CHAPTER 5

1.3K 112 2
                                    

Jangan lupa tinggalin jejak ya guys
🍂

"Ini cerita udah sampe mana yahh?? Mana lupa lagi dah lama banget gue bacanya" gumam Erisca. Setelah makan malam Erisca langsung kembali ke kamarnya kamar Erisca berada ditengah antara kamar Erick dan ayahnya di sebelah selatan kediaman sedangkan Isabella memilih sebelah Utara kediaman yang dahulunya merupakan kamar-kamar untuk tamu. Walaupun kediaman Baron Shailendra tidak sebesar kediaman Baron lainnya tapi tetap saja kediaman Shailendra menyediakan kamar tamu sedangkan pekerja terdapat di bagian belakang kediaman."

Erisca termenung di meja belajar sambil mengetuk-ngetuk kan pena dari bulu ayam mencoba mengingat-ingat kejadian penting yang terjadi dalam alur yang mungkin terlewatkan. Selama 4 thn menjalani hidup sebagai Erisca ia mencoba mengumpulkan memorinya yang sempat terkubur. Erisca menulisnya menggunakan aksara Sunda agar tidak ada yang bisa membacanya.

"Di novel kan di ceritain kalo keluarga Shailendra runtuh tuh karena kelakuan Isabella yang pergi setelah menceraikan Baron Shailendra aka Pharell my Daddy dengan menjual seluruh aset berharga termasuk rumah" ujar Erisca hingga dahinya mengerut karena terlalu banyak berpikir.

"Nah itu juga gue tau cuma ada beberapa kalimat dari bangsawan yang lagi gosip waktu minum teh .setelah itu katanya keluarga Shailendra menghilang gak ada kabar. Nah kejadiannya itu kapan sama bagaimana njing " Erisca benar-benar frustasi karena segala rencana untuk meluluhkan hati wanita gila alias ibunya itu gagal dan hanya tinggal mencegah serta mempersiapkan diri untuk kemungkinan terburuk.

"Uang tabungan yang gue kumpulin udah 356 koin emas, 700 perak dan 69 perunggu" Erisca sudah menabung sejak ia berusia 1 setengah tahun. Anggaran bulanan Erisca 15 koin emas/bulan berbeda dengan Erick yang hanya 10 koin emas/bulan walaupun tidak sepadan dengan anggaran anak bangsawan lainnya yang mencapai lebih dari 50 koin emas/bulan serta memiliki anggaran berbeda dengan pakaian dan aksesoris yang mereka gunakan.Erick dan Erisca tetap bersyukur dan sudah belajar menggunakan uang sesuai keperluannya walaupun mereka harus membeli pakaian dari penjahit biasa namun asalkan nyaman dan memiliki kualitas yang baik mereka tidak masalah. Mereka juga mengetahui keadaan keuangan keluarganya tidak sebaik keluarga bangsawan lainnya.

"Kalo bisa gue gagalin kalo engga gue harus usaha sendiri dongs" Erisca merasa benar-benar pusing saat ia mengetahui nasib buruk yang akan menimpa keluarganya."mana pake lupa lagi waktu kejadiannya" keluhnya sambil menuju tempat tidur.

"Dah lah minding turu" ujar Erisca berusaha memejamkan matanya hingga akhirnya terlelap.

___________

Kicau burung bagaikan melodi di pagi hari menyatu dengan sejuknya embun yang menyegarkan. Tak menjadi penghalang untuk bangkit dari tempat tidur yang nyaman. Erisca hari ini memang akan pergi bersama ayahnya dan Erick Willy dan juga Daniel sudah pasti ikut karena kebetulan hari ini Daniel tidak memiliki kelas, setelah sekian lama hanya berdiam diri di kediaman dan ladang Pharell menawarkan untuk berlibur karena hasil panen kali ini sangat melimpah.

"Ayah kita akan pergi kemana?" Tanya Erisca ingin tau tujuan liburannya.

"Kita akan ke daerah Count Serin" beritahu Pharell

"Ouh di daerah perbukitan itu kan yang berdasarkan rumor memiliki pemandangan yang indah?" Erisca sempat mendengar bahwa bukit di daerah Count Serin sangat indah. Walaupun di kediaman hanya ada 3 pelayan karena pelayan pribadi Isabella juga tidak pernah di bawa setiap Isabella pergi entah karena takut kegiatan nya dilaporkan kepada ayahnya.

Lady?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang