OPS-----13

279 56 9
                                    


  Waktu makan malam telah tiba jisoo dan jennie pun selesai memasak walaupun disertai rengekan jisoo yang selalu gagal melarikan diri dengan berbagai alasan yang ia buat.

" huftt akhirnya selesai juga terima kasih kakakku yang cantik walaupun kau tak banyak membantu dan hanya merengek selama kita memasak" cibir jennie yang dibalas delikan oleh jisoo.

" sudahlah jangan dibahas terus sekarang lebih baik kau ke atas panggil adik adik yang lain biar aku yang menyiapkan semuanya cepatlah husss husss" usir jisoo.

Jennie pun bergegas ke lantai atas untuk memanggil adik adiknya yang lain.
Sesampainya di lantai atas ia mengetuk satu persatu pintu kamar adiknya mereka bergegas turun setelah mendengar kata makan hingga sampai di depan pintu kamar kedua adik bungsunya, jennie sedikit ragu saat akan mengetuk pintu kamar rora. Meskipun begitu ia tetap melakukannya, namun setelah mengetuk beberapa kali ia tak juga mendapat respon dari si pemilik kamar. Dengan ragu ia mencoba memegang knop pintu dan ternyata pintunya tidak dikunci ini adalah pertama kalinya jennie kembali memasuki kamar rora setelah kematian kedua orang tua mereka, tak ada yang berubah semuanya masih sama mulai dari warna cat tembok yang didominasi warna ungu muda dan beberapa hiasan berwarna kuning di setiap sudut kamarnya tidak lupa boneka panda yang harus ada di kamar itu. Berpikir sejenak sejauh apa ia telah membenci adiknya ini perlahan ia sadar bahwa perkataan jisoo benar adanya semuanya adalah takdir dan tidak seharusnya ia membenci anak kecil yang bahkan belum mengerti apapun pada saat itu.

Tatapannya beralih pada wajah sang adik yang tertidur lelap masih dengan seragam basket nya dan ini pertama kalinya pula ia memandangi wajah sang adik yang telah beranjak remaja ini. Dengan sadar ia melangkah mendekati rora dan mengusap rambutnya pelan ia pun mencium kening rora dan berbisik

"maafin kakak ya dek, kakak merasa bersalah banget sama kamu nggak seharusnya kakak salahin kamu atas hal yang ada diluar kendali sungguh kakak malu sama kamu kakak bingung harus ngomong apa sama kamu jujur kakak pengen banget manjain kamu sama kayak kakak manjain chiquita tapi kakak bingung gimana harus memulai kakak nggak tau harus gimana bersikap sama kamu dek, kakak juga takut kalo kamu juga benci sama kakak" ucap jennie seraya mengusap air matanya yang entah sejak kapan terus menetes.

Sebenarnya sejak jennie mengelus rambutnya rora sudah bangun tapi dia memutuskan berpura pura tidur setelah mendapat ciuman dari jennie, ia pun penasaran dengan apa yang akan dikatakan oleh jennie.

Setelah cukup tenang jennie pun bergegas pergi dari kamar rora, namun saat akan beranjak rora memegang tangannya dan berkata

"Aku udah maafin kakak kok kakak jangan merasa bersalah sama aku kepergian mama dan papa memang aku juga ikut salah dan aku nggak pernah benci sama kakak sedikitpun jujur aku kangen banget sama kakak terkadang aku iri sama adek yang bisa gampang banget manja sama kakak kadang aku mikir kapan ya aku bisa manja lagi sama kakak dan setelah denger curhatan kakak tadi aku seneng banget kalo kakak udah nggak marah lagi sama aku, aku masih mikir kalo ini mimpi aku nggak mau bangun dari mimpi ini karena ini hal yang selama ini aku inginkan hmmm boleh aku peluk kakak?" tanya rora seraya menunduk tak berani menatap jennie. Mendengar permintaan adiknya itu jennie merasa tersentuh dan tanpa aba aba ia memeluk rora dengan sangat erat.

"Boleh dong kamu nggak perlu minta ijin kalo mau peluk kakak mulai sekarang kakak janji nggak bakal beda bedain kamu lagi sama yang lain maafin kakak mu yang egois ini ya bayi panda ku yang manis kakak sayang banget sama kamu" ujar jennie sambil menciumi pucuk kepala rora yang membuat mereka berdua tertawa bersama.

"Kak udah dulu peluknya ya aku mau mandi dulu tadi pulang latihan langsung tidur jadi kayaknya aku bau deh kakak turun duluan aja nanti aku nyusul kok" ucap rora sambil berlari menuju kamar mandi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 01 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

OUR POOR SISTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang