CHAPTER 15

12 2 0
                                    

-Happy Reading-

Bu Nisa menatap dalam ke arah Ayara, setelah mendengar cerita dari nya, "Kamu punya bukti bahwa bukan kamu yang mendorong Meeya?" ujarnya, dengan alisnya bertaut, tidak mau langsung percaya kepada Ayara.

Ayara mengeluarkan ponselnya jari-jarinya dengan lincah mencari sesuatu di ponsel nya. Ketika ia mendapatkan apa yang ia inginkan, seketika senyum tipis mengembang di bibirnya.

Ayara memutar rekaman obrolannya dengan Meeya. Mendengar rekaman dari ponsel Ayara tentu membuat Bu Nisa terkejut. Matanya membulat, mulutnya sedikit terbuka.

"Bagaimana, kamu bisa mendapatkan rekaman suara itu?" tanya Bu Nisa, melirik ke arah Ayara.

"Karena saya tau bu, akan ada ke jadian seperti ini nantinya."

Bu Nisa mengangguk pelan,"Lagi dan lagi kamu dituduh Gracia, tapi untungnya kamu bisa menghadapi itu semua." ujar Bu Nisa

"Sepertinya Ibu harus menghukum Meeya dengan tegas." kata Bu Nisa

"Jangan, Bu." pinta Ayara

"Kenapa?" tanya Bu Nisa, mengerutkan keningnya.

"Jangan hukum Meeya, Bu, dan saya mohon juga jangan beri tahu siapapun bahwa saya sebenarnya tidak bersalah." pinta Ayara tenang

"Saya ingin, perlahan mereka sendiri yang tahu kebenarannya." jawab Ayara, suaranya sedikit lebih tegas, matanya menatap lurus ke depan.

"Ibu menghargai keputusanmu, Gracia. Baiklah Ibu tidak akan menghukumnya." kata Bu Nisa, tersenyum lembut.

"Kalau gitu, saya permisi, Bu." pamit Ayara, berdiri tegak.

Ketika Ayara keluar dari ruang BK, banyak pasang mata yang melihat dan menggunjingnya. Ayara tidak memperdulikan itu, bahkan Ayara juga berani menatap tajam orang yang sudah berani menggunjingnya.

"Semua pasang mata yang melihat ke arahku sekarang persis sama seperti dulu, yang berbeda hanyalah diriku dulu yang hanya bisa menunduk takut. Tapi sekarang, aku bisa mengangkat kepala ku dengan berani melihat ke arah mereka semua, karena aku bukan Gracia melainkan Ayara." gumam Ayara dalam hati

______________________________

Ayara melangkahkan kaki nya menuju bangkunya, lalu duduk tanpa menjelaskan apapun dengan Ghea dan Syera.

"Ayara, lo baik-baik aja?" tanya Ghea, suaranya terdengar ragu.

Ayara hanya mengangguk singkat menanggapi ucapan Ghea, setelah itu tidak ada lagi percakapan dia antara mereka.

Bel masuk berbunyi, menandakan akan dimulainya pelajaran. Bu Tuti, guru yang akan mengajarkan, memasuki kelas dengan langkah santai. Dan diikuti oleh Bu sinta di belakang nya.

"Anak-anak, hari ini Ibu ingin mengumumkan tentang lomba cerdas cermat yang akan diadakan 2 minggu lagi," ujar Bu Tuti.

"Sekolah kita akan mengirimkan satu tim untuk mewakili sekolah di tingkat kota. Untuk itu, Ibu Sinta akan mencatat nama siswa-siswa yang berminat untuk mengikuti seleksi."

Bu Sinta tersenyum ramah, "Baiklah, bagi siswa yang ingin mengikuti seleksi cerdas cermat, silakan angkat tangan."

Seketika, suasana kelas menjadi hening. Semua siswa saling melirik, ragu untuk mengangkat tangan.

"Kenapa tidak ada yang mau ikut?" tanya Bu Sinta melihat sekeliling kelas itu.

Tiba-tiba, Ayara mengangkat tangannya. Semua mata tertuju padanya. Bisikan-bisikan terdengar di kelas.

"Gracia, kamu mau ikut, seleksi?" tanya Bu Tuti.

Ayara mengangguk, "Iya bu, saya ingin ikut seleksi lomba cerdas cermat."

Bu Sinta mengangguk, "Baiklah, Gracia. Ibu akan memasukkan namamu dalam daftar peserta seleksi."

"Tapi Bu, Ayara itu..." bisik salah seorang siswa, namun tak terdengar jelas oleh Ayara.

___________________________

Seperti biasa, Ayara menunggu Daren di halte bus untuk pulang bersama. Saat ia tengah fokus menatap layar ponsel nya, tiba-tiba sebuah mawar merah muncul di depan wajah nya. Melihat mawar tersebut, sontak Ayara mendongakkan kepalanya untuk melihat siapa orang yang iseng tersebut.

"Kean?"

"Buat lo." Kean memberikan setangkai bunga mawar merah kepada Ayara.

Melihat bunga yang di sodorkan oleh Kean untuk nya, dengan ragu Ayara mengambil mawar tersebut.

"Oh, iya, lo ngapain disini?" ucap Ayara seraya melihat-lihat mawar merah yang di berikan oleh Kean.

"Jemput lo."

"Jemput gue? Mau modus ya lo, dari kemarin jemput gue terus." tuding Ayara dengan mata menyipit menatap ke arah Kean.

Kean menjitak kening Ayara, dengan gemas,"Anda sangat pede sekali, gadis nakal. Ayo kita pulang." ucap Kean berjalan duluan menuju motor nya.

Melihat Kean yang berjalan duluan, Ayara bangkit dari duduknya lalu menyusul kean.

_____________________________

Kean perlahan menghentikan motor sportnya karena lampu hijau sudah berganti ke merah. Saat Kean dan Ayara menunggu lampu hijau, tiba-tiba seorang anak kecil menghampiri Kean dan Ayara.

"Kakak ganteng, kakak cantik, mau beli roti?" ucap anak kecil itu menawarkan roti yang ia jual.

"Emm, boleh deh, kakak mau rotinya 4."ucap Ayara kepada anak itu

Anak itu mengambil 4 roti kepada Ayara, saat akan memberikan uang nya, tiba-tiba tangan kean mendahuluinya, dan memberikan uang kepada anak tersebut.

"Terimakasih kakak ganteng. Yang di belakang kakak ganteng itu pacarnya ya?" tanya anak tersebut dengan berbisik kepada kean.

Kean melirik kepada Ayara yang sedang melihat kearah mereka berdua dengan bingung. Kean menatap anak di depannya dengan senyum tipis.

"Dia bukan pacar kakak, tapi calon istri kakak," bisik kean

"Calon istri kakak cantik ya," puji anak itu

Kean menanggapi nya dengan tersenyum tipis.

"Yaudah, aku pergi dulu ya, sampai jumpa kakak ganteng, kakak cantik." anak tersebut melambaikan tangan nya, lalu pergi dari hadapan mereka

Tepat saat anak itu pergi, lampu hijau menyala dan Kean pun melajukan motornya.

"Apa yang lo obrolin, sama anak itu tadi?" tanya Ayara dengan penasaran

"Dia bicara, katanya lo cantik."

Ayara tersenyum senang dan berujar,"Gue emang cantik."

"Kalo di lihat dari ujung sedotan." sambung Kean

Dengan kesal Ayara mencubit lengan Kean.

"Kau sangat menyebalkan Kean" cetus Ayara

Dan hanya di balas tertawaan oleh Kean

02 September 2024

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 8 hours ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AyaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang