DUA

25 5 0
                                    

Rezvan memarkirkan motor nya depan basecamp tempat yang biasa mereka berlima gunakan untuk berkumpul sepulang sekolah. Rezvan mamasuki rumah itu dengan tertatih menahan sakit di sekujur tubuhnya.
Dengan hati-hati Rezvan merebahkan tubuhnya di sofa, tangan nya ia gunakan untuk mencari ponsel menghubungi Ardhan untuk membantu mengobatinya.

Rezvan memilih tidak pulang karna takut kedua
rangtua nya khawatir dengan kondisi Rezvan saat ini, ia juga tidak memberitahu kedua saudara kembarnya tentang hal ini.

15 menit kemudian Ardhan datang seorang diri dengan langkah sedikit khawatir ia menghampiri Rezvan. "Lo kenapa Van?" tanya Ardhan pada Rezvan.

Rezvan membuka matanya ia mencoba bersandar di sofa di bantu Ardhan, "Tolong obatain gue dulu, nanti gue caritain." Ardhan mengangguk ia mencari kotak p3k dan mulai mengobati luka-luka di wajah, tangan dan perut Rezvan.

Selesai mengobati luka Rezvan Ardhan pergi ke dapur untuk mengambilkan air untuk Rezvan, ia juga membawa es batu untuk mengompres bagian perut Rezvan yang membengkak.

"Thanks Dan." ucap Rezvan

"Santai, kaya sama siapa aja lo" sahut Ardhan "Ini ulah siapa? Dario lagi?" tanyanya

Rezvan mengangguk, "Siapa lagi, dia doang musuh gue"

"Ini udah keterlaluan si Van, perlu kita bales gak?" Rezvan menggeleng ia tidak mau melibatkan orang-orang di sekitarnya.

"Gak perlu, ini masalah gue sama Dario."

Ardhan paham Rezvan tidak mau membahayakan orang-orang di sekitarnya, "Lo harus hati hati yang gue liat Dario orang nya nekat" ujarnya.

Ya Rezvan juga mengakui itu terbukti tadi Dario membawa preman hanya untuk menghabisi Rezvan sendirian. "Gue tau, mangkanya gue gamau libatin kalian. Gue aja hampir mati malem ini kalo gak ada seorang cewe yang nolongin gue."

Ardhan sedikit terkejut "Seorang cewe?" tanya Ardhan tak paham.

"Ya, Dario tadi gak sendirian dia bawa 3orang preman buat ngabisin gue." Rezvan terkekeh "Secemen itu dia gak bisa ngalahin gue sendiri sampai harus bawa preman"

"Pantesan luka lo lebih parah dari biasanya." ujar Ardhan pada Rezvan, masalahnya bukan satu dua kali Rezvan seperti ini, Dario yang selalu mencari masalah bersama Rezvan dan berakhir mereka berkelahi satu sama lain.

"Udah mati gue kalo gak ada cewe itu Dan, gue berhutang nyawa sama cewe itu" sahut Rezvan.

Ardhan mengangguk paham, "yang penting lo masih selamat van. Lo udah kasih kabar sama sodara kembar lo"

"Udah, gue bakal tidur disini malem ini" Rezvan memejamkan matanya, "Thanks sekali lagi Dan, lo kalo mau balik, balik aja."

"Gue disini nemenin lo" sahut Ardhan, ia tidak mungkin meninggalkan sahabatnya ini, Ardhan takut tiba-tiba Dario datang dan menghabisi Rezvan lagi.
 
                                                          
  ___♡___

Ravindra dan Radyta menuruni tangga menuju meja makan untuk sarapan bersama, hari ini hari minggu mereka sedikit santai pagi ini.

Sang bunda menyadari kedua anak nya mendekat pun menyuruh nya untuk duduk dan segera sarapan, keduanya menurut duduk di kursi bersebelahan.

"Rezvan gak pulang?" tanya sang bunda pada kedua anak nya.

Ravindra mengambil roti yang sudah tersedia dan memakan nya "Engga bun, dia tidur di basecamp" sahut Ravindra.

"Tumben banget." heran Salsa sang bunda.

"Dia baik baik aja kan?" Dion sang ayah bertanya ia sedikit khawatir jika anak satunya tengah ada masalah, karna setiap Rezvan tidak pulang sesuatu terjadi pada anaknya.

Three Twin Brothers Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang