Bab 5 - Pernikahan

993 100 2
                                    

Assalamualaikum readers.
Setelah membaca jangan lupa bintang 🌟 nya ya. Biar aku semangat terus buat ceritanya.
°
°
°
°
°
__________________________

Ceklek...

"Assalamualaikum. Ara sama Abang pulang," ujar Adara.

"Waalaikumsalam," jawab Fatir.

"Kok pulangnya sampe jam segini?" Tanya ayahnya.

"Hehe, iya ayah. Maaf, ya, Ara pulangnya kesorean," ujar Adara.

"Ya udah, sana bersih-bersih, jangan lupa dandan yang cantik," ujar Fatir.

"Soalnya anak sahabat bunda kamu nanti malam mau ke sini," lanjut Fatir.

"Nggak bisa besok aja, ya, yah?" Tanya Adara.

"Nggak bisa, sayang. Tadi ayah ngomong sama orangnya nanti malem," jawab Fatir.

"Ya udah. Adara ke kamar dulu." Ucap Adara kemudian berjalan menuju kamarnya.

$$$$$$$$$

"Assalamualaikum, Fatir." Ucap pria paruh baya yang bernama Tama.

"Waalaikumsalam, eh udah Dateng. Yuk masuk," ucap Fatir.

"Loh, kok gue di rumahnya Rahsya, sih. Apa jangan-jangan yang mau di jodohin sama gue itu, Adara?" Batin Gibran.

Ya, yang akan di jodohkan dengan Adara adalah Gibran.

Jika kalian bertanya-tanya kemana mami Gibran? Maminya Gibran juga telah meninggal dunia sejak Gibran berumur 7 tahun karena mengidap penyakit kangker otak.

"Oh, ya. Mana anak gadismu, tir?" Tanya Tama.

"Adara, sini nak." Ucap Fatir sedikit berteriak.

Tak lama kemudian Adara berjalan menuruni tangga.

"Adara cantik banget." Batin Gibran.
Pasalnya baju yang Adara kenakan sangat cocok dengan tubuhnya.

"Sini, nak." Panggil Fatir.

Kemudian Adara duduk di samping Fatir, ayahnya.

"Jadi yang mau di jodohin sama Adara itu Gibran, yah?" Tanya Adara kepada Fatir.

"Loh, kalian udah saling kenal?" Tama bersuara.

"Udah, Pi. Adara adik kelasnya Gibran," jawab Gibran.

"Bagus, dong." Ucap Tama.

"Jadi gimana, Gibran mau, kan, di jodohkan dengan Adara?" Tanya Fatir.
Gibran hanya mengangguk.

"Kalo Adara, gimana?" Mau juga, kan?" Tama bersuara.
Adara juga hanya mengangguk.

"Yaudah kalo gitu gimana nikahnya besok sore," ujar Tama.

"HAH?!"
Adara dan Gibran kaget dengan ucapan Tama.

"Apa nggak kecepatan, Pi?" Tanya Gibran.

"Iya, om, apa nggak kecepatan? Lagian kita kan masih sekolah." Kali ini Adara bersuara.

"Lebih cepat, lebih baik." Ujar Fatir tiba-tiba.

$$$$$$$$$$$$$

Sore harinya.

"SAYA NIKAHKAN DAN SAYA KAWINKAN ENGKAU, ANANDA DAFIE GIBRAN PUTRATAMA BIN TAMA KHADAFIE , DENGAN NADARA VALLENCHIA OCHANA BINTI FATIR PERMANA , DENGAN MAS KAWIN BERUPA UANG TIGA MILIAR BESERTA RUMAH DAN SEPERANGKAT ALAT SHOLAT DI BAYAR TUNAI."

"SAYA TRIMA NIKAH DAN KAWINNYA NADARA VALENCHIA OCHANA BINTI FATIR PERMANA DENGAN MAS KAWIN TERSEBUT DI BAYAR TUNAI."

"SAH!!!"

$$$$$$$$

Selesai acara, Gibran dan Adara sedang di kamar.

"Gib, ini kita pindah?" Tanya Adara yang duduk di ranjang.

Gibran yang berada di sofa sambil bermain handphone nya pun menjawab, "Iya. Soalnya papi udah beliin kita rumah."

"Emm.... Gib, Lo nanti kalo tidur di sofa, ya," ujar Adara.
Gibran hanya membalas ucapan Adara dengan deheman.

Tak lama kemudian Adara tertidur.
Namun, saat Gibran ingin tidur, Adara mengigau. Kemudian menghampiri Adara.

"Bunda."

"Bunda jangan tinggalin Ara."

"Ara takut bunda."

"Udah, tenang. Tidur lagi aja," ucap Gibran sambil mengelus Surai rambut Adara.

Namun saat Gibran ingin beranjak dari ranjang, adara menarik tangannya, Gibran pun refleks menoleh.

"Di sini aja, temenin aku," ucap Adara dengan mata tertutup.

Kemudian Gibran menuruti permintaan Adara.

Lalu ia berbaring di sebelah Adara dan Adara memeluk Gibran. Gibran pun membalas pelukannya.

Mereka berdua pun terlelap Samapi pagi hari dengan posisi berpelukan.

Gimana chapter ini seru gak???
Tungguin kelanjutannya, ya.

Jangan lupa bintangnya 🌟
Nggak maksa kok.

LOVEYOUSAKEBON
BUATKALIANSEMUA

S E E Y O U N E X T
T I M E
R E A D E R S


JATUKRAMA (GIDARA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang