SEMBILAN

12 3 0
                                    

Keyla berjalan menuruni tangga dengan langkah gontai, ia baru saja akan memejamkan matanya tapi pintu kamarnya di ketuk asisten rumah memberitahu bahwa ada Gilang di bawah.

Dengan wajah sedikit di tekuk ia menghampiri Gilang yang tengah duduk di ruang tv. Gilang memperhatikan Keyla yang sedang berjalan dengan langkah sedikit malas.

"Ngapain kesini malem-malem?" tanya Keyla sedikit ketus.

"Pengen ajaa." sahutnya santai.

Keyla bersedekap dada menatap Gilang sinis, Keyla kira ada sesuatu hal peting yang membuat sepupunya ini kesini. "Gak jelas banget lo gue kira ada hal peting sampai lo kesini malem-malem." cibirnya.

Gilang terkekeh ia menyandarkan tubuhnya di sofa. "Gue lagi pengen aja maen kesini."

"Kan bisa besok kesininya. Gue mau tidur tau ngantukk." Keyla memejamkan matanya dengan menyandarkan tubuhnya di sofa.

"Baru jam segini, tumben banget lo mau tidur biasanya juga Vc an sama cowo lo." ujar Gilang karna ia tau setiap Gilang kesini pasti Keyla tengah melakukan video call dengan Ravindra.

"Gue udah seharian ini sama dia." sahutnya.

"Pacaran mulu lo. Belajar yang bener biar nanti lulus dapet nilai bagus."

"Gue belajar kok." Keyla menatap Gilang sinis.

Gilang menegakan tubuhnya ia memberikan sesuatu pada Keyla yang ia bawa dari rumah."Gue kesini cuma nganterin puding kesukaan lo dari nyokap gue."

Keyla terseyum girang, sudah lama ia tidak memakan puding buatan tante nya. "Sumpah?"

Gilang mengangguk dan membuka kotak yang berisi puding buah. "Kenapa gak bilang dari awal kalo lo mau nganterin ini." ujar Keyla, "Bentar gue ambil sendok sama piring dulu mau gue makan langsung."

Keyla bangun dari duduk nya ia sedikit berlari menunju dapur dengan semangat bahkan ia melupakan ngantuk yang menyerang nya tadi.

Gilang hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat sepupunya itu.

Keyla datang dengan sendok dan piring di tangannya. Dengan tidak sabaran ia memotong puding dan memakan nya. "Lo mau gak?" tanya Keyla menatap Gilang.

"Gak, kenyang gue." sahutnya, Keyla mengangguk ia kembali menikmati puding nya.

Gilang kembali memainkan poselnya ia membaca beberapa pesan dari teman-teman nya yang menayakan dimana dirinya berada.

"Aduh kenyang gue." ujar Keyla ia kembali menyenderkan tubuhnya di sofa.

Gilang melihat puding yang dimakan Keyla tinggal setengahnya. "Kenapa gak di abisin?"

"Gilaa lo, sebanyak itu mana sanggup gue. Mau gue simpen aja buat besok kan masih bisa."

Gilang menatap Keyla. "Om Bagas kapan balik?" tanyanya.

Keyla menggidikan bahunya. "Mana gue tau."

"Yee si pea, kan lo anak nya."

"Emang dia masih nganggep gue anaknya?" Keyla menatap Gilang.

Gilang menghela nafasnya pelan ia paham apa yang di rasakan Keyla papanya yang selalu sibuk dengan pekerjaan. Keyla hanya tinggal sendiri tidak ada yang memperhatiakan nya. Padahal Gilang dan kedua orangtua nya selalu menawari untuk tinggal bersama tapi Keyla selalu menolak dan lebih memilih tinggal di rumahnya.

Walaupun Keyla terlihat seperti baik-baik saja Gilang tau pasti hatinya selalu merasa sedih ia hanya pandai menutupinya. "Mau gue anter ke Singapura gak ketemu papa lo?"

Three Twin Brothers Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang