Setelah pelajaran Biologi selesai tibalah waktu istirahat, Naufal dan ketiga temannya pun turut pergi menuju kantin. Mereka sibuk melahap makanannya masing-masing sambil berbicara ringan. Lalu seorang cowok duduk di samping Naufal dan Rangga.
"hay, gue Niji." Ujarnya sambil tersenyum.
Naufal hanya mengangguk dan melanjutkan makan. Begitu juga dengan yang lain dan Niji.
"ji, lo anak sekolah ini kan, kasih tahu kami dong tentang apapun yang harus kami tahu." Ujar Teja.
"tenang kawan. Memang itu alasan gue masuk circle kalian." Jawab Niji santai.
"lo udah tahu tentang Hana dan Hany, jadi kita lanjut ke poin selajutnya. Lo liat cowok-cowok yang duduk di dekat Hana?"
Mereka semua mengangguk.
"yang paling kiri itu namanya Fatur. Dia ketua osis sekarang. Yang disebelah Fatur namanya Langit. Dia cowok tergabut di sekolah, dia dekat dengan guru-guru, dan playboy. Sedangkan yang paling ganteng itu, namanya Hasta. Abangnya Hana dan hany, tapi dia gak dekat dengan Hany." Jelas Niji.
"kenapa semua berputar di Hana sih?" tanya Naufal heran dengan penjelasan yang diberikan Niji.
"menurut lo? Ya karena sekolah ini punya mereka lah." Jawab NIji.
Naufal dan yang lainnya tentu saja kaget mendengar fakta baru.
"anjir, gak maen-maen rupanya si Kembar. Pantes berani banget, orang sekolah bapaknya." Saut Teja.
Niji mengangguk setuju."pokoknya kalian harus waspada dengan circle Hana dan cicle Hasta, udah cukup. Aman hidup kalian." Tambahnya.
"btw kalian berempat circle apaan? Catur?" tanya Niji karena melihat kehadiran Naufal.
"enggak Bro, cuman Nopal yang main catur. Kami circle badminton ga si." Ujar Teja.
"hooh, kami seringnya main badminton, bukan masuk geng motor." Sambung satria.
"oh, gue bisa kok main badminton, boleh kan masuk circle kalian?" tanya Niji.
Rangga tersenyum. "selamat bergabung." Ujarnya setelah itu.
-
Naufal diminta guru untuk ke ruang konseling karena ada beberapa hal yang ditanyakan sebagai seorang atlet. Sesuai petunjuk Niji, ruang konseling berada di lantai tiga. Lelaki itu masih mencari-cari dimana ruang konseling berada, tetapi kehadiran seseorang membuatnya kaget.
"nyari apa?" tanya seorang wanita.
Naufal membalik badan dan menemukan sosok Hany.
"ruang konseling." Ujar Naufal singkat.
"ohh ikut gue aja, gue juga mau kesana." Ujar Hany setelah itu menuntun jalan.
Benar kata pak Bima, sejak dikelas tadi Naufal memang melihat Hany sebagai sosok wanita seutuhnya, tidak seperti Hana yang bersikap kasar dan dingin.
"pasti kalian kaget lihat Hana kayak tadi." Ujarnya.
"lumayan. Jarang ada cewek kayak dia." Jawab Naufal.
Hany menatap Naufal dengan tajam. "jauhin Hana ya, dia memang gak jahat, tapi gue kadang suka khawatir kalo ada orang yang cari masalah sama dia." Ujarnya.
"dia udah enggak anggap lo, tapi lo masih sebaik ini."
Hany tersenyum manis. "ya seperti perkataan dia, karena kami masih terikat darah." Jawabnya setelah itu.
Naufal dan Hany sampai di ruang konseling. Ada beberapa guru disana, dan juga beberapa teman Hany. Mereka bertanya masalah kejuaraan catur yang sering diikuti Naufal dan kebersediaan lelaki itu untuk mengikuti lomba catur mewakili sekolah. Tentu saja Naufal tidak bisa mengiyakan itu karena ia sudah masuk timmnas dan takut tidak bisa membagi waktu lagi, tapi Naufal tetap bilang kalau sekolah boleh pake namanya untuk kebanggan sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Di Kelas Biologi
RastgeleNaufal melihat keluar jendela seakan menunggu seseorang. Kafe yang ramai dan bising membuatnya memasangkan earphone ditelinganya seakan ingin menjauh dari sana. Saat indra penglihatnya fokus kepada seorang gadis yang tampak penampilannya asal asalan...