14.

164 33 3
                                    

Jangan lupa vote & komen! 🩷

Arima sedang memejamkan kedua matanya sembari mendongakkan kepala dan menyenderkan tubuhnya di kursi kerja sedari tadi. Sesekali, ia menghela napas berat.

Tokk--

Tokk!

"Nii-san aku masuk, ya." Sahut seseorang dari balik pintu.

Sontak, Arima membuka kedua netra kelabu miliknya, dan mendapati sang adik yang masuk ke dalam ruang kerjanya. "Ah, [Name]."

Si gadis mendudukan diri di sofa, lalu bersender. "Hari ini aku tidak ada misi atau patroli," ucap si gadis.

"Begitu? Apa kau sudah bertemu Akira?" Tanya Arima.

[Name] menggeleng pelan. Untuk apa ia menemui wanita berambut pirang pucat itu? Mereka tidak punya hal yang harus dikerjakan bersama.

"Memangnya ada apa?"

"Ini tentang kejadian patrolimu kemarin. Akira ingin meminta maaf, lalu soal Egawa, pangkatnya di turunkan."

Sontak [Name] membelalakan matanya, Tak mungkin karena aku, 'kan? Pikir [Name] dalam benaknya.

Arima yang mengerti tatapan si gadis langsung menjawab. "Bukan karena kau. Ternyata ada kecurangan saat dia naik pangkat. Semua prestasinya itu palsu. Seharusnya Shirozaki Senbe yang menjadi First Class, namun, Egawa berbohong, jadi dia yang mendapatkan kenaikan pangkat. Kini, pangkat Egawa menjadi Rank 2, di bawahmu." Jelas Arima panjang lebar.

"Hee.... Egawa melakukan itu? Berani sekali." Tanggap [Name]. Gadis itu tak menyangka bahwa pria bernama Egawa Jiro yang menurutnya menyebalkan itu bisa melakukan hal kotor seperti itu.

Tapi, bagaimana Egawa bisa melakukannya?

"Tunggu, kecurangan?" Ulang [Name]. Gadis itu mengangkat alisnya.

"Ya," Arima mengangguk samar. "Dia berasal dari keluarga kaya raya yang bekerja sama dengan keluarga Washuu dan keluarga Marude untuk segala kebutuhan CCG, makanya, tak ayal jika ada kemungkinan ia akan mesabotase para investigator agar pangkatnya naik,"

"Apa Washuu-sama mengetahui hal ini?"

Arima menggeleng. "Tidak, Egawa menyuap dan mengancam setiap investigator yang menjalani misi bersamanya. Termasuk Shirozaki,"

"Begitu, ya..." [Name] menempelkan jempol di dagu, gadis itu tak menyangka bahwa Shirozaki terlibat.

"Jadi, Shirozaki menerima uang suap itu?"

Arima menopang pipi kirinya sembari menatap [Name] dengan ekspresi datar. "Ya, ia terpaksa karena diancam." Jawabnya.

"Oh.. Jadi, Shirozaki naik pangkat saat ini?" Tanya [Name] lagi.

"Kemungkinan besar. Washuu-sama dan Yoshitoki-san belum membicarakan apapun, kalau untuk Egawa, selain pangkatnya di turunkan, ia dan keluarganya juga mendapat sanksi." Jelas Arima.

[Name] mengangguk paham, dalam hati, ia bersorak puas ketika mendengar Egawa mendapat sanksi. Gadis itu agaknya masih merasa kesal kepada pria NPC itu karena begitu pengecut.

Di sisi lain, ketika [Name] tengah menertawakan Egawa dalam batin, Arima, si pria berkacamata itu terlihat mengangkat alisnya karena terkesiap pelan ketika mengingat sesuatu.

"[Name], apa kau sibuk?" Tanya Arima tiba-tiba.

"Ha?" [Name] memiringkan kepalanya yang tengah bersandar pada sofa, sembari menatap kakaknya bingung. Tadinya ia akan bermain ponsel. Namun urung lantaran Arima malah bertanya kepadanya.

"I Become The Heroine?" Tokyo Ghoul:re × ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang