"Oh, you and me, we got big reputations."
—
Define a hot mess.
Ini punyaku:
Bayangkan kemeja shark collar Saint Laurent dan jaket denim Faith Connexion di atas lantai gedung kampus yang kotor bekas diinjak-injak. Rantai di jaket denim-ku tersangkut di celana panjang Thom Browne Daniel. He's got a better drip that I do today, I gotta admit that. But what the hell are we doing here? Bagaimana kami bisa berakhir di lantai, badan Daniel sepenuhnya menekan badanku, paru-parunya bernapas dengan napasku?
Dari total ratusan mahasiswa di fakultas Teknik, aku tidak menyangka akan berakhir di lantai dengan si brengsek ini.
Karena dia menggigit pipiku.
Aku meringis.
Cowok ini bukan main beratnya. Kuduga itu akibat dari otot-otot yang sudah dia timbun sejak mulai work out setelah kami lulus SMP. Aku melihat ketika dia menggenggam rim dengan tangan kosong, menghela tubuhnya naik turun, lalu menge-bump lawannya hingga jatuh terjengkang.
Adrenalin mengaliri urat-urat di tanganku, menjerit dan mendesak untuk dikeluarkan. Dengan sisa-sisa tenaga yang kupunya, aku mendorong Daniel dan balas menindih cowok itu. Badanku kugulingkan ke samping, lalu pergelangan tangannya kugenggam kuat-kuat sampai ujung-ujung jemari cowok itu membiru.
Terhimpit di antara lantai dan bobot tubuhku, Daniel hanya bisa tersengal-sengal, kehabisan napas.
"They would love this," kata Daniel, tertawa, lalu memberikan pipinya untuk kucium, tapi aku lebih ingin menamparnya.
Kami mendapat penonton, tentu saja. Apa pun yang melibatkan Daniel selalu mengundang perhatian khalayak ramai. Student athlete yang jarang di kampus dan super filthy rich kid yang bahkan lebih jarang di kampus lagi, saling membelitkan lengan dan tungkai yang digelayuti boots, jam tangan, dan sabuk yang cuma dijual di Harrods atau Avenue Montaigne. Bertengkar atau make out, mereka nggak peduli. Selama mereka dapat bahan untuk gosip, kamera-kamera tetap diangkat.
"Kenapa berhenti?" Daniel terkekeh. "Go on. Spit on me. Spit on me like the bad girl you are."
Dapat kudengar seisi lobi terkesiap. Gigi-gigiku gemertakan. Kalau dia ingin membalas dendam soal yang semalam dengan merusak reputasiku, maka aku akan melakukan hal serupa.
Akan kubuat semua orang di fakultas Teknik mengingat namaku saat melihat wajah cowok ini.
Aku mengambil drawing pen rOtring ukuran 0.5 dari kemeja Saint Laurent-nya dan menggambar tiga garis kumis kucing masing-masing di pipi kiri dan kanan cowok itu.
Wajah Daniel berubah sepucat beras mentah.
Aku mengembalikan drawing pen rOtring itu ke tempat asalnya sebelum berdiri dan memulai walk-of-fame ke kelasku yang, untungnya, tidak sama dengan kelas Daniel.
☆
KAMU SEDANG MEMBACA
Kiss & Tell
RomanceSemua orang tahu Daniel Desjardins, eye candy Basalt yang bikin cewek-cewek mendadak suka nonton basket. Cowok itu bintang di By the Beach; apa saja yang cowok itu inginkan, bisa cowok itu dapatkan. Kecuali satu hal. Namaku Marki del Rosario, usiaku...