Chapter 7 ' Pohon Apel

867 32 1
                                    

Happy reading
Typo bertebaran

Qiara menyenderkan tubuhnya lemas pada Saka. Bibirnya pucat membuatnya seperti mayat hidup, seakan akan darah tak mengalir di badan seputih porselinnya.

"Masih mual?" tanya Saka.

Qiara mengangguk pelan dan membalik tubuhnya memeluk Saka, biarkan saja Saka kelelahan karena terus memangkunya.
"Saka capek gk?" Tapi sayangnya Qiara tidak bisa membiarkan Saka kelelahan karenanya.

"Hm? Harusnya aku yang nanya, kamu gk capek?" Saka mengusap pelan surai panjang Qiara yang lembut, mengingat hari ini Qiara diajak bermain oleh Irena sedari pagi sampai sore, padahal Qiara belum sembuh total dari jetlag nya.

Ini sudah hari ke dua mereka ada di Denmark, tapi Qiara masih terserang jetlag.

"Capek, tapi aku suka main sama mommy"

"Besok jangan main dulu, nanti kita sewa hotel diluar sampe kamu sembuh"

Qiara mengangkat kepalanya dan menatap Saka cemberut. "Iiih, gk mau besok kan James mau dateng!".

Saka mendatarkan wajahnya, tak suka mendengar ucapan Qiara. Hidup lama bersama Saka memang belum dapat membuat Qiara bergantung 100% kepadanya, Qiara terkadang masih bisa melupakannya begitu saja saat bertemu dengan orang lain. Gadis kecilnya ini masih belum bisa merasakan kehilangan seperti yang Saka rasakan.

Qiara memang masih terlalu lugu dan kekanak kanakan, untuk mengerti Saka yang seorang dominan dan dewasa.

"Gk usah ketemu dia" larang Saka menyandarkan wajahnya di bahu kecil Qiara, melabuhkan beberapa ciuman basah di leher Qiara membuat sang empu sedikit kegelian.

"Tapi kan Saka udah janji"

"Aku gk suka"

"Kenapa? James itukan adik kamu, Saka gk boleh gitu"

"I'm jealous Anna"

Suara serak basah Saka berhasil membuat tubuh Qiara meremang, apalagi hembusan nafas hangatnya terus menggelitik titik sensitif Qiara.

"Saka geli" erang Qiara berusaha mendorong Saka dan menghentikan tangan nakalnya yang menelusup masuk menari nari di dalam baju Qiara.

Saka menghentikan aksinya membuat keheningan melanda kamar yang dingin itu. "Berenti ngomong kamu- kamu ya" ucap Saka memecah keheningan.

Qiara menyerngit pelan, terus Qiara harus ngomong pake bahasa apa? Isyarat?.
"Terus? Lo gue? Lo mau kemana ganteng? Jalan yuk" bisik Qiara ditelinga Saka membuat Saka menggigit pelan bahu putih Qiara.

"Awh"

Gadis kecil ini selalu berhasil membuatnya ingin memakannya sekarang juga, jangan salahkan Saka jika suatu saat dia akan menjadikan Qiara seorang wanita sebelum waktunya.

"Anna!"

Qiara tersenyum menggoda membuat Saka menutup matanya, mencoba menampik semua pikiran kotor di kepalanya.
"Let me kiss you Sir".

Belongs To SakaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang