Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Kembali lagi sama Mimin gaysss.... Maaf baru bisa update, soalnya aku lagi sibuk ngurusin buat karnaval.
✯
✯
✯
✯
✯Sore hari pun tiba. Adara sedang menonton Drakor kesukaannya di televisi. Sedangkan Gibran, ia sedang push rank dengan Rahsya di samping Adara.
Tiba-tiba saja aku suara pintu diketuk.
Tok tok tok
Kemudian Adara membukakan pintu rumahnya.
"Loh Nau, tumben ke sini ada apa?" Tanya Adara. Yang berkunjung di rumah Adara adalah Naura, sahabatnya.
"Gue, Vio, sama Lea mau nongkrong mumpung besok sekolah libur, elo mau ikut nggak?" Tanya Naura.
"Emm... Yaudah gue ikut, deh." Jawab Adara.
"Gue tunggu di mobil." Ucap Naura kemudian pergi ke mobilnya untuk menunggu Adara.
Kemudian Adara mematikan TV dan berjalan ke kamarnya untuk bersiap-siap.
5 menit kemudian, Adara sudah selesai siap-siap dan ia dengan segera menuruni tangga.
Gibran dan Rahsya yang melihat Adara berpakaian rapi pun mengerutkan keningnya.
"Mau ke mana Lo, kok rapi banget?" Tanya Gibran.
"Iya, mau kemana sih, dek?" Rahsya juga bertanya.
"Mau nongkrong sama Naura, boleh kan?" Jawabnya.
"Boleh. Asalkan sebelum jam sembilan malam elo harus udah di rumah," Gibran memberi izin.
"Yey... Makasih suamiku... Emuacchh..." Adara memberi kis bay kepada Gibran.
Rahsya yang melihat tingkah laku Adara ke Gibran seperti itu pun hanya bisa memutar bola matanya malas.
Gibran yang melihat Rahsya memutar bola matanya pun bertanya, "Napa Lo, sya? Iri?"
"Dih, siapa juga yang iri," ketua Rahsya.
"Makanya Lo cepet tembak Naura biar nggak jomblo lagi." Ucap Gibran yang sedikit meledek Rahsya.
Rahsya yang kesal dengan ucapan Gibran pun melempar bantal ke arah Gibran.
Berbeda dengan Adara, ia sedang duduk di mobil bersama ketiga sahabatnya.
"Kita mau kemana, sih?" Tanya Adara.
"Udah, elo tinggal ngikut aja kenapa, sih. Ya nggak mau, Le?" Vio yang menjawab.
"Yoi." Jawab Naura dan Lea secara bersamaan.
✯✯✯✯✯✯
Waktu bergulir begitu cepat hingga jam 10 malam. Namun Adara tak kunjung pulang.
"Gimana, gib. Ada kabar dari Adara nggak?" Tanya Rahsya kepada Gibran yang sedari tadi menelfon Adara, Vio, dan Lea namun nihil tak ada yang diangkat.
"Coba telfon Naura," usul Rahsya.
"Yaudah gue coba dulu, ya," ucap Gibran kemudian mencari nomor Naura.
Dert... Dert...
"Eh gib, bentar. Naura telfon gue," ujar Rahsya kemudian mengangkat telfonnya.
"Halo Nau, Lo tadi sama Adara, kan?"
"Iya. Adara masih sama aku di kafe Gidaravers. Kak Rahsya cepetan ke sini,"
"Loh, emang ada apa?"
"Adara, Vio sama Lea mabuk, kak."
"Hah?! Kok bisa?!"
"Nanti aku jelasinnya di sini aja, kak Rahsya cepetan ke sini."
"Iya iya gue ke sana."
Tut Tut
Telfon pun dimatikan secara sepihak.
"Gimana, sya. Adara baik-baik aja, kan?" Tanya Gibran.
"Adara mabuk."
"Hah?! Kok bisa?!" Gibran terkejut mendengar perkataan Rahsya.
"Iya, gue juga nggak tahu. Katanya Naura, dia sekarang ada di kafe Gidaravers." Ujar Rahsya.
"Yaudah, gue kesana sekarang. Elo di rumah aja, sya. Jagain ayah," ujar Gibran yang diangguki Rahsya.
Kemudian Gibran mengambil kunci mobil dan jaketnya lali bergegas menjemput Adara yang sedang mabuk.
20 menit kemudian Gibran sampai di kafe Gidaravers. Ia lalu masuk dan mencari keberadaan Naura. "Nah, itu dia."
"Nau, kok bisa kaya gini, sih?" Tanya Gibran.
"Ini semua gara-gara Vio sama Lea. Di ngasih minuman itu ke Adara sampai 4 gelas." Jelas Naura.
Mata Gibran melotot setelah mendengar ucapan Naura.
"Terus dimana Adara sekarang?"
"Tuh di sana. Gue nggak berani kesana. Elo bawa Adara pulang, biar Vio sama Lea gue yang bawa." Ujar Naura.
"Yaudah kalo gitu." Ucap Gibran kemudian menghampiri Adara.
"Dar, Adara, pulang!"
Adara menoleh, "Gue masih mau disini. Nih kalo elo mau." Adara memberikan minuman itu ke Gibran.
Tanpa basa basi Gibran menggendong Adara dengan gaya koala keluar kafe tersebut dan minum Adara jatuh.
Adara memukul-mukul punggung Gibran, "Gue masih mau di sana gib, gue masih haus."
Gibran memasukkan Adara ke dalam mobil dan memakaikan sabuk pengaman.
✯✯✯✯
Ceklek...
"Adara nggak kenapa-napa kan, gib?" Tanya Rahsya.
"Gapapa sya, gue bawa ke kamar dulu." Jawab Gibran.
Kemudian Gibran membawa Adara ke kamar.
"Gue masih haus, gib. Gue mau minum lagi," ucap Adara dibawah kesadarannya di dalam gendongan Gibran.
Saat Gibran ingin meletakkan Adara di kasur, ia tersandung karpet dan akhirnya mereka berdua terjatuh ke kasur dengan posisi Gibran menindih Adara dan bibir mereka berdua pun bertemu.
Gibran melotot kemudian bangkit dan tidur di samping Adara.
TBC
Oke segitu dulu. Target vote nya sampe 75 baru aku up lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
JATUKRAMA (GIDARA)
Teen FictionCerita ini tentang Adara. Hidup Adara begitu-begitu saja, layaknya gadis seusianya. Akhirnya dia diberi kesempatan untuk mengenal Gibran. Cowok satu sekolahnya dan juga kakak kelasnya. Gibran juga menjadi suami Adara karena dijodohkan. Apakah...