HAPPY READING
01
Detik demi detik berlalu, seiring bergeraknya arloji bundar yang melingkar di tangan kiri Felixia ke arah kanan. Felixia memandang ke bawah sana, ke arah jalan raya dan gedung-gedung yang jadi tampak kecil dari posisinya saat ini. Cahaya jingga mulai bergeser, menyapa sesaat sebelum menghilang. Warna gelap mulai menyapa dengan lampu-lampu kota yang mulai menyala. Titik-titik cahaya kuning mulai bertebaran di bawah sana. Satu persatu muncul dan mulai menggantikan cahaya senja. Kota ini mulai menutup hari dan Felixia menikmati waktu dimana langit berubah menjadi ungu.
Felixia menjatuhkan pandangannya ke bawah. Wajahnya yang semula mengukir senyuman karena suasana hatinya yang dimainkan oleh warna-warni langit yang mulai memudar seiring berjalannya waktu, seketika memasang wajah datar ketika dia melihat seseorang di bawah sana yang sedang berada di depan sebuah kios donat. Lelaki dengan kaos hitam dan luaran kemeja kotak-kotak hitam, serta tas sandang hitam yang dibawanya. Bahkan dengan melihat punggungnya saja, Felixia sudah merasa kesal.
Setelah selesai membeli donat di kios merah tersebut, lelaki itupun berbalik badan, tanpa sengaja menoleh ke atas dan membuat Felixia yang sudah memandanginya duluan jadi sedikit gelagapan. Alih-alih melemparkan senyuman, lelaki itu menjulurkan lidahnya, meledek.
Felixia yang semula sudah memasang wajah kesal, lantas semakin panas melihat ekspresi lelaki itu yang kemudian pergi melenggang dengan santainya meninggalkan Felixia yang terbakar api kekesalan. Ingin rasanya Felixia melemparkan kamus tebal yang di atas meja belajarnya ke kepala lelaki itu.
"Fel," panggil Ryujin, membuat Felixia spontan menoleh ke belakang. Ryujin memasuki kamar Felixia dengan penampilan yang berantakan. Tanpa Felixia tanya pun, Felixia sudah tahu kalau perempuan ini baru saja pulang dari kampus dan menyelesaikan ujian praktikum susulan yang notabenenya sudah pasti jauh lebih sulit dibandingkan ujian praktikum normal. "Kamu tidak masak apapun?"
Felixia menggeleng. "Aku belajar untuk ujian remedial besok pagi."
"Ambisius banget," Ryujin mencibir. "Dosennya sudah dihubungi, belum?"
"Sudah tadi, aku yang menghubungi," jawab Felixia, menghela napasnya. "Kalau bukan aku, sepertinya tidak mungkin ada yang berinisiatif untuk hubungi dosen, deh."
Ryujin menaikkan sebelah alisnya. "Kamu sudah tahu belum, anggota ujian remedial besok pagi?"
Felixia menggeleng. "Terserah, asalkan tidak ada Seungmin."
"Seungmin?" Ryujin mengernyitkan dahinya. "Masih saja sebal dengan dia?"
"Ryu, asal kamu tahu, aku ikut ujian remedial blok ini juga karena dia. Kalau bukan karena kebodohan dia yang lupa alat praktikum yang kita titipkan ke dia dan akhirnya buat kita didepak dari laboratorium waktu itu, aku yakin nilaiku tidak akan sejelek ini."
"Setidaknya, kalian tetap diberi kesempatan untuk praktikum, tapi tetap gagal menentukan hasilnya," ucap Ryujin, menaikkan kedua bahunya. "Jadi, ya sudahlah, jangan menyalahkan Seungmin terus."
"Baru saja aku liat dia di bawah. Mukanya menyebelkan banget," geram Felixia. "Eh, tapi, sepertinya tidak ada mahasiswa laki-laki yang ikut ujian remedial besok, deh. Kalau ada, harusnya sudah inisiatif untuk menghubungi dosen lebih dulu perihal ujian remedial besok pagi."
"Belum tentu," kata Ryujin, berjalan keluar dari kamar Felixia. "Laki-laki itu dirancang bukan untuk peka dengan hal begituan."
Felixia dan Ryujin adalah roommates. Mereka berdua berada di fakultas yang sama, kelas yang sama, bahkan nomor absen yang berdekatan. Mereka berdua adalah mahasiswa kedokteran gigi dan saat ini, duduk di semester empat. Setelah ujian remedial ini berakhir, Felixia akan menikmati liburan semester sebelum semester lima dimulai, sebulan lagi.

YOU ARE READING
You Are the Apple of My Eyes
FanfictionSEUNGMIN-FELIX ⚠⚠WARNING⚠⚠ Rated: R-Restricted [17+] Genre: Fanfiction, Romance, Medical Tags: #genderswitch, #student, #music, #dental, #ageofyouth, #fluffy, #volleyball, #youngadult Seungmin adalah mahasiswa kedokteran gigi yang memiliki cita-cita...