TUJUH

13 3 0
                                    

Baca pelan-pelan part nya panjang🤏
_
_
_
Jangan lupa vote dulu sebelum baca☆

___♡___

Lea membuka pintu apartemen nya ia menyalakan saklar lampu yang berada di belakang pintu. Begitu lampu menyala Lea melebarakan matanya tak percaya melihat apartemen nya seperti kapal pecah. Baju kotor dimana mana, bekas makan yang belum sempat ia bawa ke dapur dan beberapa bungkusan cemilan yang sudah kosong tergeletak di lantai.

Lea menoleh ke belakang melihat Rezvan yang tengah memperhatikan sekitar tanpa ekspresi di wajahnya. Lea berdesis sedikit malu pada Rezvan.

Dengan cepat ia membalikan tubuh Rezvan agar tidak melihat keadaan sekitarnya lebih lama. "Tunggu disini gue rapihin dulu tempatnya." ujar Lea. Dengan kecepatan kilat Lea membereskan apartemen nya asal, ia mengambil baju yang tergelatak di sofa memasukan nya pada keranjang baju kotor.

Lea sedikit berlari memindahkan piring kotor di atas meja ke wastafel dapur, ia juga mengambil bungkusan cemilan dan membuangnya. Terakhir ia memvacum lantai dengan alatnya, setelah dirasa mulai rapih kembali ia menghela nafasnya lega.

Lea menghampiri Rezvan yang masih berdiri membelakanginya. "Ayo masuk" ajak Lea pada Rezvan.

Rezvan memperhatikan sekitar sudah lebih rapih dari sebelumnya. Tempat ini tidak begitu luas, hanya ada satu kamar, dapur, dan ruang tv dengan satu sofa panjang, cocok untuk di tinggal seorang diri.

Rezvan mengikuti Lea dari belakang dengan masih membawa belanjaan Lea. "Taro disini aja." ujar Lea menunjuk pantry dapur nya.

Rezvan menaruh semua belanjaan nya disana. Ia melihat Lea tengah membuka kulkasnya. "Mau minum apa?" tanya Lea pada Rezvan.

"Apa aja" sahutnya.

Lea mengambil dua minuman coffe dingin yang ada di stok kulkasnya. ia mengajak Rezvan untuk duduk di sofa panjang depan tv. "Sorry banget yaa, gue gatau bakal ngajak orang lain kesini. Malu banget sumpah tempat gue kaya kapal pecah" ujar Lea pada Rezvan.

"Santai" Rezvan mendudukan dirinya di sofa bersama Lea di samping nya.

Lea menoleh pada Rezvan ia memperhatikan Rezvan masih menggunakan celana sekolah dan hoddie, itu tandanya Rezvan belum pulang kerumah nya.

"Lo belum balik kerumah seharian?" tanya Lea basa basi agar tidak terlalu canggung.

"Belum" singkatnya.

Rezvan memang dalam perjalanan pulang tadi, ia tidak sengaja melihat Dario tengah menganggu Lea di pinggir jalan. Kebetulan nya arah Rezvan pulang memang melewati sana, tanpa pikir panjang Rezvan menghampiri mereka berdua. Ia takut Dario mengganggu Lea karna ulah nya malam itu.

Rezvan tau Dario orang nya sangat nekat, ia tidak memandang itu laki-laki atau perempuan. Rezvan juga takut setelah ini yang di ganggu tidak hanya Rezvan melainkan gadis ini juga. Itulah alasan kenapa Rezvan mengantarkan Lea ke tempat nya dan berakhir dia ada di sini.

"Lo gak di apa apain kan sama si Dario?" tanya Rezvan menoleh pada Lea.

"Oh namanya Dario. Gak kok, gue baik baik aja" sahutnya. "Dia ada masalah ya sama lo?" tanya Lea hati-hati. Rezvan diam tidak tau harus menjawab apa.

"Kalo dia ganggu lo lagi. Bilang sama gue." Bukan nya menjawab pertanyaan Lea Rezvan malah mengalihkan pembicaraan dengan berbicara seperti itu.

Lea mengerinyitkan alis nya tak paham dengan maksud Rezvan. Apa setelah malam itu Dario akan mengganggu nya, apa Dario sangat marah karna Lea merusak motornya? pertanyaan itu muncul begitu saja.

Three Twin Brothers Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang