Jangan lupa vote & komen!🩷
"Wow. Kau memakai kacamatamu lagi,"
Mendengar itu, si surai gulali menatap pria berambut bob bernama Ui Koori di hadapannya dengan malas. Jujur, ia tak berespektasi akan bertemu orang yang jadi seniornya di lorong kantor CCG.
Lalu dengan santainya, pria berumur 26 tahun itu malah berujar begitu saja membuatnya kesal. Ia sudah mendengar itu dari Furuta dan tak mau mendengar lagi dari orang lain karena menurutnya itu menyebalkan.
[Name] tidak suka memakai kacamata.
Si gadis mengangguk kecil dengan malas menanggapi Ui. "Pandanganku jadi memburuk,"
"Oh, begitu. Ya... pengelihatanmu dari awal memang kurang bagus, sih." Ujar Ui.
"Um... Jadi sedari dulu aku memakai kacamata?" Tanya [Name] pada Ui.
"Ya. Kalau kata Hairu, sedari kau berumur lima belas tahun," jawab si pria berambut bob dengan santai.
Oh, jadi Furukawa memang memiliki pengelihatan yang buruk sedari dulu. Pikir [Name].
"Omong-omong, apa yang Ui senpai lakukan di sini?" Tanya [Name].
"Oh, aku sedang mencari Hairu,"
"Souka..."
"Kau sendiri?" Tanya Ui.
"Menemui nii-san." Jawab [Name].
Ui mengangguk paham. "Arima-san seperti biasa sedang berada di ruangannya."
"Begitu, kalau begitu aku permisi, Ui senpai." Pamit si gadis. Ia berbalik, melangkah pergi meninggalkan lorong menuju lift untuk naik ke lantai selanjutnya.
"Ugh, entah kenapa aneh mendengarnya bicara formal kepadaku..." Ucap Ui sembari berekspresi nyeleneh.
***
Di sisi lain, 5 menit sebelumnya, Arima sedang menjawab telepon. Pria itu menjawab panggilan telepon tersebut dengan malas sembari bersender pada kursi kerjanya.
Suara seorang perempuan terdengar dari telepon.
"Kemarin aku bertemu dengannya, lho."
"Hm? Kau berkunjung ke rumahku?"
"Tidak. Aku bertemu dengan [Name]-chan di toko buku Ishima,"
Arima memainkan pulpen dengan jari-jarinya. "Begitu, kau katakan apa kepadanya?" Tanya Arima. Mimik wajah pria itu jadi cukup serius.
"Hee..~ Bukan apa-apa, aku cuma bilang 'tokoh utama memang seharusnya egois, 'kan?' Kebetulan, dia sedang memegang buku yang isi ceritanya cukup gila karena tokoh utamanya egois~" Jelas si wanita dari sebrang sana.
"Apa maksudmu mengatakan itu?" Tanya Arima penasaran.
"Anggap saja aku mau membuatnya merasa seperti sedang berada di dunia di mana ia adalah tokoh utama. Seperti apa yang ia ketahui sebelumnya dari rencana kita."
"Kau ini sangat bersikeras, Eto," Arima memutar pulpen di tangannya, merasa jengah pada 'rekan'nya itu.
"Ya...~ Mau bagaimana lagi? Aku hanya ingin dia yang bersanding dengan Kaneki-kun." Eto terkekeh geli di telepon.
KAMU SEDANG MEMBACA
"I Become The Heroine?" Tokyo Ghoul:re × Reader
Fanfiction"Menjadi Heroine sang tokoh utama? Itu gila!!" Begitulah Isi hati seorang gadis bernama [FullName]. Awalnya, gadis itu hanya seorang mahasiswi biasa di jurusan Sastra Jepang. Tetapi, karena sebuah insiden ia harus meregang nyawa. Dirinya berpikir...