14. A Way to Keep In Touch

116 22 11
                                    

.

.

.

Buku kedua
dari seri 'Obsession'.

Happy reading ^^

.

.

.

Tiada angin tiada hujan, tiba-tiba sekali Jackson membelikan Namjoon seekor kucing berwarna hitam.

"Anggaplah ini sebagai pengganti Koko yang sudah mati," kata pemuda Wang itu ketika Namjoon menanyakan maksud si empunya.

Antara terkejut dan senang, Namjoon tentunya menerima pemberian sang kekasih dengan hati yang terharu. Sudah lama sekali sejak Koko meninggal, dan Namjoon tidak pernah berinteraksi lagi dengan kucing-kucing liar yang ada di jalanan. Sebab, bayangan mengerikan ketika Seokjin membunuh Koko selalu saja hadir di dalam benaknya, sehingga hal tersebut kerapkali membuat Namjoon merasa takut sekaligus bersalah.

Bagaimanapun, Koko mati karena Seokjin cemburu pada makhluk gemuk itu.

Tetapi untuk kucing pemberian dari Jackson, Namjoon jelas tak akan bisa menolaknya---tidak ketika hewan berbulu legam itu amat sangat menggemaskan dan begitu lucu.

"Apa kau sudah punya nama untuknya?" Jackson mengajukan sebuah pertanyaan ketika dia setia memandang ke arah Namjoon yang tampak asyik menimang-nimang si kucing, bak tengah menggendong seorang anak bayi.

Tanpa mengalihkan perhatiannya dari kucing jantan bertubuh gembul tersebut, Namjoon menjawab dengan, "Namanya Yian."

Jackson serta-merta menarik seulas senyuman tipis di bibirnya. "Nama yang bagus," sahutnya seraya mengelus pelan kepala si kucing yang tampak nyaman saat berada di pelukan pemuda manis itu.

"Gomawo, Jack," Namjoon berucap lirih dengan sepasang matanya yang kini turut menatap teduh ke arah sang kekasih. "Aku akan merawat dia dengan baik," tambahnya yang berjanji.

Masih menyunggingkan senyuman, Jackson lantas mencubit ringan pipi mulus milik si jelita. "Apapun untukmu, sayang."

Pada titik ini, diam-diam Namjoon merasa sangat bersalah kepada Jackson, sebab dirinya tidak bisa mencintai pemuda Wang itu secara utuh; tidak seperti Jackson yang mencintai dirinya dengan sepenuh hati.

Di saat yang bersamaan, Namjoon juga kembali berpikir jika Jackson seharusnya tidak jatuh cinta serta menjalin kasih dengan orang sepertinya. Pemuda itu jelas pantas mendapatkan pasangan yang jauh lebih 'baik'---bukan malah mengencani dirinya yang 'kacau' ini.

Acap kali Jackson menunjukkan kesungguhannya itu, Namjoon entah bagaimana merasa cukup terbebani, lantaran dirinya masih mengharapkan sosok Seokjin.

Jauh di dalam lubuk hatinya, Namjoon benar-benar ingin kembali ke pelukan sang kakak; meskipun hal itu jelaslah salah. Si cantik bahkan mati-matian berjuang untuk tidak mengangkat panggilan serta membalas pesan-pesan masuk dari Seokjin sejak satu Minggu terakhir.

Namjoon benar-benar menahan diri agar dia tidak lagi jatuh ke dalam kesengsaraan yang diciptakan oleh pria muda tersebut.

"Sekarang kau tidak akan kesepian lagi jika sedang di rumah," Jackson beralih mengusak pelan rambut hitam sang kekasih hingga membuat helaiannya agak berantakan.

Namjoon balik menatap lembut ke arah Jackson sembari bergumam kecil. "Well, I love you, Jack."

Kata-kata tersebut sejenak membuat Jackson menjadi diam termangu dengan kedua mata yang terpaku penuh ke sepasang manik cantik milik Namjoon.

Obsession 2 [진남 × 잭남]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang