O6. MARY & VIN JIN

1.2K 127 10
                                    

Semilir angin pagi yang berhembus pelan membuat Hiro memejamkan matanya dan tersenyum kecil. Udara pagi ini terasa sangat sejuk dan Hiro merasa dirinya menjadi semakin bersemangat.

"Hiro!" panggil Daniel. Daniel berlari kecil untuk menghampiri Hiro yang sedang berdiri di depan gerbang sekolah.

"Selamat pagi, manis."

"S-Selamat pagi, Hiro!"

Hiro menatap Daniel sebelum teringat bahwa hari ini adalah hari ulang tahun Daniel. Hiro segera melepaskan tasnya dan membuka resleting tasnya. Hiro mengambil hadiah yang telah Hiro siapkan dan menyerahkannya kepada Daniel.

"Selamat ulang tahun," kata Hiro sambil tersenyum.

Daniel melebarkan kedua matanya terkejut, dia tidak menyangka bahwa Hiro akan memberikannya sebuah hadiah. Mata Daniel mendadak berkaca-kaca dan air matanya mulai menetes membasahi pipinya.

"Eh? EH?"

Dengan panik, Hiro segera melingkarkan lengannya pada tubuh Daniel dan memeluk tubuh Daniel. Suara tangisan Daniel bertambah kencang yang membuat Hiro menjadi semakin panik. Terlebih lagi mereka masih berdiri di depan gerbang sekolah dan banyak murid-murid J Highschool yang memperhatikan mereka dengan penasaran.

"Ssssttt tenang ya, sayang. Kamu kenapa hm?" tanya Hiro dengan lembut.

Daniel hanya menggelengkan kepalanya, enggan untuk menjawab pertanyaan Hiro. Pemuda bermarga Park tersebut semakin mengeratkan pelukannya yang membuat Hiro sedikit sesak tetapi Hiro tidak akan menegurnya.

"M-Maaf," bisik Daniel. Hiro tersenyum kecil dan menyentuh dagu Daniel untuk mengarahkan Daniel agar bisa menatapnya.

"Tidak apa-apa, sayang. Sudah tenang?" tanya Hiro. Daniel menganggukkan kepalanya sebagai jawaban. "Sudah."

"Bagus kalau begitu," kata Hiro merasa lega. Pemuda itu mengulurkan kembali hadiah tersebut kepada Daniel. "Ini sayang. Hadiah untukmu."

Mata Daniel kembali berkaca-kaca dan Daniel harus menahan diri untuk tidak menangis lagi. Daniel merasa sangat gembira karena Hiro mengingat hari ulang tahunnya dan sampai memberikan hadiah untuknya. Dia belum pernah mendapatkan hadiah dari orang lain, selain dari Ibunya. Hal ini membuat Daniel merasa sangat gembira dan terharu.

"T-Terimakasih! Aku- aku HIRO!" Daniel tidak dapat menyelesaikan perkataannya karena dirinya kembali menangis terharu. Hiro hanya meringis dan mengelus punggung Daniel dengan lembut. Daniel menyembunyikan wajahnya di dada bidang Hiro dan berusaha untuk menghentikan tangisnya.

Setelah beberapa saat mencoba menenangkan Daniel akhirnya pemuda yang sedang berulang tahun itu berhenti menangis. Matanya tampak bengkak dan hidungnya memerah membuat Daniel terlihat menggemaskan.

Mereka berjalan bersama menuju kelas tetapi Daniel memutuskan untuk ke toilet terlebih dahulu untuk mencuci mukanya dan Hiro ikut untuk menemaninya.

"Mataku keliatan bengkak..." gumam Daniel saat melihat wajahnya di cermin. Hiro terkekeh kecil dan menepuk kepala Daniel dengan lembut.

"Kamu nangisnya seperti bayi sih," sahut Hiro menggoda. Daniel memerah dan sedikit mendorong tubuh Hiro karena malu.

"Hiro ih!" kesal Daniel sambil mencubit perut Hiro. Hiro meringis pelan dan melompat menjauh dari Daniel.

"AW! Aduh sakit sakit," desis Hiro. Hiro menatap Daniel dengan tatapan tersakiti. "Kita belum menikah tetapi kamu sudah melakukan kekerasan saja?" tanya Hiro tidak percaya.

"HIRO!"

"Iya sayang?"

"HIROOOOOO!"

"Iya iya aku tutup mulut," kata Hiro sambil membuat gerakan seolah-olah sedang menutup mulutnya.

SYSTEM 777 [Lookism x Male Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang