12.

136 29 0
                                    

Jangan lupa vote & komen! 🩷

Brukk

[Name] merebahkan dirinya di sofa ruang tamu. Kini, ia telah berada di rumahnya bersama Arima. Gadis gulali itu telah dibawa pulang sore hari ini setelah satu hari menginap di rumah sakit.

[Name] melepas kacamatanya begitu saja dan memejamkan mata, Arima menaruh tangan kiri di pinggang melihat adiknya itu. Pria itu berbicara pada [Name].

"Aku akan mengurus beberapa hal dulu. Mungkin akan selesai besok," ujar Arima.

Mendengar hal tersebut, [Name] membuka sebelah matanya sembari menatap bingung sang kakak yang sedang berdiri sembari berkacak pinggang.

"Nii-san mendapat misi?" Tanya [Name].

Arima menggeleng pelan. "Bukan. Aku akan mengurus beberapa hal untuk identitas tahanan Nomor 240."

[Name] membentuk bibirnya menjadi huruf O, matanya ia buka seluruhnya. "Jadi, dia akan mendapatkan nama?"

"Tidak, namanya telah ia dapatkan kemarin saat kau sedang tidak sadarkan diri."

"Hee.... secepat itu?"

"Ya, lagipula pihak atas telah menyetujui bahwa ia akan menjadi Investigator Ghoul." Jelas si pria berambut putih.

[Name] menatapnya sweatdrop.

Kau itu suka sekali mempercepat waktu kematianmu, ya. Arima. Batin [Name].

Ia telah mengetahui apa maksud Arima menjadikan Kaneki yang tengah kehilangan ingatan menjadi Investigator Ghoul lewat Amy. Seingatnya Arima itu memiliki rencana.

Rencana....

Rencana untuk...---

Pupilnya membesar. Eh? Rencana...

Duh, kenapa aku... bisa lupa? Pikir [Name].

Sebenarnya, [Name] telah menyadari hal ini sejak awal. Ketika ia mendapatkan kepingan ingatan Furukawa, ingatan tentang dirinya di kehidupan lalu malah tiba-tiba menghilang, terbang begitu saja entah kemana.

Awalnya ia hanya bersikap acuh tak acuh karena menurutnya, kenangan memang akan terlupakan seiring berjalannya waktu. Namun kali ini, ingatan tentang ibu dan ayah, Amy, dan informasi mengenai dunia yang ia tinggali sekarang berlahan-lahan menghilang, berubah menjadi buih di otaknya.

Bahkan ini, [Name] bahkan lupa nama kedua orang tuanya dan wajah serta suara mereka. Ingatan tentang wajah sang sahabat pun mulai memudar setiap harinya ia berada di dunia ini. Dan sekarang...? Beberapa informasi penting tentang dunia ini mulai samar-samar di ingatannya,

bahkan, terlupakan.

Contohnya ya.. sekarang ini. Tujuan sebenar Arima tak dapat ia ingat dengan jelas. Membuat otaknya nge blank, dan tanpa sadar membebani pikirannya sendiri.

"---e]"

"---ame]?"

"---[Name]."

Arima menepuk bahu kanannya untuk membuyarkan lamunan si gadis setelah beberapa kali tidak mendapat respon. Wajah datarnya tampak tidak peduli namun tersirat kekhawatiran dan kecurigaan di matanya.

"I Become The Heroine?" Tokyo Ghoul:re × ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang