"Mas Ugi kelas jam berapa nanti?" Tanya Sabina pada cowok di sampingnya yang sedang menatap jalanan di depannya.
Semakin dekat dengan tujuan mereka, jalanan semakin padat. Mungkin karena tujuan mereka sama. Ugi dan Sabina sedang dalam perjalanan menuju kampus di mana Sabina akan mulai menjalani hidupnya sebagai Mahasiswa baru. Setelah beberapa waktu lalu cewek itu dibuat panik saat belum terdapat centang hijau sebagai tanda berkasnya berhasil diverifikasi—kini akhirnya sudah tiba waktunya ia mengambil Kartu Tanda Mahasiswa, Almamater, dan hal-hal lainnya.
"Aku nanti kelas jam sepuluh kok. Nanti kalo kamu udah kelar telfon aja, ntar dijemput."
"Aku nanti minta jemput Pak Samsul aja. Mas Ugi nanti malem ada shift kan di House of Twenties? Jadi abis kelas Mas Ugi bisa istirahat dulu." Tolak Sabina halus.
Ugi menggeleng pelan sambil membelokkan setir ke gerbang utama kampus Sabina. "Nggak ada. Nanti sore itu sebenernya mau ada acara di House of Twenties, ada temen SMA Mas Ugi dulu mau buka exhibition hasil jepretan dia di sana, ya pameran kecil-kecilan gitu lah. Dia ngundang buat ngeramein acaranya, jadi aku mau ngajak kamu sih. Mau ikut nggak nanti sore?" tawar Ugi, melirik ke arah Sabina sekilas lagu tertawa kecil saat menemukan Sabina yang juga sedang menatapnya dengan kedua matanya membulat dan berbinar.
"Mau banget!" jawab Sabina antusias, sama sekali tidak sadar bahwa kini mereka sudah sampai di tempat tujuan.
"Tapi emang nggak capek? Kayaknya kamu juga bakal lama sih ini ngantri ngambil almet sama KTMnya."
Ugi mengedarkan pandangannya pada area sekitaran kampus yang ramai oleh Mahasiswa baru yang datang untuk tujuan yang sama dengan Sabina, beberapa dari mereka bergerombol. Ada juga yang terlihat sendiri dengan kepala menoleh ke kanan-kiri sambil sesekali kembali melihat ponsel, mungkin sedang mencari teman yang sudah berjanjian dengannya untuk mengambil almet bersama. Ugi tersenyum tipis, tidak sadar bernostalgia. Padahal masa-masa itu belum lama juga dilaluinya. Hingga balasan Sabina membuat Ugi membawa netranya kembali ke gadis itu.
"Nggak sama sekali! Aku ikut pokoknya."
"Ya udah, ntar aku kabarin lagi."
"Oke kalo gitu, aku turun ya. Makasih udah nganterin ke sini, Mas Ugi."
Sabina baru saja akan membuka pintu mobil, tapi Ugi menahannya dengan memegang lengan Sabina. "Mau ditemenin nggak sampe ketemu Eira? Rame banget tuh, ntar kamu planga plongo cari Eira."
Sabina melihat jam tangan yang melingkar di tangan kirinya, lalu menggeleng. "Udah jam sembilan lewat lima belas. Nanti Mas Ugi nggak keburu ke kampus, nggak papa kok. Aku bisa sendiri, nanti aku bisa gabung sama yang lain juga kalo nggak ketemu Eira."
"Oke deh, kabarin ya nanti kalo udah ketemu Eira."
"Siap! Aku turun ya, dadah Mas Ugi! Carpe diem, seize the day!"
Ugi mengulum senyum saat mendengar kutipan yang selalu diucapkan Sabina saat akan memulai harinya, sebuah kutipan yang diambil dari salah satu film kesukaan gadis itu—Dead Poets Society. Masih jelas diingatan Ugi bagaimana gadis itu mengajaknya menonton film itu. Sabina menghentikan film tersebut sampai di mana Neil—salah satu karakter di film tersebut berhasil memerankan perannya dalam sebuah pementasan drama dengan baik dan semua berbahagia.
Sabina bilang ada film lain yang harus mereka tonton dan jauh lebih bagus, padahal Ugi tahu jelas bukan untuk alasan itu. Tanpa Sabina tahu, Ugi mengetahui kelanjutannya. Saat orang tua dan semua teman baik Neil yang berduka karna kehilangannya. Film yang diakhiri dengan sebuah kehilangan. Mungkin Sabina sengaja tidak ingin Ugi menyaksikannya, tidak ingin mengingatkan Ugi dengan perasaan yang sangat tidak ingin ia rasakan lagi. Hanya salah satu dari banyak hal-hal dan perhatian kecil yang Sabina lakukan untuknya. Yang selalu berhasil membuat hati Ugi diselimuti rasa hangat oleh Sabina dan kelembutan hatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Light Your Way Home
RomanceUgi dan Sabina bagaikan dua bagian dari satu jiwa. Mereka berbagi dunia yang di mana hanya mereka yang mengerti tentang apa yang ada di dalamnya. Namun apa yang mereka miliki adalah paradoks. Semakin mereka mengambil langkah untuk mendekat pada sat...