Episode 9 : Selamat Tinggal, Jung Eun Kyung

10 8 0
                                    

Backsound : Goodbye My Love - Ailee

***


Semalaman dia hampir tidak bisa tidur karena pikirannya dipenuhi oleh percakapan serius dengan Won Bin. Bagaimana tidak? Rahasia sebesar itu harus dia dengar dengan sangat tiba-tiba.

Paginya, Ji Chan masih harus berangkat ke sekolah dengan diantar oleh sopir pribadinya. Selama di perjalanan menuju sekolah, dia merasa tubuhnya lemas, matanya sulit dibuka, dan terus menguap karena mengantuk. Saat mencoba tidur untuk beberapa saat, notifikasi telepon dan pesan masuk membuatnya terbangun kembali. 

Appa

Appa harap kau sudah melakukannya.

Sepulang sekolah, datanglah ke tempat les. Appa sudah mendaftarkanmu kemarin.

Datanglah tepat waktu dan belajar dengan baik.

Pesan itu terlihat kaku dan memaksa, membuat Ji Chan mendesah panjang. "Huh."

"Apakah Tuan Ji Chan baik-baik saja?" tanya Hae Kang yang sedari tadi memperhatikan anak majikannya itu.

"Sudah aku bilang, jangan memanggilku seperti itu. Aku tidak nyaman mendengarnya."

Saat tiba di sekolah, Ji Chan berjalan lesu menuju ruang taekwondo. Langkahnya terasa berat dan dia terus menguap karena kurang tidur. Semua anggota sudah mulai berlatih. Hari itu, Ji Chan datang terlambat, tidak seperti biasanya.

"Kenapa baru datang?" tanya pelatih Kim.

"Maaf, Ssaem."

"Jangan pernah datang telat lagi, paham?"

"Paham, Ssaem."

"Bersiaplah dan segera berlatih, cepat."

Sambil berlari kecil, Ji Chan menaruh tasnya di samping kursi yang biasa Eun Kyung tempati, namun hari itu guru Han yang menempatinya. "Selamat pagi, Ssaem?" sapa Ji Chan.

"Ji Chan-a, apa kau sakit?" Guru Han bertanya hanya dengan melihat Ji Chan sesaat. Tentu saja guru Han tahu karena dia adalah seorang dokter muda.

"Tidak, Ssaem. Aku hanya kurang tidur," jawab Ji Chan, mencoba untuk tetap berdiri tegak meskipun tubuhnya menolak. "Ssaem, apakah Eun Kyung tidak masuk hari ini?"

"Entahlah. Dia tidak memberi kabar."

Ji Chan mulai bergabung dengan anggota lainnya. Rasanya seperti dunia di sekelilingnya menjadi kabur, sementara tubuhnya bergerak otomatis mengikuti perintah. Teman-teman satu timnya memperhatikan perubahan Ji Chan yang biasanya selalu menjadi paling semangat di antara mereka. Tetapi hari itu, energinya seolah-olah tersedot habis.

Saat melakukan tendangan berputar, gerakannya terlalu lambat dan tidak seakurat biasanya, membuat pelatih Kim harus menghentikan latihan untuk sementara.

"Yoon Ji Chan, apa denganmu? Sedari tadi kau terlihat tidak fokus?" Pelatih Kim menegurnya dengan serius.

Bibirnya terasa kaku, dan tenggorokannya kering. "Maaf, Ssaem."

"Tidak ada alasan untuk tidak fokus. Beberapa minggu lagi kau akan bertanding. Jika kau tidak bisa memberikan yang terbaik, lebih baik kau istirahat," balas pelatih Kim dengan nada tegas.

Biasanya, Ji Chan adalah salah satu yang terbaik dalam tim, tetapi hari itu dia merasa seperti beban. Keringat dingin mulai mengalir di pelipisnya, bukan karena latihan, tetapi karena tekanan yang semakin menumpuk.

Selama sisa latihan, Ji Chan hanya mengikuti gerakan tanpa antusias. Tubuhnya mungkin ada di sana, tetapi pikirannya melayang jauh. Setelah beberapa menit berlatih, Ji Chan mulai merasa pusing. Pandangannya mulai berbayang, dan saat mencoba menendang, kakinya goyah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 19 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Genuine Lies : Kebohongan Yang NyataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang