CH 03

177 18 0
                                    

Haruskah aku membawanya pulang begitu saja ke Dream seperti ini?

Renjun berjalan disebelahnya dengan kecepatan seakan-akan dia siap untuk berhenti kapanpun. Jaemin mempertimbangkan apa yang harus dia lakukan sambil melihat wajah Renjun.

Renjun memiliki tubuh yang ramping, suara yang lemah, pendiam dan kalem, bertampang datar, dan tidak ada ekspresi diwajahnya.

Berdiri di sebelahnya sama seperti berdiri di atas es tipis yang hampir retak. Dia bagaikan kerajinan dari kaca yang halus dan dapat hancur begitu disentuh. Itulah kesan yang diberikan Renjun.

Tiba-tiba dia berkata :

"Jaemin, itu nama yang tidak buruk."

"Hm?"

"Kedengarannya bagus. Aku menyukainya."

Jaemin terpana. Bagaimanapun Jaemin melihatnya, Renjun tidak cocok dengan nuansa dari Dream. Dream adalah tempat berkumpulnya orang-orang yang melewati akal sehat pada umumnya. Itu adalah sarang dari orang-orang abnormal.

Haechan adalah alien, Jisung seorang introvert ansos, Jeno adalah seorang player, bahkan Mark adalah orang yang benci untuk melakukan hal yang merepotkan dan melakukan segala kehidupannya sesuai kata hatinya.

Jeno, yang tadinya bersama dengan mereka di Stasiun sekarang sudah menghilang. Karena itu, Jaemin terpaksa untuk sendirian bersama orang yang baru saja dia temui. Semakin Jaemin ingin membuka topik pembicaraan, semakin sulit baginya untuk memikirkan sesuatu apa yang harus dia bicarakan. Karna ulah pernyataan Renjun yang tadi. Wajah Jaemin berubah menjadi merah sepenuhnya.

"Jadi..."

"Ya?"

"Kau baru mulai belajar di Neo?"

Renjun menggelengkan kepalanya ringan. "Pindah sekolah."

"Ah, ya... Jadi kau di kelas 2?"

Kali ini Renjun menganggukkan kepalanya dengan ringan.

"Kita berada di tahun yang sama."

Jaemin memperhatikan Renjun dari sudut. Matanya yang jernih dan tanpa perubahan ekspresi sama sekali.

Mereka terus berjalan ke Asrama dalam keheningan. Akhirnya mereka bisa melihat atap Asrama Dream sekarang. Tidak lama, begitu mereka sampai di asrama, sebuah truk jasa pindahan pergi. Truk tersebut menyalakan mesinnya yang memekakkan telinga dan menghilang menuju stasiun.

Jaemin membantu Renjun untuk menaruh bawaannya di samping gerbang. "Masuklah."

Setelah mengatakan itu, Jaemin memimpinnya masuk ke dalam asrama.

Setelah itu, Haechan bergegas menuruni tangga dari lantai dua, dengan langkah-langkah seekor predator melihat mangsanya. Dia terlihat seperti seekor hewan liar.

"Selamat datang di Asrama Dream~!"

Dia menarik petasan corong di tangannya dengan kasar tepat mengenai Jaemin yang berdiri di depan Renjun. Jaemin dengan cepat menyerang balik dengan memukul kepalanya dengan tangannya.

"Wuahh! Apa yang kaulakukan pada sub imut sepertiku?!"

"Jika kau menyebut dirimu sendiri seorang sub, tolong berhenti tidur di kamarku!"

"Tidak apa-apa! Aku bahkan belum pernah berciuman. Aku adalah produk baru dari kepala hingga ujung kaki ——"

Renjun menatap mereka dengan kosong.

"Ti-tidak. Dia hanyalah temanku. Kami tidak punya hubungan yang aneh! Tolong jangan salahpaham, oke?"

"Eh. Apa? Jaemin kau tertarik pada Renjun?"

DAYDREAMS - JAEMRENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang