Pulang dari les Lana kehabisan kegiatan, jarum jam sudah menunjukkan angka empat sore dan papanya belum pulang. Hela napas lesuh, Lana memilih cari-cari kegiatan ketimbang rebahan ngenetflix, itu bisa ia lakukan nanti bersama Bara. Jatuh pada belajar memasak, Lana berhasil memporak porandakan dapur, dan itu kacau sekali.
Tanpa sadar tahu-tahu jarum jam sudah menunjukkan angka delapan malam, perutnya keroncongan tapi yang ia masak tidak ada yang benar. Lana hela napas dan cemberut, satu kakinya terhentak menyadari Bara belum juga sampai rumah.
Membanting sendok yang ada dalam genggaman, Lana bergerak meninggalkan dapur, ia raih ponselnya yang berada di atas meja makan, memeriksa siapa tahu Bara ada menghubungi atau mengabari dan dia tidak mendengar. Cih, ternyata hanya pikiran positifnya saja, kenyataan tak mendukung seperti itu.
Lana mendudukan diri ke kursi makan, lebih baik ia memesan makanan untuk makan malam, setelah itu mandi dan tidur.
Melihat-lihat berbagai jenis makanan, Lana tidak selera apapun tapi tidak mungkin tidak makan karena perutnya keroncongan. Berakhir pada KFC paket sembilan potong ayam, Lana selesai memesan makanan, ia bangkit dari duduk ingin melangkah menuju kamar.
Tepat saat kaki ambil satu langkah, terdengar suara mesin mobil memasuki pekarangan rumah, kedua mata Lana membulat, pasti Bara! Ia senang tapi tak lari ke depan, yang ada cepat-cepat berlari ke kamar untuk menyembunyikan diri. Untuk apa menyambut orang yang tidak menepati janji? Begitu lah Bara yang selalu terkesan serba salah di mata Lana. Tidak pulang dicemberuti, pulang dihindari.
Sampai di dalam kamar Lana menahan senyum di balik pintu, ia lempar ponsel ke atas ranjang, kemudian berlari kecil masuk ke dalam kamar mandi. Sok cuek adalah tingkah pola dari rasa senang yang menghampiri hati, Lana tidak mau mengakui bahwa ia tidak bisa jauh dari Bara.
Cepat-cepat menyalakan shower, Lana melepas pakaian di bawah guyuran air dengan senyuman, pokoknya nanti ia akan mencueki Bara!
"Kak."
Lana tersentak terkejut mendengar suara papanya yang entah kapan memasuki kamarnya. "Dodol! Tadi lupa ngunci pintu kamar!" bergumam untuk diri sendiri, Lana tambah terkejut saat tahu-tahu terdengar suara pintu kamar mandi dibuka. "Papa, Kakak lagi mandi!!!" jerit gadis itu terpontang-panting meraih helai pakaian yang berserakan di lantai sebelum Bara bertindak gila dengan masuk lebih dalam dan melewati kaca pembatas.
"Kenapa mandi malam-malam?" tanya Bara di ambang pintu, entah seperti apa mimiknya Lana tidak tahu, tapi dari nada bicara terdengar lelah.
"Karna daritadi nungguin Papa yang ingkar janji!" jawab Lana sinis, selesai memakai biniki, setidaknya tidak telanjang bulat.
Hening, sejenak hanya suara air yang terdengar, Lana juga tidak bergerak dari tempat.
"Kak ..., Papa pengen," ujar Bara berat, tak menunggu jawaban Lana terdengar suara langkah kaki, jelas milik Bara yang begitu tegas.
"Pengen apa? Kakak masih mandi, tunggu selesai dong! Papa di luar dul-" Lana melotot lebar ketika tatapannya bertemu dengan milik Bara, hal yang membuat Lana gemetar di tempat adalah kondisi si papa, tanpa sehelai pakaian termasuk kemeja kerjanya, rambut berantakan, rahang mengetat dan, tatapan lelah. "Pa-papa?"
Bara mendekat, semakin mengikis jarak tubuh mereka. Demi apapun Lana tak berani menatap ke bawah, cukup sekilas ia melihat dan itu mengerikan. Tak terbayang oleh Lana ia melihat benda gagah perkasa tersebut! Saliva pahit sangat menyakiti tenggorokan saat Lana menatap benda itu.
Semakin dekat jarak tubuh mereka, semakin kaku tubuh Lana, ingin sekali ia gerakkan kakinya minimal mundur menjauh, setidaknya ada pergerakan daripada tidak sama sekali seperti ini. Keadaan merasa sangat salah! Sangat terkutuk! Sayang, harapan tinggal harapan, Bara sudah berada di hadapannya, merengkuh pinggangnya tanpa penghalang hingga telapak tangan si papa langsung menyentuh kulit. Dengan sadar Lana menahan napas.
Tatapan mereka semakin dalam, Bara merunduk mencium lembut sudut mata Lana, lalu tak terduga menjilat dan menggigit pipi sang anak. "Bolehin ya, Kak?" Satu tangan Bara yang lain menyentuh samar kewanitaan Lana di balik dalaman gadis itu. "Kita saling nyentuh, mau, Kak?"
_____
Lanjutannya ada di NBJ aku ya gess!!! Link ada di bio.
Bab 21+ akan selalu aku cut, kalau enggak 21+ aku up full.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOST - 21+
RomanceAdult Story❗️ ___ Barata akui ia laki-laki tak bermoral yang terus mengajari anak angkatnya tentang apa itu api di atas ranjang. Semua karena Barata mati rasa pada semua perempuan sejak kematian sang istri. Lana tidak tahu kenapa setiap sentuhan pap...