CHAPTER 9

1.9K 185 48
                                    


Sudah satu Minggu sejak hari dimana di temukan nya batu permata mata air biru. Semua proses pembelian sudah selesai.

"Ayah aku sudah tidak melihat ibu selama 10 hari ini kemana sebenarnya ibu ayah??" Erisca yang baru saja menyelesaikan sarapannya bertanya kepada ayahnya. Entah mengapa perasaannya menjadi tidak tenang sekarang.

Pharell dan yang lainnya yang mendengar pertanyaan Erisca berpikir bahwa Erisca merindukan kasih sayang ibunya hal itu membuat semua menatapnya dengan sendu begitu pun Erick. Pharell tak bisa untuk tidak merasa kecewa dalam hatinya, saat melihat kedua anaknya tumbuh tanpa kasih sayang ibunya.

"Mungkin ibumu sedang memiliki urusan di luar sayang" Pharell nampak menjelaskan dengan hati-hati.

Erick tak bisa untuk tetap diam melihat adiknya yang masih menanyakan wanita kejam yang telah menyiksa mereka berdua.

"Kenapa kamu masih menanyakan wanita jahat itu?" Kesal Erick

"Tidak hanya saja aku merasa ada yang membuat ku tidak nyaman"

"Apa yang kamu rasakan sayang apakah sakit?"Tanya Pharell langsung memangku Erisca.

Erick yang mendengar Erisca sakit langsung berdiri dan menghampiri ayahnya."Dik dimana yang membuatmu tidak nyaman?" Ujarnya khawatir.

Erisca tak mengatakan apapun hanya menyentuh bagian dada kirinya saja menunjukkan bagian yang membuat nya tidak nyaman. Sambil menyenderkan kepalanya pada dada sang ayah mencari kenyamanan.

"Apakah dadanya sakit?"tanya sekali lagi Pharell memastikan.

"Tidak, tapi selalu berdebar dan perasaan Risa sangat tidak nyaman " jawabnya dengan suara lemah.

"Baiklah hari ini Risa tidak boleh bermain dulu okey, ayah akan menemani mu istirahat " ujarnya

"Kakak juga akan menjaga Risa" timpal Erick.

Pharell tersenyum melihat kedua anaknya yang saling menyayangi satu sama lain. Bila salah satunya terluka maka satu lainnya akan berada di sampingnya dan menggenggam tangannya memberikan dukungan.

Namun di sisi lain Pharell juga sedih karena kedua anaknya tumbuh tanpa kasih sayang ibunya.

"Sekarang Risa istirahat di kamar ya" tanya Pharell.

"Halaman belakang " ujarnya terendam , karena wajahnya di sembunyikan di dada bidang sang ayah. Erisca benar-benar merasa akan terjadi sesuatu yang buruk.

"Baiklah kita akan ke halaman belakang" Pharell hanya bisa menuruti keinginan putri nya agar membuat nya kembali tenang. Sebenarnya ia juga bingung apa yang membuat putrinya begitu gelisah, atau karena mengkhawatirkan ibunya?

Pharell dan Erick menuju halaman belakang. Sedangkan Willy, Daniel dan Yunie mengerjakan pekerjaan mereka masing-masing.

Saat tiba di halaman belakang Erisca masih duduk di pangkuan Ayahnya dengan lesu. Keindahan taman belakang yang asri tak dapat menghilangkan kegelisahan nya. Erick yang melihat Erisca murung menjadi kesal karena berpikir bahwa Erisca begitu merindukan ibunya.

_____________________________

Keheningan yang begitu lama terjadi diantara ketiga nya. Tidak ada pembicaraan ataupun cerita seperti biasanya harus pecah karena suara derap langkah yang begitu tergesa-gesa di lorong kediaman.

Terlihat Willy menghampiri mereka dengan tergesa.

"Tuan ada nyonya dan beberapa orang membuat keributan di depan" seru Willy setelah sampai di hadapan ketiga nya.

Lady?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang