04. (Revisi)

184 35 0
                                    

Jangan lupa Vote & komen!🩷


"A-anu... Etto..."

"[Name], apa kau merasa ada yang aneh dengan indra pengecapmu?"

"Eh? A-- um, tidak." Huft.... untung Arima tidak curiga.

"Benarkah?"

"Aaa-- I-iya." [Name] mengangguk.

"Hm.. Kalau kau merasa ada yang aneh, segera beritahukan kepadaku."

"Iya.."

"M-memangnya sebelumnya bagaimana?" Tanya [Name].

"Hm? Sebelumnya kau tidak suka bila aku menambah lebih dari satu gula batu, apalagi kalau kopinya adalah Cappucino."

"..." TERUS KENAPA KAU MALAH MENARUH LEBIH DARI SATU?!

"B-begitu..."

Jujur saja, [Name] sekarang merasa jengkel pada pria berambut putih di hadapannya ini. Tak disangka kalau Arima yang terlihat selalu serius, bisa membuatnya kesal sekaligus panik.

[Name] berdehem, "Tapi, Nii-san. Kenapa aku harus meminum kopi dengan gula batu? Biasanya gula batu dipergunakan untuk teh, 'kan?"

Arima memejamkan matanya sebentar, lalu kembali membuka mata dan menghembuskan napas pelan.

"??"

"Itu bisa membantu menahan rasa laparmu." Agar tidak memakan manusia, lanjut Arima dalam batin. Pria itu tidak mungkin memberitahukannya pada [Name], 'kan?

"Oh.."

[Name] mengangguk mengerti, walau sebenarnya itu tak harus ia tanyakan, tetapi gadis itu sudah kehilangan ide untuk mengalihkan percakapan sebelumnya dengan Arima.

Di sisi lain, di balik wajah datarnya, Arima diam-diam menelisik [Name]. Ia bingung mengapa gadis gulali itu tidak menanyakan apa maksud dari perkataannya yang, "Untuk menahan rasa lapar".

Tetapi dengan cepat, Arima menepis pikiran tak bergunanya itu.

"Omong-omong," [Name] kembali bersuara.

"Berapa lama aku tidak sadarkan diri?" Tanya [Name] penasaran.

"Satu minggu." Jawab Arima tanpa basa-basi.

Terkejut, si gadis gulali melebarkan matanya dengan mulut yang sedikit mengangga akibat tak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar.

'Apa katanya? Satu minggu? sungguh?'

"Tidak mungkin..." Gumam [Name] yang masih bisa di dengar Arima.

"Itu mungkin, kau terluka parah di bagian kepala." Sahut Arima.

Ya... memang benar sih.

Tetapi memangnya masuk akal kalau dirinya pingsan atau koma selama satu pekan lamanya?

Maksudku--- memangnya masuk akal kalau Ghoul yang memiliki kekuatan regenerasi terbaring di ranjang rumah sakit cukup lama?

Apalagi, [Name] adalah Ghoul bermata satu.

Sudah cukup jelas bahwa mungkin bisa saja kemampuannya melebihi Ghoul pada umumnya seperti di alur cerita asli.

Apa karena yang menyerangnya adalah ghoul rank SSS The One-Eyed Owl,

Atau... Arima sedang menyembunyikan sesuatu darinya?

Entah mana yang benar dirinya tak tahu, ucapan Arima memang agak meyakinkan, tetapi tetap saja gadis itu tidak mudah percaya pada pria berkepala tiga di hadapannya ini.

"I Become The Heroine?" Tokyo Ghoul:re × ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang