantai, dan balon beruang lucu yang Kean belikan untuknya, menjadikan hari ini sempurna.

Kean tersenyum,  "Enggak masalah." 

"Gue bahagia, bisa ngelakuin itu semua buat lo, Ayara." batin Kean

"Besok lo tanding, lawan sekolah gue?" tanya Ayara, matanya berbinar-binar.

"Iya." jawab Kean, dengan suara yang sedikit gugup.

"Semangat, lo harus menang." ujar Ayara, lalu menepuk pundak Kena.

Kean merasakan jantungnya berdebar kencang, "Pasti." sahutnya dengan senyum lebar.

14 agustus 2024

AyaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang