SEBELAS

5 3 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Setelah perdebatan kecil antara Rezvan dan Ardhan akhirnya mereka memutuskan untuk membawa Lea ke Twin House saja. Jika mereka membawa Lea pulang ke tempatnya Rezvan tidak tau pin masuk apart milik Lea, tidak mungkin juga mereka meninggalkan Lea di club ini. Mau tidak mau mereka yang harus membawa Lea dari sini.

Ardhan membuka pintu taxi online yang ia pesan untuk mengantar Lea, tidak mungkin jika harus menggunakan motor. Rezvan mendudukan Lea di kursi penumpang.

"Motor gue gimana?" tanya Rezvan.

"Aman, gue duluan ke basecamp nyimpen motor gue. Nanti balik lagi kesini buat ngambil motor lo."

Rezvan mengangguk ia pun masuk kedalam mobil dan menutup pintunya.

Mobil melaju meninggalkan club. Rezvan menoleh pada Lea yang masih memejamkan matanya. Dalam kondisi cahaya mobil yang minim Rezvan melihat sudut mata Lea masih ada bekas air mata. Rezvan tidak tau masalah apa yang Lea miliki sampai ia berani untuk minum alkohol hingga tepar seperti ini.

Tanpa sadar Rezvan terus memperhatikan wajah Lea. Jujur saja Lea ini memiliki wajah yang nyaris sempurna, dengan hidung yang mancung, kulit putih bersih, bulu mata yang lentik dan memiliki rambut yang hitam pekat.

Rezvan menggelengkan kepalanya mencoba untuk tidak terbawa suasana ia pun mengalihkan pandangan nya pada jalanan. Sampai dimana mobil masuk kawasan Twins house dan Lea masih juga belum sadar dari mabuknya.

Rezvan membenarkan jaket yang menutupi tubuh Lea. Ia pun menggendong Lea ala bridal style dan membawanya ke kamar yang tersedia di lantai atas.

Rumah ini memiliki tiga kamar, dua di atas dan satu di lantai bawah. Rezvan membawa Lea ke kamar yang jarang sekali mereka gunakan.

Setelah meniduri Lea di kasur Rezvan menutupi tubuh Lea menggunakan selimut, ia pun menyalakan ac dan meninggalkan kamar itu. Rezvan akan menunggu Ardhan yang tengah mengambil motornya. Untung saja jarak club ke sini lumayan dekat jadi tidak memakan waktu yang lama.

Tidak lama pintu terbuka Ardhan berjalan menghampiri Rezvan yang sedang duduk di sofa menghisap rokoknya.

"Belum sadar dia?" tanya Ardhan.

Rezvan menggeleng tanpa menoleh pada Ardhan. Melangkahkan kakinya menuju dapur Ardhan mengambil dua minuman soda dan kembali menghampiri Rezvan.

"Gue penasaran. Sebenarnya lo udah sejauh mana deket sama Lea," Ardhan bertanya dan mendudukan dirinya di sofa single.

"Gak ada yang deket," sahutnya.

Ardhan terkekeh, "Gak deket, tapi bisa maen ke apartemen nya itu gimana kosepnya?" sindir Ardhan.

Rezvan menghisap rokok terakhirnya ia menatap Ardhan. "Itu gak seperti yang lo bayangain," Rezvan menekan ujung rokok pada asbak di depan nya.

"Emang gue ngebayangin apa?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 5 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Three Twin Brothers Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang