09. A Cruel Orbits

130 17 24
                                    

.

.

.

Buku kedua
dari seri 'Obsession'.

Happy reading ^^

.

.

.

Alih-alih bercerita tentang pertemuan di malam itu kepada orang tuanya ataupun Jackson, Namjoon entah bagaimana malah memilih untuk bungkam. Dia semata-mata tak sanggup bila harus buka mulut mengenai keberadaan Seokjin sekarang, ataupun pada persoalan wajah pria itu yang kini telah jauh berbeda dengan sebelumnya.

Tidak bisa, Namjoon tidak bisa; meski itu berarti dirinya harus rela mengorbankan kewarasannya.

"Kenapa kau ceroboh sekali, hm?" Jackson menatap prihatin ke arah luka-luka kecil di pipi Namjoon saat kekasihnya itu datang menjenguknya ke rumah pada waktu Minggu siang.

Tersenyum tipis, Namjoon yang tengah sibuk memotong-motong buah mangga menjadi bentuk dadu itu lalu berkata, "Aku berjanji jika aku akan lebih berhati-hati lagi saat akan bermain dengan kucing liar."

Menghela napas kasar, Jackson yang masih tidak terima jika pipi Namjoon terluka akibat cakaran dari kucing jalanan itu menimpali dengan, "Pasti sakit sekali, bukan?" tangan kanan pemuda Wang itu menyentuh pelan bagian-bagian yang berbekas oleh luka kering, kemudian berlanjut mengusap lembut pipi halus tersebut.

"Sakit," balas Namjoon yang masih setia menyunggingkan senyuman, "tapi ini sudah terjadi. Maka lain kali aku tak akan sembarangan lagi saat bertindak."

Padahal, bukan kucing liar yang menghasilkan luka-luka kecil itu di pipinya, melainkan Seokjin. Lantaran enggan bercerita, Namjoon terpaksa berbohong kepada Jackson saat sang kekasih bertanya mengenai kejanggalan di wajahnya tersebut---hal yang mana juga Namjoon lakukan kepada kedua orang tuanya.

"Pipi apelku yang malang," Jackson kelihatan cemberut saat dia tak henti-hentinya meratapi pipi gembil kesukaannya yang kini terhiasi oleh beberapa bekas luka.

Terkekeh pelan, Namjoon yang lalu selesai memotong-motong buah mangga dalam bentuk dadu itu tampak mengambil sebuah garpu dan menyodorkan sebanyak satu potongan mangga ke depan bibir Jackson yang langsung saja membuat mulutnya.

"Enak?" tanya Namjoon penasaran.

Mengangguk beberapa kali selagi sibuk mengunyah, pemuda Wang itu lalu menjawab, "Manis, sama seperti dirimu."

Memutar bola matanya jengah, Namjoon memilih untuk tak ambil pusing ketika dirinya kembali memberikan suapan lainnya kepada sang kekasih yang sudah mulai sembuh dari sakitnya.

Sementara Jackson, tatapan pemuda itu masih terus terpaku pada wajah manis Namjoon. Diperhatikannya lamat-lamat keseluruhan fitur paras ayu sang kekasih dan ada satu hal lagi yang juga cukup mengganggunya sedari tadi; yaitu kedua mata si jelita yang tampak agak sembab dan merah.

"Kau habis menangis, Joon?" Jackson mengajukan tanya setelah dirinya menelan mangga yang dia kunyah.

Ada sedikit perubahan pada air muka Namjoon ketika dia mendengar kata-kata barusan, dan rasa gugup membuat yang bersangkutan tak mencoba menutupi-nutupi kala Namjoon menjawab, "Memang."

Bagaimanapun, Namjoon tak bisa mengelak. Sisa-sisa tangisnya masih tampak jelas di kedua matanya, dan cara terbaik untuk menyikapi pertanyaan Jackson ialah dengan menjawab jujur seperti tadi.

Obsession 2 [진남 × 잭남]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang