Naufal POV
Hari ini gue punya jadwal pertandingan catur. Entahlah apa yang bikin gue enggak mood untuk bertanding hari ini tapi tadi pagi, lagi-lagi gue melihat papa berselingkuh dengan wanita lain di rumah yang gue tempati sendiri. Pertandingan hari ini berada di Hotel dan gue sedang berdiri di dekat lobi hotel seraya menatap pemandangan luar dari kaca hotel yang transparan.
Tidak sengaja indra penglihatan gue menangkap seorang gadis menggunakan dress hitam. Ya, itu Hana dan Hany. Bisa gue lihat kalau mereka berdua sedang ikut ayahnya, dan ayahnya sedang berbincang dengan orang lain sedangkan Hana menampakan wajah kesalnya. Ia seperti tidak sengaja menatap gue lalu membuang pandangannya, begitu juga gue.
Tidak lama, Hana menghampiri gue dan ikut berdiri di depan gue. Gue mengangkat sebelah alis gue tidak percaya. "kenapa?" tanya gue.
"lo bukannya tanding di atas?" tanya wanita itu.
"belum mulai sih, bentar lagi palingan." Jawab gue.
"terus kenapa lo gak siap-siap?" tanyanya lagi.
"boring aja." Jawab gue. Gue menatap dia bentar dan lanjut bertanya. "lo sendiri? Hany masih disana tuh."
Ia mengangguk. "sama sih kayak lo. Boring banget." Jawabnya.
Tidak lama wartawan berkerumun di depan kami semua sambil memotret dengan kameranya.
"eh ada apa ni?" tanya Hana mewakili gue.
"apa benar dengan berita kalau ayah kamu berselingkuh dengan perempuan lain?" tanya salah satu wartawan.
Hana menatap gue. Jelas, pertanyaan wartawan itu jelas untuk gue. Suara bising sudah semakin mengisi telinga gue. Kepala gue pusing dengan lampu kamera yang tiap detik memotret kami. Hana maju ke depan seperti ingin melindungi gue.
"masih mau tanding lo?" tanyanya dari depan.
Ia melihat kebelakang sebentar dan gue menggeleng. Ia mengambil topinya di dalam tas dan memakaikannya kepada gue. Detik berikutnya ia mengambil lengan gue dan menarik gue dari kerumunan orang yang memegang kamera itu. Kami berlari dan Hana menuntun gue keluar dari sana.
Agak lama setelah kami berlari, saat menemukan tempat yang tepat untuk berhenti akhirnya kami berhenti di area taman komplek yang tidak jauh dari sana.
"gilak capek banget gue." Ujarnya sambil berkacak pinggang.
"sorry." Ujar gue yang tidak enak melihat Hana capek berlari seperti tadi.
Hana duduk di rerumputan untuk mengistirahatkan badannya. Melihat Hana, gue juga ikut duduk di sampingnya.
"memang bener kalo bokap lo kayak gitu?" tanya Hana kepada gue.
Gue mengangguk. "bener. Padahal udah gue udah larang dari dulu." Jawab gue.
"bokap gue juga. Cuman belum ketahuan aja sih. Apa gue bocorin aja ya informasinya." Ujarnya sambil tertawa.
Gue melihatnya dengan tatapan aneh. "gila lo, bokap lo sendiri padahal." Ujar gue.
Hana menghentikan tawanya. "btw nama lengkap lo siapa sih? Sumpah gue cuman tahu kalo nama lo Nopal." Ujarnya.
Gue sedikit tersenyum melihat tingkahnya. Gue menjulurkan tangan gue agar bisa berjabat tangan dengannya. "Naufal Agna Muzakki." Ucap gue.
Ia mengangguk dan membalas jabatan tangan gue. "Hana Anastasya Sienaya." Jawabnya.
Ada jeda sesaat setelah Hana menyebutkan namanya.
"menurut lo lebih baik Hany ya dari pada gue." Tanyanya.
Gue sedikit kaget mendengar ucapan Hana barusan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Di Kelas Biologi
RandomNaufal melihat keluar jendela seakan menunggu seseorang. Kafe yang ramai dan bising membuatnya memasangkan earphone ditelinganya seakan ingin menjauh dari sana. Saat indra penglihatnya fokus kepada seorang gadis yang tampak penampilannya asal asalan...