05.

158 34 2
                                    

Jangan lupa Vote & komen🩷

Btw, masih flasback, ya. Tapi, ada peringatan, nih. Chapter ini mengandung unsur kekerasan terhadap anak. bijaklah dalam memilih bacaan.









~•~•~•~•~•~•~•~•~

"Sangat klise."

Tersenyum remeh, gadis gulali itu menganggap bahwa semuanya akan menjadi mudah.

Dengan sombong, gadis itu menganggap keberuntungannya kali ini karena sang dewa utama berpihak padanya.

Meski ia sempat membenci dewa-dewa karena tidak kompeten menjaga dunia manusia dan tempat yang mereka tinggali sendiri, Tapi gadis itu kini sangat berterima kasih pada mereka karena,

Takdir barunya telah terukir seperti ribuan bunga mawar merah yang mekar bersamaan.

Sungguh indah.

Setidaknya begitulah pikirannya saat ini.

[Name] bahkan tidak tahu, kalau para dewa sedang menyiapkan kesialan akan menimpanya berturut-turut.

Kembali pada cerita, [Name] tiba-tiba di kejutkan dengan posisinya yang tiba-tiba berada di rumah keluarga Furukawa yang pernah ia lihat sebelumnya saat pertama kali.

"Tadaima!"

"Ara, Okaeri [Name]." Alisha menyambut anaknya yang baru saja pulang, tetapi bukannya menyambut dengan wajah tersenyum, hanya tatapan dingin dan wajah datarnya membuat [Name] bertanya-tanya mengapa Alisha bisa membuat ekspresi itu kepada masa kecilnya.

"M-mama?" [Name] kecil bertanya dengan takut, ia terlihat agak gemetar.

'Sebenarnya kenapa sih?'

[Name] yang di sisi lain memerhatikan kedua ibu dan anak itu seperti hantu karena keberadaannya tidak bisa di lihat di dalam kepingan ingatan ini, terus memunculkan berbagai pertanyaan tanpa jawaban di pikirannya.

Dia hanya bisa mendapat jawaban jika ingatan ini selesai.

"Dari mana saja kamu, nak?" Alisha bertanya dengan datar, wanita dewasa itu bersidekap dada.

"A-aku baru saja..."

"Jawab dengan benar!!" Bentak Alisha. Bukan hanya gadis kecil itu yang kaget, tetapi [Name] juga.

Bagaimana bisa seorang ibu membentak anaknya? Sialnya, [Name] malah teringat ibunya di kehidupan yang lalu.

"M-maaf, Mama..." [Name] kecil menjawab dengan gemetar, menahan tangis.

"Aku kan sudah bilang padamu agar tidak ke mana-mana! Kenapa kau bandel sekali, sih? Sudah aku bilang sekarang itu waktunya kau belajar bela diri!" Omelnya panjang lebar.

"T-tapi, ma.. Aku lelah... A-aku hanya berjalan-jalan sebentar, saja..." [Name] kecil menyanggah.

"Tck! Jangan banyak alasan! Kemari kau!" Alisha menarik pergelangan tangan anaknya dan menggusurnya ke halaman belakang.

"I Become The Heroine?" Tokyo Ghoul:re × ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang