enam

2 1 0
                                    

Sepulangnya Hana dari tempat Naufal ia bergegas pulang ke apartemennya karena ingin mencari sesuatu di laptop lamanya. Saat di mobil tadi, ia tiba-tiba mengingat jika semua gadgetnya seperti handphone, i-pad, bahkan i-watchnya di ganti dengan yang baru setelah ia mengalami kecelakaan.

Hana langsung masuk ke kamar dan menggeledah kamarnya. Ia menemukan laptop lamanya, tetapi handphone dan jam tangannya tidak dapat ia temukan.

Ia menghidupkan laptopnya dan ternyata itu masih berfungsi dengan baik.

"untuk apa hasta bohong sama gue?" tanya Hana.

Ia langsung menggeledah setiap folder yang ada di laptop itu. Hingga ia menemukan salah satu folder yang bernama KARINA. Ia membuka folder itu dan betapa tekejutnya dia saat melihat ribuan fotonya dengan seorang wanita yang entah siapa namanya.

"ini... siapa?" tanya Hana.

Ia bahkan menemukan foto mereka berlima dengan logistic geng. Bukankah itu artinya mereka begitu dekat dengan ribuan foto yang ia temukan?

"namanya Karina? Bisa jadi, soalnya gue buat folder sesuai nama sahabat-sahabat gue." Ujar hana sendiri.

"ini ingatan gue yang hilang?"

"tapi kenapa Hasta, sahabat gue, bahkan seluruh dunia membuat gue untuk lupakan Karina untuk selamanya?" Hana tidak henti-hentinya bertanya sendiri.

-

"Hana, pak Bima juga lakuin itu degan gue."

"maksud lo? Dia lecehin lo juga?"

Karina mengangguk. "semalam dia temuin gue, dan dia... perkosa gue."

Karina menangis. Hana ikut menangis saat mendengar kalimat itu dari Karina. Hana langsung memeluk Karina erat.

"kenapa lo juga harus nanggung ini semua sih Kar?"

Hana terbangun dari mimpinya. Ia menghapus air matanya dan bangun dari tempat tidurnya. Tidak lupa ia menulis mimpi itu di sebuah buku.

"pak Bima? Perkosa Karina?"gumam Hana.

Wanita yang masih mengumpulkan penuh nyawanya menatap ke Jendela. "kenapa lo juga harus menanggung ini semua sih kar? Itu yang gue bilang untuk Karina. Juga? Maksud gue ada orang lain yang pak Bima lecehin selain Karina?" tanya Hana menganalisa.

"guru brengsek." Ujar Hana dan pergi dari sana.

-


"kok abang ganteng banget sihh?" tanya Hana merengek.

"yee kamu aja yang baru nyadar kalo abang genteng." Jawab Hasta.

Hana sejak tadi memikirkan cara agar melihat reaksi Hasta jika ia menyebut nama Karina. Lalu Hana membuka handphonennya.

"Karina nama yang bagus kan bang?" tanya Hana.

Senyum Hasta seketika hilang dan Hana melihat jelas jika abangnya menjadi gelisah.

"ken... kenapa Han?" tanya Hasta.

Hana masih memeriksan reaksi Hasta. Bisa Hana lihat jika ekspresi abangnya menjadi kaku.

"kami disuruh buat nama untuk tanaman yang kami tanam." Jawab hana.

"Nama Karina bagus, tapi enggak cocok untuk tanaman yang kamu tanam." Jawab Hasta masih dengan wajah gelisahnya.

Hana mengangguk. Ia mengerti, Hasta menyembunyikan semua itu dari Hana. Berarti Hana harus mencarinya sendiri.

"ok." Ucap Hana.

-


Hana berjalan di lorong menuju kelas dan bertemu Naufal yang berjalan sendiri di depan.

"hay Pal." Sapa Hana.

"eh, hay Hana." Jawabnya.

"Hany mana?" sambung Naufal.

"gatau, gue gak bareng dia tu." Jawab Hana.

Naufal ber-oh ria.

Tepat didepan mereka berdua, ada pak Bima yang berjalan dari arah depan. Hana langsung memepetkan badannya dengan pak Bima agar bisa menyenggolnya.

Pak Bima tersentak saat bahu Hana mampu menabrak bahu pak Bima.

"Hana! Kalau jalan lihat-lihat dong!" ujar Pak Bima marah.

Hana tampak berpikir. "bapak juga, kalau nafsu lihat lihat tempat pak." Jawab Hana.

Pak Bima mendelik saat mendengar ucapan Hana.

"apa maksud kamu?!" bentaknya.

Hana tertawa. "oh rupanya cuman aku yang tahu kalau bapak ngelakuin pelecehan seksual sama muridnya sendiri." Ujar Hana.

Naufal terkejut. "apa? Pelecehan seksual?" tanya Naufal tidak percaya.

"upps, kayaknya tambah Naufal deh yang tahu pak." Ujar Hana lagi.

Hana kembali mendekati pak Bima hingga tersisa beberapa langkah lagi antara mereka berdua.

"sebaiknya bapak cepetan taubat deh. Sebelum berita ini menyebar ke seluruh sekolah."

Pak Bima masih menatap Hana.

"mungkin bapak lecehin Karina di masa lalu, tapi enggak dengan masa depan pak. Bahkan masa sekarang yang akan membalas perbuatan keji bapak kepada Karina." Ujar Hana.

Karina? Hana ingat Karina? Tanya Naufal di dalam hati.

"ingat itu pak." Ujar Hana dan langsung menarik Naufal pergi dari sana.

Mereka berjalan meninggalkan pak Bima.

"Karina? Siapa dia?" tanya Naufal.

"gue juga gatau Pal. Tapi yang jelas, akhir-akhir ini gue mimpi dia dan dia yang buat gue gak bisa tidur nyenyak." Jawab Hana.

Naufal hanya diam.

"gue tadi Cuma mastiin aja, tapi sepertinya apa yang gue mimpiin itu memang pernah terjadi." Ujar Hana lagi.

Mereka sampai di kelas Hana. Hana langsung masuk ke kelasnya meninggalkan Naufal.

"gue rasa, ingatannya mulai kembali lagi." Ujar Naufal.

-


"pak Wijaya! Ingatan Hana kembali." Ujar Pak Bima kepada ayah Hana.

"gak mungkin! Ingatan hana sudah hilang. Dokter sendiri yang bilang." Ujar Wijaya.

Bima seperti frustasi berbicara dengan Wijaya. "Hana sendiri yang bilang dengan saya kalau dia tahu saya sudah melecehkan Karina." Ujar Bima meyakinkan Wijaya.

"saya sudah bilang sama kamu, kamu tidak perlu khawatir. Saya sudah urus semua ini." Jawab Wijaya.

"tapi pak-"

"sudah, lanjutkan mengajar kamu seperti tidak terjadi apa-apa!" Wijaya kembali memerintahkan Bima.

Bima menghelas nafasnya tapi setelah itu ia keluar dari sana.

-


Enggak usah lama lama guyss, lanjut chapter selanjutnyaa

luv you all

Di Kelas BiologiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang